Mubadalah.id – Maulid Nabi yang jatuh pada 12 Rabbiul Awal senatiasa diperingati oleh semua umat Islam untuk mengenang hari lahirnya Rasul terakhir. Di mana beliau telah membawa umat manusia keluar dari zaman kegelapan. Berbagai peristiwa yang terkait dengan kelahiran dan bagaimana Rasulullah dibesarkan kembali kita kenang dengan seksama.
Termasuk yang paling terkenal di antaranya adalah masa ketika Rasulullah diasuh dan disusui oleh Halimatus Sa’diyyah. Pengasuhan Rasulullah tersebut ternyata berkorelasi dengan trend daycare masa kini yang masih menjadi pro kontra di antara para orang tua. Lalu, benarkah daycare selalu berdampak buruk?
Rasulullah Muhammad adalah manusia terbaik yang pernah hidup di muka bumi. Kebaikan akhlaknya terakui seluruh masyarakat Mekkah sejak beliau masih remaja hingga mendapat gelar Al-Amin. Ketika Rasulullah lahir, budaya masyarakat Arab saat itu adalah menyusukan anak mereka kepada wanita lain selain kepada ibu kandungya sendiri.
Begitupula dengan Rasulullah, beliau mendapatkan ASI dari wanita lain selain ibunya, Aminah. Halimah As-Sa’diyyah menjadi ibu susuan Rasulullah yang begitu terkenal dalam sejarah karena berbagai peristiwa menakjubkan turut menghiasi masa-masa itu.
Mengenal Sosok Halimah
Halimah As-Sa’diyyah binti Abu Dzuaib hidup di perkampungan kabilah Sa’ad bin Bakr. Perkampungan yang terkenal tandus, bahkan di Arab tidak ada perkampungan yang lebih tandus dari kampung itu. Tidak jauh berbeda dengan kondisi kampung tempatnya hidup, kondisi perekonomian keluarga Halimah juga sedang tidak baik.
Halimah tidak mengeluarkan ASI dan unta miliknya pun tidak mengeluarkan air susu untuk diperah. Suatu hari, Halimah ditemani suaminya (Haritsah) dan kedua anaknya yang masih bayi, juga bersama perempuan-perempuan kampung Kabilah Sa’ad yang lain pergi ke kota Mekkah untuk menwarkan jasa ASI mereka.
Sesampainya di Makkah, perempuan-perempuan kampung kabilah Sa’ad pun mencari bayi-bayi yang hendak mereka susui. Namun sayang, dari sekian perempuan yang ada, tidak satu pun yang mau membawa bayi Muhammad untuk disusui, mereka khawatir tidak bisa mendapatkan upah yang cukup jika menyusui seorang anak yang yatim.
Halimah saat itu adalah satu-satunya perempuan yang belum mendapatkan bayi untuk disusui, akhirnya ia pun membawa Rasulullah untuk disusui. Halimah kembali ke kampungnya membawa Rasulullah di pangkuannya, dan sejak saat itu berbagai keberkahan menghiasi kehidupan Halimah.
ASI yang biasanya tidak keluar tiba-tiba penuh air susu yang tak hanya cukup membuat kenyang Rasulullah tapi juga anak-anaknya sendiri. Unta tua yang ia miliki juga mendadak menghasilkan susu yang cukup membuat kenyang Halimah dan suaminya. Selain itu keledai Halimah yang awalnya begitu lambat berjalan menjadi melaju begitu cepat bahkan mengalahkan rombongan yang menaiki unta merah.
Keberkahan Hadirnya Muhammad
Kambing-kambing yang keluarga Halimah pelihara terus mengeluarkan susu yang bisa ia perah berkali-kali hingga membuat heran tetangga-tetangganya. Halimah merasakan betul keberkahan Muhammad kecil sampai-sampai membuatnya ingin mengasuh Rasulullah lebih lama dari 2 tahun yang mereka sepakati. Akhirnya, ia pun mengasuh Rasulullah hingga berusia lima tahun dan baru mengembalikannya setelah peristiwa pembelahan dada Rasulullah oleh Malaikat Jibril yang membuat Halimah merasa takut.
Ilmu pengetahuan masa kini telah membuktikan bahwa pengasuhan seorang anak, utamanya saat masa usia emas (golden age) yakni di dua tahun pertama kehidupan anak akan memberi pengaruh dan dampak yang signifikan tak hanya terhadap pertumbuhan fisik, namun juga pada perkembangan kognitif, motorik, dan psikologis pada anak.
Pilihan Aminah ibunda Rasulullah, untuk menitipkan Muhammad kecil tentunya menarik perhatian. Jauh sebelum penelitian terhadap efek pengasuhan dan usia emas anak ini terbukti, Aminah telah memiliki pertimbangan tersendiri dalam hal tersebut. Rasulullah lahir di daerah perkotaan Arab dengan iklim yang kurang baik untuk seorang bayi, yakni berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi.
Sedangkan kampung Halimah merupakan desa yang asri, tenang, jauh dari kebisingan kota. Selain itu, Halimah juga merupakan perempuan yang berhati mulia. Ia buktikan dengan diri yang bersedia merawat bayi Muhammad yang merupakan seorang yatim tanpa berpikir panjang berapa upah yang akan ia dapatkan.
Dikisahkan pula bahwa Halimah dan suaminya mendapat hidayah untuk memeluk Islam tak lama setelah Muhammad menjadi Rasulullah. Iklim pedesaan dan akhlak Halimah yang baik itulah yang mendukung Rasulullah tumbuh menjadi anak yang sehat dan berkarakter unggul.
Kebutuhan Daycare
Daycare atau penitipan anak merupakan pilihan untuk para orang tua masa kini yang keduanya harus bekerja di luar rumah. Pilihan tersebut tentunya diwarnai berbagai pertimbangan mengingat akan berpengaruhnya pola pengasuhan terhadap kualitas diri anak.
Berkaca pada kisah pengasuhan Rasulullah, hasil penelitian menyebutkan bahwa tidak semua daycare berdampak negatif bagi anak atau sebaliknya. Sebab yang menentukan baik tidaknya dampak menitipkan anak di daycare adalah kualitas dari daycare itu sendiri.
“Good daycare are good for children, bad daycare are bad for children.” Daycare yang berkualitas dapat kita lihat dari kualitas pengasuhnya yang tak hanya ramah anak. Namun juga memiliki pengetahuan yang cukup tentang pendidikan anak usia dini.
Demikian pula, hasil penelitian National Institute of Child Health and Human Development, menunjukkan bahwa menitipkan anak di daycare tidak otomatis membuat ikatan anak dengan orang tua rusak. Buruknya ikatan anak dengan orang tua biasanya terjadi bila anak tidak menerima pengasuhan yang baik di daycare. Terlalu lama kita titipkan di daycare, dan tidak menerima perhatian yang cukup dari orang tua ketika orang tua sedang tidak bekerja.
Anak memang tanggung jawab orang tua. Demikian pula ketika menitipkan anak di daycare yang berkualitas, juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab orang tua. Tujuannya agar anak tetap mendapat pengasuhan yang baik, selama orang tua nya bekerja. Serta tentunya, memaksimalkan waktu libur kerja untuk anak haruslah kita prioritaskan agar terjalin ikatan yang baik antara anak dan orang tua. []