• Login
  • Register
Senin, 12 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Mengenal Dr. KH. Faqihudin Abdul Kodir dan Metode Qira’ah Mubadalah

Mubadalah melampaui tafsir sebab ia juga berbicara soal pemihakan terhadap siapapun yang mengalami kezaliman

Ahmad Ali Ahmad Ali
06/11/2024
in Figur
0
Faqihudidin Abdul Kodir

Faqihudidin Abdul Kodir

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Faqihuddin Abdul Kodir atau biasa dipanggil “Kang Faqih” lahir dan tinggal di Cirebon. Purta dari pasangan H. Abdul Kodir dan Hj. Kuriyah dan mempunyai istri bernama Albi Mimin Mu’minah yang selalu menjadi partner dalam mempraktikan konsep mubādalah setiap hari.

Masa kecil Faqih ia gunakan untuk belajar di Pesantren Dar al-Tauhid Arjawinangun, Cirebon pimpinan K.H Ibnu Ubadillah Syathori dan Buya Husein (K.H Husein Muhammad), selama enam tahun.

Perjalanan  Keilmuan

Keilmuannya terbukti ketika pak Faqihuddin Abdul Kodir sangat produktif menulis buku. Maka buku Qiraah Mubadalah pantas ketika saya anggap menjadi magnum opus-nya Pak Faqih. Buku yang secara komprehenship merunut sebuah metodologi pembacaan teks dan realitas yang tidak adil menuju adil terhadap perempuan dan kemanusiaan.

Sepanjang saya belajar di mana pun, saya belum pernah menemukan dosen atau sosok cerdik-cendekiawan yang konsisten dalam berkarya dan memperjuangkan hak-hak perempuan dan kemanusiaan. Pak Faqih-lah jawabannya. Saya sangat apresiatif terhadap Pak Faqih.

Dan saya merasa takjub manakala qiraah Mubadalah mulai direspon dan diakui dunia. Salah satunya ketika salah satu LSM di Malaysia, Sisters in Islam namanya, justru menjadi lembaga yang turut menduniakan qiraah Mubadalah.

Baca Juga:

Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha

Perspektif Mubadalah Memastikan Perempuan Terlindungi dari Kemungkaran

Perspektif Mubadalah Meniscayakan Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Hanya Hamba Allah

Transformasi Sosial dengan Zakat Digital di LAZISNU PWNU Lampung

Bahkan sebelumnya, Pak Faqih telah berkeliling ke beberapa Negara di Eropa untuk terus mendakwahkan Mubadalah.

Di samping itu ia juga aktif di Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK NU) Pusat sebagai Sekretaris Nasional Alimat (Gerakan Nasional untuk Keadilan Keluarga dalam Perspektif Islam). Faqihuddin aktif juga mengajar di IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada jenjang Sarjana dan Pascasarjana di ISIF Cirebon.

Ia juga mengajar di Pondok Pesantren Kebon Jambu al-Islami Babakan Ciwaringin dan menjadi Wakil Direktur Ma’had Aly Kebon Jambu, takhashshush fiqh ushul fiqh konsentrasi perspektif keadilan relasi laki-laki dan perempuan.

Sekilas tentang Qiraah Mubādalah

Qiraah Mubādalah adalah sebuah metode interpretasi resiprokal atau pembacaan kesalingan dalam membaca ulang teks-teks sumber ajaran Islam, Al-Quran dan hadis.

Lalu apa urgensi Mubadalah? Ya Mubadalah merupakan konsepsi metodologi yang sangat efektif untuk menghadapi tafsir dan realitas yang tidak adil terhadap perempuan dan kemanusiaan.

Bahkan Mubadalah melampaui tafsir sebab ia juga berbicara soal pemihakan terhadap siapapun yang mengalami kezaliman. Mubadalah juga mengedepankan makna dan hikmah.

Ia merupakan cara baca yang tetap berangkat dari teks (Al-Qur’an dan hadits, kitab kuning) untuk kemudian mendapatkan kontekstualisasi sehingga tafsir atas teks tersebut akan senantiasa sesuai dengan segala zaman.

Faqihuddin Abdul Kodir dalam bukunya Qira’ah Mubādalah menjelaskan bahwa tidak semua ayat al-Qur’ān bisa didekati dengan metode ini, contohnya seperti ayat yang berkaitan dengan biologis, juga akidah. Jika menyangkut hikmah dibalik kedua aspek tersebut maka metode Mubādalah dapat diterapkan.

Saya mengajak agar kita sekalian terus berjuang untuk tegaknya nilai-nilai keadilan bagi perempuan dan kemanusiaan. Terlebih atas konsepsi Mubadalah. Saya juga mengajak, bacalah buku Qiraah Mubadalah karya Pak Faqih.

Mari kita buktikan kepada dunia bahwa Islam dan Indonesia itu satu nafas untuk menghadirkan kehidupan yang adil terhadap manusia dan kemanusiaan. Saya juga berdoa semoga upaya intelektual berharga dari Pak Faqih ini dapat bermafaat bagi khazanah intelektual dunia. Saya juga akan terus ikut mendakwahkannya, terus berkarya untuk Indonesia dan kemanusiaan.

Pak Faqih telah berhasil memecah kebuntuan keilmuan Islam di Indonesia yang bermanfaat untuk dunia. Maka tidak berlebihan jika qiraah Mubadalah ini adalah jawaban dari pertanyaan yang telah sekian lama membuat jiwa kemanusiaan saya gelisah. []

Tags: Dr. Faqihuddin Abdul Kodirmengenalmetodeperspektif mubadalahQira'ah Mubadalah
Ahmad Ali

Ahmad Ali

Terkait Posts

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Rasuna Said

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

5 Mei 2025
Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

Jejak Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

1 Mei 2025
Nyai Nur Rofiah

Nyai Nur Rofiah: Keadilan Hakiki di Tengah Luka Sosial Perempuan

30 April 2025
Jamilah binti Abdullah

Jamilah binti Abdullah: Kisah Perempuan yang Mendampingi Dua Syuhada

27 April 2025
Nyai Fatmah Mawardi

Nyai Fatmah Mawardi, Mengurai Jejak Ulama Perempuan Madura

26 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Paus Leo XIV

    Mengenal Paus Leo XIV: Harapan Baru Penerus Paus Fransiskus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha
  • Mengenal Paus Leo XIV: Harapan Baru Penerus Paus Fransiskus
  • Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha
  • Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version