• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Membalas Hampers Khong Guan Toleransi di Hari Raya Kurban

Dengan praktik baik ini, maka akhirnya di momen Hari Raya Iduladha ini tercermin wajah Islam yang rahmatan lil ‘alamin di lingkungan kami

Karimah Iffia Rahman Karimah Iffia Rahman
11/07/2023
in Pernak-pernik
0
Toleransi di Hari Raya Kurban

Toleransi di Hari Raya Kurban

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Idulfitri lalu, selain mendapatkan hampers lebaran dari mitra kerja dan tetangga yang notabene adalah jama’ah masjid, saya mendapatkan hampers dari Koh Shine (bukan nama sebenarnya) seorang warga keturunan Tionghoa yang memiliki usaha konveksi di sekitar lingkungan tempat saya tinggal.

Cerita tentang Koh Shine ini saya tulis dengan judul Meraih Biskuit dari Sekaleng Biskuit Khong Guan Toleransi yang akhirnya membuat saya mendapatkan kesempatan bercerita langsung di live Instagram Puan Menulis.

Saat live Instagram, saya memberikan autokritik dengan berharap bisa membalas kebaikan Koh Shine di kesempatan yang akan datang. Ternyata Allah memberikan kesempatan tersebut di hari Raya Iduladha saat pelaksanaan penyembelihan hewan kurban. Secara tidak langsung kami telah mempraktikkan toleransi di Hari Raya Kurban

Persiapan Pelaksanaan Penyembelihan Hewan Kurban

Setelah absen bertahun-tahun menjadi panitia, akhirnya tahun ini saya berkesempatan lagi menjadi panitia pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di Masjid al-Mahallie, masjid yang sudah 3 generasi terkelola oleh keluarga dari pihak Ibu saya.

Mengingat saat pandemi Covid-19 dan ketika Ayah berpulang kepada-Nya, aktivitas di masjid menjadi begitu sunyi senyap termasuk dengan menurunnya donatur hewan kurban saat Hari Raya Iduladha.

Baca Juga:

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Pesan Toleransi dari Perjalanan Suci Para Biksu Thudong di Cirebon

Temu Keberagaman 2025: Harmoni dalam Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Ragam Bentuk Relasi Nabi Saw bersama Non-Muslim

Maka sepulang dari Haramain menunaikan ibadah haji, saya dan Ibu bismillah berniat untuk menjadi donatur kurban agar dapat meramaikan kembali syiar Islam di masjid. Meskipun saat itu kami belum tahu rejekinya dari mana.

Mencatat Praktik Baik dan Meneladani Kebaikan Orang Tua

Saat memutuskan apakah saya akan menjadi donatur sekaligus shahibul qurban. Saya berpikir panjang, mengingat di tahun 2017 saya pernah menjadi shahibul qurban. Selain itu  juga menjadi panitia pelaksanaan penyembelihan hewan kurban atas ajaran dan anjuran Ayah saat saya menjadi first jobber.

Pun di tahun-tahun sebelumnya, Ayah dan Ibu mencontohkan praktik baik pada kami. Yakni dengan menghadiahkan seluruh anak-anaknya menjadi shohibul qurban di saat kami mungkin belum mengetahui makna dari pelaksanaan hari raya Iduladha.

Akhirnya berkiblat dengan meneladani kebaikan orang tua, saya memutuskan untuk menghadiahkan si kecil kendaraan akhirat. Menjadikannya sebagai salah satu shahibul qurban.

Meskipun ternyata tidak mudah menjaga kuku dan rambut anak kecil hingga proses penyembelihan tiba karena mengikuti hadits Rasulullah “Siapa saja yang ingin berkurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijjah, maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berkurban.” (HR. Bukhari Muslim).

Sembari menunggu Iduladha, saya bersama panitia lainnya mencari peruntungan dengan mengajukan proposal donatur kurban ke beberapa instansi. Alhamdulillah kami mendapatkan hibah satu domba yang akhirnya kami hadiahkan untuk almarhumah Ibu sebagai shohibul qurban dari domba tersebut.

Menjalin Silaturahim

Tiba saat pembagian kupon daging kurban sehari sebelum Iduladha. Saya yang semula tidak mengenal seluruh warga muslim di sekitar masjid karena terlalu lama merantau, menjadi tahu denah sebaran daging kurban di sekitar masjid yang biasanya almarhumah Ibu kelola.

Bahkan tidak sedikit warga yang saat mengambil kupon kemudian bercerita mengenang tentang Ayah dan Ibu, hingga bertanya cara mendaftarkan anaknya agar dapat mengaji di masjid yang kami kelola.

Setelah memastikan warga muslim di sekitar masjid mendapatkan kupon, akhirnya saya memberanikan diri secara langsung memberikan kupon untuk Koh Shine dan karyawannya.

Meskipun non muslim, tetapi Koh Shine dan tetangga non muslim lainnya diperbolehkan mendapatkan daging kurban karena menjadi warga yang bertetangga dengan masjid. Hal ini pun ternyata telah Ayah dan Ibu contohkan  setelah saya dan panitia melaksanakan rapat evaluasi penutupan panitia.

Tidak hanya Koh Shine yang kami berikan daging kurban. Tetapi tetangga non muslim di sekitar masjid juga kami bagikan. Inilah wujud praktik toleransi di Hari Raya Kurban. Saat zaman Ayah dan Ibu menjadi panitia pelaksanaan hewan kurban, ada beberapa warga non muslim yang menjadi donatur. Entah itu bersedekah kambing atau pun kaos seragam panitia.

Berbagi Daging Hewan Kurban pada Non Muslim

Tindakan berbagi hewan kurban kepada non muslim ini, merupakan wujud praktik toleransi di Hari Raya Kurban. Menurut para ulama diperbolehkan atau mubah. Seperti yang Drs.H. Sholahudin Al-Aiyubi, M.Si. (Ketua MUI Pusat) sampaikan. Menurutnya ada 3 kategori yang diperkenankan untuk mendapatkan daging kurban. Yaitu kaum faqir miskin, tetangga, dan shahibul kurban itu sendiri.

Selain itu, pendapat ini semakin kuat berdasarkan penjelasan yang saya lansir dari NU Online. Argumentasi yang dibangun untuk meneguhkan pandangan yang memperbolehkan untuk memberikan daging kurban kepada orang non-Muslim, adalah bahwa berkurban itu merupakan sedekah. Sedangkan tidak ada larangan untuk memberikan sedekah kepada pihak non-Muslim.

Selain itu saat zaman Rasulullah pun, praktik baik ini sudah dicontohkan dengan hadirnya kisah Asma’ binti Abu Bakar. Di mana ia senantiasa menjalin hubungan baik dengan ibunya meskipun berbeda keyakinan.

Dengan praktik baik ini, maka akhirnya di momen Hari Raya Iduladha ini tercermin wajah Islam yang rahmatan lil ‘alamin di lingkungan kami. Menjadi syiar Islam dengan sikap tenggang rasa dan toleransi. []

 

Tags: Daging Hewan KurbanHari Raya Iduladhahewan kurbannon muslimtoleransi
Karimah Iffia Rahman

Karimah Iffia Rahman

Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0 dan telah menulis lebih dari 5 buku antologi. Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui [email protected].

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version