• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Tokoh

Mengenal Nyai Umroh Mahfudzoh Sang Pelopor Lahirnya IPPNU

Perjuangan mereka telah berbuah manis, mereka telah diberikan keputusan untuk membentuk organisasi IPNU Putri secara organisatoris dan administratif terpisah dengan IPNU

Hilda Rizqi Elzahra Hilda Rizqi Elzahra
31/08/2022
in Figur
0
Umroh Mahfudzoh

Umroh Mahfudzoh

668
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di lingkungan NU, kita sudah tidak asing lagi dengan sosok srikandi yang membidani lahirnya IPPNU beliau adalah Nyai Hj. Umroh Mahfudzoh istri dari KH. Tolchah Mansoer. Keduanya mendirikan dua organisasi pelajar NU yang hingga saat ini mewarnai perjuangan NU dalam menegakkan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah an Nahdliyah di kalangan pelajar Islam di Indonesia, yaitu Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

Umroh Mahfudzoh Wahib merupakan cucu perempuan pertama dari salah satu pendiri NU, yaitu K. H. Wahab Hasbullah. Ia lahir di Gresik, Jawa Timur 04 Februari 1936. Dia merupakan putri sulung dari lima bersaudara, putri dari pasangan KH. Wahib Wahab (Menteri Agama RI ke-9) dan Nyai Hj. Siti Channah.

Sewaktu kecil, Umroh Mahfudzoh pernah menempuh pendidikan pertamanya di kota kelahirannya Gresik, lalu sempat berhenti sekolah karena adanya agresi militer ke II oleh Belanda tahun 1948, lalu bersekolah kembali di MI (Madrasah Ibtidaiyah) NU Boto Putih Surabaya. Ketika liburan sekolah dia sering menghabiskan masa liburannya di tempat kakeknya, yaitu pondok pesantren Tambak Beras Jombang, Jawa Timur.

Setelah lulus dari sekolah tersebut, Umroh melanjutkan sekolah di jenjang yang lebih tinggi (setingkat SMA), yaitu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta. Ketika menempuh SGA, Umroh mulai menerjunkan diri di organisasi. Dia mulai bergabung di seksi Keputrian Pelajar Putri Indonesia (PII). Sambil menempuh pendidikan tersebut, di Pondok Pesantren al-Masjhudiyah, daerah Keprabon Solo.

Aktif Mengajar di Berbagai Perguruan Tinggi

Umroh juga mengajar di Perguruan Tinggi Islam Surakarta. Pada tahun 1952, ketika NU mendeklarasikan diri menjadi partai politik dan membentuk berbagai Banom di berbagai wilayah, dia mulai bergabung di organisasi di bawah naungan NU, ia terjun menjadi wakil ketua Fatayat cabang Surakarta. Dia banyak terlibat dalam orasi-orasi untuk mensukseskan partai NU dalam pemilu kelak 1955.

Baca Juga:

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Berawal dari diskusi ringan yang ia lakukan bersama beberapa remaja putri yang tengah menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar ke-20 NU di Surakarta. Dalam diskusi itu, Umroh dan teman-temannya merasa perlu adanya organisasi pelajar di kalangan nandliyat. Maka mereka mengusulkan adanya IPNU untuk pelajar putri.

Di kalangan NU, baik Mulimat, Fatayat, dan Banom NU lainnya memutuskan untuk membentuk tim resolusi IPNU putri pada Kongres I IPNU di Malang Jawa Timur. Dalam pertemuan itu, mereka sepakati bahwa peserta putri yang akan hadir di kongres Malang itu bernama IPNU putri.

Dalam kongres I keberadaan IPPNU sepertinya masih menjadi perdebatan. Karena secara administratif semula hanya menjadi bagian dari departemen dalam IPNU saja. Hasil musyawarah dengan PP IPNU baginya belum bisa ia terima sepenuhnya, karena memberikan kesan seperti IPNU hanya diperuntukkan untuk pelajar putra saja.

Pada hari kedua kongres beliau menggerakkan peserta kongres putri yang terwakili oleh lima delegasi daerah di antaranya Jogjakarta, Surakarta, Malang, Lumajang dan Kediri. Mereka terus melakukan musyawarah, bernegosiasi dan meminta saran dengan dua jajaran di pengurus badan otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar, yaitu PB Ma’arif, yang saat itu dipimpin bapak KH. Syukri Ghazali, dan ketua PP Muslimat NU saat itu, Nyai Mahmudah Mawardi.

Insiator Pembentukan IPNU Putri

Perjuangan mereka telah berbuah manis, mereka telah diberikan keputusan untuk membentuk organisasi IPNU Putri secara organisatoris dan administratif terpisah dengan IPNU. Tanggal 02 Maret 1955 M atau 08 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiran IPNU Putri. Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan cabang,menetapkan Umroh Mahfudzoh ditetapkan sebagai ketua umum. Saat itu, kantor PP IPNU Putri berkedudukan di Surakarta.

Ia mengusulkan perubahan nama dari IPNU Putri menjadi IPPNU. Kemudian, tak lama setelah itu, PB Ma’arif NU menyetujui perubahan nama itu, sehingga IPNU putri berubah menjadi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).

Aktivitas di IPPNU yang tidak begitu lama, diisi oleh Nyai Umroh dengan kegiatan sosialisasi dan pembentukan cabang-cabang IPPNU, khususnya di pulau Jawa. Nyai Umroh juga tampil sebagai juru kampanye partai NU pada pemilu 1955, sejak itulah awal mula ia mengenal dunia politik.

Tidak lama Umroh menjadi Ketua Dewan Harian, beliau meninggalkan Surakarta untuk pindah ke Yogyakarta mengikuti sang suami. Meskipun menetap di Yogyakarta, beliau tidak pernah melepaskan tanggungjawabnya terhadap organisasi yang ikut dia lahirkan. Kedudukan Dewan Penasehat PP IPPNU yang ia pegang hingga akhir hayat, membuatnya tidak pernah alpa dalam setiap agenda nasional yang IPPNU selenggarakan.

Riwayat organisasi Umroh berlanjut pada tahun 1962 sebagai pengurus seksi Sosial PW Muslimat NU DIY. Kedudukan ini berhasil mengantarkan beliau sebagai Ketua I Badan Musyawarah Wanita Islam Yogyakarta hingga tahun 1987.

Meskipun sudah berkeluarga, beliau tidak mengendurkan hasratnya untuk melanjutkan pendidikan ke Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pendidikan S-1 ia selesaikan dalam waktu enam tahun sembari aktif sebagai Wakil Ketua Pengurus Poliklinik PW Muslimat NU DIY. Sementara itu, perhatian di bidang sosial ia salurkan dengan menjabat sebagai Ketua Yayasan Kesejahteraan Keluarga (YKK). Di mana ia membidangi kegiatan-kegiatan di bidang peningkatan kesejahteraan sosial di wilayah Yogyakarta.

Karir Politik

Kesibukan ini tidak menghalangi aktivitasnya sebagai Seksi Pendidikan Persahi (Pendidikan Wanita Persatuan Sarjana Hukum Indonesia) dan Gabungan Organisasi Wanita wilayah Yogyakarta. Naluri politik yang tersimpan selama belasan tahun ternyata tidak bisa Umroh pendam begitu saja. Aktivitas sebagai bendahara DPW PPP mengantarkannya terpilih sebagai anggota DPRD DIY periode 1982-1987.

Karir politiknya terus meningkat dari Wakil Ketua menjadi Pjs. Ketua DPW PPP DIY. Jabatan terakhir ini membawanya ke Jakarta sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Persatuan Pembangunan selama dua periode. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Wanita Persatuan Pusat, organisasi wanita yang berada di bawah naungan PPP. Sebagai anggota dewan, Umroh tercatat beberapa kali mengadakan kegiatan internasional, di antaranya muhibah ke India, Hongaria, Perancis, Belanda, dan Jerman.

Hj Umroh Mahfudzoh meninggal dunia pada Jumat (6/11/2009) pagi pada sekitar pukul 06.45 WIB di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Almarhumah meninggal pada usia 73 tahun dan dimakamkan sekitar pukul 15.30 WIB di pemakaman dekat kediaman Komplek Pondok Pesantren Sunni Darussalam, Tempelsari, Manguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. []

Tags: IPPNUNahdlatul UlamaPerempuan NUTokoh Inspiratiftokoh perempuanulama perempuan
Hilda Rizqi Elzahra

Hilda Rizqi Elzahra

Mahasiswi jelata dari Universitas Islam Negeri Abdurrahman Wahid, pegiat literasi

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Rasuna Said

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

5 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version