• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengenal Lebih Dekat Nabawiyyah Musa

Nabawiyyah Musa dikenal luas sebagai penulis, pemikir, sastrawan, dan aktivis gerakan perempuan untuk kesetaraan dan keadilan gender.

Redaksi Redaksi
18/11/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Nabawiyyah Musa

Nabawiyyah Musa

135
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nabawiyyah Musa merupakan salah seorang feminis Mesir terkemuka pada abad ke-19. Ia adalah perempuan pertama Mesir yang berhasil memperoleh gelar sarjana muda dan menjadi kepala madrasah ibtidaiyah.

Nabawiyyah Musa dikenal luas sebagai penulis, pemikir, sastrawan, dan aktivis gerakan perempuan untuk kesetaraan dan keadilan gender.

Ia lahir pada 17 Desember 1886 di Zagaziq, sebuah provinsi di Mesir. Ayahnya, Muhammad Badawiyah, adalah seorang perwira polisi dengan gaji kecil.

Sang ayah ini meninggal dunia dua bulan sebelum Nabawiyyah Musa lahir. Meski menjadi yatim dan miskin, putri kecil itu sudah memperlihatkan bakatnya sebagai perempuan cerdas dan rajin membaca. Ia belajar membaca, menulis, dan bahasa Inggris di bawah bimbingan kakaknya.

Menginjak usia tiga belas tahun, Nabawiyyah Musa sangat berharap dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah. Namun, keluarganya tak cukup mendukung keinginannya, bahkan cenderung melarang.

Baca Juga:

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha

Mengenal Istilah Keulamaan Perempuan

Mengenal Konsep Keluarga Maslahah An-Nahdliyyah (KMaN)

Meski begitu, ia tetap memaksa dengan mendaftarkan diri masuk di madrasah “As-Sunniyah” yang khusus untuk perempuan. Ia masuk madrasah pada 1901.

Konon, setiap berangkat ke madrasah, Nabawiyyah Musa harus sembunyi-sembunyi. Ia bercerita dalam buku autobiografinya, Tarikhi bi Qalami (Sejarah Hidup yang Aku Tulis), begini: “Aku sempat mencuri cincin emas ayahku. Aku kemudian menjualnya untuk bisa membiayai sekolahku.”

Ia lantas lulus pada 1903, kemudian melanjutkan pendidikan ke Madrasah Muallimat. Lulus sekolah menengah, Nabawiyyah Musa melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, dan dalam waktu yang singkat.

Ia lulus sebagai sarjana, tepatnya pada 1908, Menarik sekali dikemukakan bahwa keberhasilannya telah menimbulkan kehebohan besar (dhajjah kubra) di tengah-tengah masyarakat Mesir saat itu. Mengapa? Sebab, saat itu, perempuan bergelar sarjana masih dianggap aneh. []

Tags: dekatmengenalNabawiyyah Musa
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kritik Tambang

    Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID