Mubadalah.id – Dengan perspektif mubadalah, dan dengan merujuk pada ayat dan Hadis, makna utama dari teks-teks Hadis jihad rumah tangga di atas adalah melayani keluarga akan memperoleh pahala jihad.
Termasuk yang melakukan bisa laki-laki kepada ibunya, bisa juga kepada ayahnya, kepada anak-anaknya, juga kepada istrinya.
Bahkan bisa juga dilakukan perempuan kepada suaminya, kepada ibunya, kepada ayahnya, dan kepada anak-anaknya. (Baca juga: Perspektif Mubadalah: Konsep Jihad bisa Berada di Ranah Publik dan Domestik)
Hadis-Hadis pelayanan ini juga bisa dimaknai lebih luas lagi, tidak sebatas pelayanan rumah tangga. Seperti kerja perawatan dan pelayanan di rumah sakit, panti asuhan bagi anak yatim dan jompo.
Lalu memberikan layanan dapur sosial saat bencana, layanan kesehatan dan kemanusiaan, baik saat bencana, konflik, maupun perang, dan banyak lagi yang lain. (Baca juga: Jihad Perempuan di Masa Nabi Muhammad Saw)
Semua kerja layanan ini adalah juga kerja-kerja jihad dalam Islam. Penyebutan pahala jihad bagi perempuan di ranah domestik hanyalah contoh belaka.
Karena yang sesungguhnya bisa bermakna lebih luas mengenai apresiasi kerja-kerja layanan, baik di domestik maupun ranah sosial. (Baca juga: Refleksi Akademi Mubadalah Muda 2023 Part II : Trilogi Fatwa KUPI)
Baik laki-laki maupun perempuan bisa lakukan. Karena keduanya, laki-laki dan perempuan yang beriman dan beramal kebaikan.
Seperti kata al-Qur’an (QS. al-Taubah ayat 71), adalah bermitra dalam segala kerja-kerja untuk mewujudkan kebaikan dan menghapus kemungkaran. []