• Login
  • Register
Sabtu, 25 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Mencintai Tidak Cukup Tanpa Bahasa Cinta

Memahami bahasa cinta diri sendiri dan pasangan dapat membuat hubungan menjadi sehat dan berkualitas. Jika tidak yakin dengan bahasa cinta pasangan, kita dapat bertanya apa bahasa cinta mereka. Tidak hanya menebak saja.

Wanda Roxanne Ratu Pricillia Wanda Roxanne Ratu Pricillia
14/01/2021
in Keluarga, Kolom
0
Bahasa Cinta

Bahasa Cinta

158
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ketika berbicara tentang cinta, mungkin kita memiliki pengertian dan pengalaman yang beragam dalam menerima dan mengekspresikan cinta. Kadang, cinta hanya dimaknai sebagai kasih sayang kepada pasangan saja atau dimaknai sebagai sesuatu yang abstrak. Padahal cinta membutuhkan sesuatu yang kongkrit. Salah satunya dengan mengekspresikan dengan bahasa cinta.

Sebagai makhluk sosial, kita perlu memahami cinta dalam hubungan apapun dengan manusia lainnya. Para Psikolog menyimpulkan bahwa kebutuhan untuk merasa dicintai adalah kebutuhan emosional manusia yang utama. Cinta membuat manusia memiliki harapan, gairah hidup dan keselarasan. Untuk memahami cinta dengan lebih mudah, kita bisa mulai mengenal bahasa cinta.

Sudah tahu belum sebenarnya bahasa cinta kita itu apa? Bahasa cinta pasangan yang utama itu apa? Orang lain akan merasa dicintai dengan cara apa? Mungkin sebagian dari kita sudah paham kapan merasa dicintai dan bagaimana mengekspresikan cinta pada pasangan kita. Namun, saat kita salah memahami bahasa cinta pasangan, dia akan merasa tidak dicintai.

Layaknya kendaraan, manusia juga memiliki tangki yang harus terus diisi agar berfungsi dengan baik. Tangki pada manusia disebut tangki cinta (love tank) yang butuh diisi setiap hari oleh diri sendiri dan juga orang lain. Jika hanya satu pihak yang merasa dicintai dan pihak lain merasa tidak dipahami, maka ini akan menjadi jurang dalam hubungan.

Gary Chapman menuliskan konsep bahasa cinta (love language) dalam bukunya The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate. Menurut Gary Chapman, ada lima bahasa cinta yaitu waktu yang berkualitas (quality time), kalimat afirmasi (words of affirmation), sentuhan (touch), menerima hadiah (receiving gifts) dan pelayanan (act of services). Ada orang yang dapat mengekspresikan kelima bahasa cinta ini, ada yang hanya sebagian saja.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!
  • Salahkah Memilih Childfree?
  • Bagaimana Menghentikan Perceraian di Luar Pengadilan?
  • Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri

Baca Juga:

Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

Salahkah Memilih Childfree?

Bagaimana Menghentikan Perceraian di Luar Pengadilan?

Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri

Dalam bahasa cinta waktu yang berkualitas, aspek pentingnya adalah kebersamaan. Bukan hanya berupa kedekatan fisik, tapi melakukan sesuatu bersama dengan memberikan atensi penuh pada pasangan dan kegiatan bersama. Kadang orang salah memahami ini, merasa bahwa mereka telah memiliki waktu yang berkualitas namun sebenarnya tidak ada kedekatan emosional, hanya kedekatan fisik.

Menciptakan momen kebersamaan itu bisa berupa kencan ke tempat tertentu, melakukan hal-hal yang diinginkan bersama dan tidak sibuk dengan pekerjaan atau urusan lainnya. Saat kita bersama pasangan namun sibuk dengan laptop dan handphone, maka kegiatan ini tidak disebut dengan waktu yang berkualitas. Kita butuh fokus memperhatikan dan diperhatikan pasangan agar merasa aman dan berharga.

Jika bahasa cinta utama kita dan pasangan adalah kalimat afirmasi, maka kita akan merasa bahagia dan merasa dicintai saat pasangan kita memberikan pujian secara verbal baik secara langsung, melalui tulisan ataupun pesan digital. Untuk memahami kalimat afirmasi dengan baik, kita harus memahami dan bersimpati pada apa yang penting bagi pasangan kita.

Jika pasangan kita merasa pekerjaannya adalah bagian yang penting baginya, maka kita bisa mengatakan memuji dengan mengatakan, “Sayang, kamu sungguh kompeten di bidang ini. Kamu pekerja keras dan konsisten, aku bangga padamu”. Atau hanya sekadar mengatakan, “Terima kasih sayang, masakannya enak. Aku suka”, akan membuatnya bahagia.

Sentuhan bagi sebagian orang sangat penting, seperti pelukan, cium, gandengan tangan atau hanya sekadar menyenderkan kepala di bahunya. Kehadiran dan kedekatan fisik pasangan membuat mereka merasa aman dan nyaman.

Sebagian orang sangat suka menerima hadiah. Mereka akan merasa senang saat diberikan hadiah-hadiah di hari istimewa atau bahkan kejutan kecil dalam sehari-hari. Mereka merasa dicintai saat menerima hadiah yang mereka inginkan atau yang mengingatkan pasangan padanya. Hadiah ini tidak harus yang mewah, kadang menghadiahi pasangan buku atau makanan kesukaannya akan membuatnya bahagia.

Terakhir, bahasa cinta pelayanan ini yang sebenarnya sering kita lakukan namun kadang kita tidak menghargai ini. Memberikan pelayanan berarti kita memudahkan kegiatan pasangan, seperti memasak makanan kesukaannya, memijat saat capek, membuatkan kopi setiap hari, membantu pekerjaan di kantor, menggantikan tugas pasangan untuk mencuci pakaian dan mengasuh anak, dst.

Dalam peran gender yang memisahkan tugas laki-laki dan perempuan, kadang kita tidak menghargai apa yang telah dilakukan pasangan untuk kita. Misal saat istri sedang sibuk menyusui, suami dapat membantu istri melakukan tugas domestik. Juga saat suami/istri sibuk dengan pekerjannya di rumah, kita bisa membuatkan minuman hangat atau mengambilkan makanan untuknya.

Kadang kita merasa harus memperlakukan pasangan seperti kita ingin diperlakukan. Tapi sebenarnya yang tepat adalah kita harus memperlakukan pasangan seperti mereka ingin diperlakukan. Kedua hal ini berbeda jauh, karena bahasa cinta kita dan pasangan bisa saja berbeda.

Kata Gary Ghampman, jika kita ingin menumbuhkan hubungan yang intim, penting untuk memahami kebutuhan masing-masing. Jika kita ingin hubungan yang saling mencintai, maka kita butuh tahu apa yang diinginkan orang lain. Kita bisa menggunakan konsep bahasa cinta ini untuk semua orang, terutama pada pasangan untuk menjaga hubungan romantis agar tetap harmonis dan penuh cinta.

Memahami bahasa cinta diri sendiri dan pasangan dapat membuat hubungan menjadi sehat dan berkualitas. Jika tidak yakin dengan bahasa cinta pasangan, kita dapat bertanya apa bahasa cinta mereka. Bertanya langsung apa saja yang dapat membuat mereka bahagia. Tidak hanya menebak saja. []

Tags: Bahasa CintakeluargaKesalinganperkawinanRelasisuami istri
Wanda Roxanne Ratu Pricillia

Wanda Roxanne Ratu Pricillia

Wanda Roxanne Ratu Pricillia adalah alumni Psikologi Universitas Airlangga dan alumni Kajian Gender Universitas Indonesia. Tertarik pada kajian gender, psikologi dan kesehatan mental. Merupakan inisiator kelas pengembangan diri @puzzlediri dan platform isu-isu gender @ceritakubi, serta bergabung dengan komunitas Puan Menulis.

Terkait Posts

kitab Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan

25 Maret 2023
Target Ibadah Ramadan

3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan

25 Maret 2023
Sahabat bagi Anak

Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

25 Maret 2023
Zakat bagi Korban

Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

25 Maret 2023
Puasa dan Intoleransi

Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

25 Maret 2023
Memilih Childfree

Salahkah Memilih Childfree?

24 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Puasa dan Intoleransi

    Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist