• Login
  • Register
Selasa, 28 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Long Life Education

Pendidikan yang memanusiakan dan mengedepankan kesetaraan harus dirawat sepanjang perjalanan pendewasaan manusia.

Nuril Qomariyah Nuril Qomariyah
09/11/2020
in Kolom, Personal
0
123
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pemuda merupakan generasi yang menjadi identitas potensial masyarakat sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa sekaligus menjadi sumber pembangunan bangsa, hal ini menjadikan pemuda sebagai harapan bangsa di masa yang akan datang. Peran pemuda juga memiliki pengaruh kuat terhadap lahirnya beragam inovasi salah satunya dalam bidang pendidikan. Tidak dapat dipungkiri, pendidikan merupakan tonggak utama perubahan bangsa menjadi lebih baik kedepannya.

Di Indonesia, pendidikan seakan memiliki sekat dan batasan batasan tersendiri dengan jenjang-jenjang yang telah kita ketahui bersama mulai dari tingkat sekolah dasar sampai terakhir jenjang universitas yang paling tidak berakhir pada gelar Doktor (S3) atau gelar tertinggi setingkat profesor, dan kemudian berakhir sampai di sana saja kemudian sedikit demi sedikit meninggalkan kebiasaan belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan.

Dalam Islam mereka-mereka yang tengah memperdalam ilmu diistilahkan dengan julukan Ulul Albab, mereka adalah para pemegang tombak perubahan yang memiliki ilmu serta menjunjung tinggi ketaatan terhadap agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Istilah Ulul Albab ini termaktub dalam Al-Quran yakni surah Ali-Imraan ayat 190-191, yang artinya:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Kedua ayat ini masuk dalam kelompok penutup surat Ali ‘Imron. Dalam ayat ini Allah SWT menguraikan sekelumit dari penciptaan-Nya itu serta memerintahkan agar memikirkannya. Sesuai dengan tujuan utama surat Ali ‘Imron diturunkan adalah untuk membuktikan tentang tauhid, keesaan dan kekuasaan Allah SWT. Hakikat ini kembali ditegaskan pada ayat ini dan ayat yang akan datang.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • 5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

Baca Juga:

Islam Pada Awalnya Asing

Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja

3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

Salah satu dari bukti kebenaran hal tersebut adalah mengundang manusia untuk berpikir, karena sesungguhnya dalam penciptaan, yakni kejadian benda-benda angkasa seperti matahari, bulan dan jutaan gugusan bintang yang terdapat di langit, atau dalam pengaturan sistem kerja langit yang sangat teliti serta kejadian, dan perputaran bumi pada porosnya yang melahirkan silih bergantinya malam dan siang, perbedaannya baik dalam masa, maupun dalam panjang dan pendeknya terdapat tanda-tanda kemahakuasaan Allah SWT bagi Ulul Albab yakni orang-orang yang memiliki akal yang murni.

Sehingga untuk membentuk generasi bangsa terbaik maka diperlukan spirit Ulul Albab pada masing-masing pribadi, yang akan berdampak pada meningkatnya scientific spirit pada semua lapisan masyarakat. Setelah terbentuk pribadi Ulul Albab, selanjutnya perlu ditanamkan bahwa agama telah mewajibkan seluruh manusia tanpa membedakan gender untuk menuntut ilmu yang dijelaskan dalam Hadist Rasulullah SAW:

“Rasulullah SAW, bersabda: Menuntut ilmu itu hukumnya fardlu (wajib) atas setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan.”

Sehingga dalam menuntut ilmu tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan untuk meningkatkan pendidikan mereka. Sehingga seluruh komponen akan memiliki kecintaan pada ilmu pengetahuan yang memiliki dampak pada perjuangan kemanusiaan. Namun, yang membuat kegelisahan bagi penulis di atas bahwa setiap mereka yang memperdalam ilmu pengetahuan memberikan sekat dari segi usia, dan memiliki batasan-batasan sesuai jenjang yang telah diterapkan dalam dunia pendidikan.

“ Tuntutlah dari ilmu dari buaian hingga ke liang lahat.”

Dari kalimat di atas menjelaskan bahwa dalam memperdalam pendidikan tidak ada batasan atau sekat-sekat yang dapat mempersempit pemikiran kita tentang hakikat pendidikan. Dengan mengkaji Hadist tersebut kemudian muncullah istilah pendidikan berbasis Long Life Education, yang memiliki arti pendidikan seumur hidup. Konsep pendidikan ini juga mengacu pada berkembangnya ilmu pengetahuan modern yang menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan terus-menerus.

Menuntut ilmu memang bukan kewajiban yang ditentukan waktunya seperti salat dan puasa, tapi justru merupakan kewajiban sepanjang hayat. Hadis Nabi Saw. menyebutkan, “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”. Wajarlah jika Rasulullah berkata, “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat“.

Dengan terbiasa mengambil pelajaran dari seluruh kegiatan, kita bisa mendapatkan banyak keterampilan. Hal inilah yang bisa membuat kita lebih unggul modal keterampilan hidup tersebut kita akan siap menghadapi perubahan yang begitu cepat dalam dunia ini.

Dengan adanya konsep pendidikan ini akan membuat masyarakat sadar bahwasanya pendidikan tidak hanya monoton dalam ruang kelas namun juga dalam lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Keadaan ini nantinya akan berakibat terhadap banyaknya generasi indonesia yang cinta ilmu pengetahuan, dan memiliki dampak besar terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini dan yang akan datang. []

Tags: HaditsislamKesetaraanpendidikantafsir al-quran
Nuril Qomariyah

Nuril Qomariyah

Alumni WWC Mubadalah 2019. Saat ini beraktifitas di bidang Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak di Kabupaten Bondowoso. Menulis untuk kebermanfaatan dan keabadian

Terkait Posts

Pengasuhan Anak

Jalan Tengah Pengasuhan Anak

28 Maret 2023
Bapak Rumah Tangga

Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

28 Maret 2023
Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

28 Maret 2023
Tradisi di Bulan Ramadan

Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

28 Maret 2023
Propaganda Intoleransi

Waspadai Propaganda Intoleransi Jelang Tahun Politik

27 Maret 2023
Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

27 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tradisi di Bulan Ramadan

    Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist