• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Manusia Adalah Makhluk Seksual

Naluri dan hasrat seksual itu menurut Buya Husein, merupakan sesuatu yang melekat (kodrati) baik pada laki-laki maupun perempuan. Tingkat kekuatan dan kelemahan hasrat libido ini juga relatif antara laki-laki dan perempuan. Ada laki-laki yang lebih kuat dan ada perempuan yang lebih kuat. Naluri dan hasrat seksual adalah anugerah Tuhan

Redaksi Redaksi
19/07/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Seksual

Seksual

328
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Fikr Cirebon, KH. Husein Muhammad menjelaskan bahwa manusia di samping makhluk berpikir ia juga adalah makhluk biologis – seksual.

Tuhan, kata Buya Husein, memberinya naluri-naluri dan hasrat-hasrat seksual untuk kesenangan diri dan memungkinkan dia mengembangbiakkan keturunan (bereproduksi). Untuk keperluan ini Tuhan menciptakan alat-alat reproduksi baik pada laki-laki maupun perempuan.

Naluri dan hasrat seksual itu menurut Buya Husein, merupakan sesuatu yang melekat (kodrati) baik pada laki-laki maupun perempuan. Tingkat kekuatan dan kelemahan hasrat libido ini juga relatif antara laki-laki dan perempuan. Ada laki-laki yang lebih kuat dan ada perempuan yang lebih kuat. Naluri dan hasrat seksual adalah anugerah Tuhan.

Buya Husein mengutip pendapat Imam Al Ghazali yang mengatakan: “Tuhan menciptakan rahim. Dia menciptakan organ untuk bersenggama. Dia menempatkan benih anak-anak di dalam tubuh laki-laki dan perempuan. Dia memberi nafsu seksual kepada laki-laki dan perempuan. Tidak ada orang yang berakal yang tidak dapat menangkap apa yang dimaksudkan Tuhan dengan semua ini.” (Baca : Sachiko Murata, The Tao of Islam, hlm. 233).

Meskipun hasrat seksual adalah inheren pada manusia, lanjut Buya Husein, akan tetapi Tuhan menetapkan aturan-aturan yang membedakan manusia dari binatang dan yang menjadikannya terhormat. Menurut Islam penyaluran hasrat atau nafsu seksual hanya dapat dibenarkan melalui pernikahan (perkawinan).

Islam tidak membenarkan penyaluran seksual tersebut dengan jalan promiskuitas (hubungan seks bebas).

Baca Juga:

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Prinsip Penghormatan dan Kasih Sayang Jadi Fondasi untuk Berelasi Antar Manusia

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

Hubungan seks bebas hanya berlaku bagi binatang. Islam mengharamkannya dan keharaman seks bebas ini masuk dalam wilayah “ma’lum min al din bi al dharurah”. Yakni aturan yang mutlak dalam setiap agama.

Pada sisi yang lain, Islam juga tidak menganjurkan, meskipun boleh, hidup membujang (tidak menikah) dan membuang benih-benih kehidupan manusia dengan sia-sia.

Dalam sebuah hadits Nabi saw. dinyatakan: “Wahai kaum muda/remaja, jika kamu telah berhasrat untuk menikah dan memiliki kesiapan untuk itu, maka hendaklah menikah, karena dengan begitu ia akan terjaga pikiran dan alat kelaminnya.” (Rul)

Tags: berpikirbiologisBuya Husein MuhammadMakhlukmanusiaseksual
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan
  • Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID