• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Mengenali Bahasa Cinta untuk Pasangan Suami Istri

Perlu kita ketahui, bahwa ada 5 bahasa cinta yang dapat menjadi bahasa cinta setiap individu yaitu quality time, word of affirmation, touching, receiving gifts, dan act of services

Karimah Iffia Rahman Karimah Iffia Rahman
14/12/2021
in Keluarga
0
Responsive Feeding: Rekomendasi WHO untuk Ketahanan Pangan Sejak Masa MPASI - Spider-Man No Way Home

Responsive Feeding: Rekomendasi WHO untuk Ketahanan Pangan Sejak Masa MPASI

209
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebelum menikah, saya termasuk orang yang tidak paham apa itu bahasa cinta. Jika dalam kehidupan sosial, anonim pernah berkata, “perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan” bagi saya kini pepatah tersebut tak lagi seratus persen dapat diterapkan dalam hubungan pernikahan karena dalam pernikahan ada bahasa cinta yang memiliki peran yang sangat penting bagi keharmonisan dan ketenangan dalam menjalani bahtera rumah tangga.

Perlu kita ketahui, bahwa ada 5 bahasa cinta yang dapat menjadi bahasa cinta setiap individu yaitu:

1. Quality time (merasa dicintai apabila dapat memanfaatkan waktu bersama yang berkualitas misal ketika bersama tidak saling memegang gadget)

2. Word of affirmation (merasa dicintai apabila mendapatkan kalimat afirmasi seperti kamu tampan, istriku baik sekali, dan tiga kata ajaib yang tak pernah luput yaitu selalu berucap maaf, tolong dan terima kasih ketika berinteraksi)

3. Touching (merasa dicintai apabila mendapatkan sentuhan fisik misal pelukan)

Baca Juga:

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

Tafsir Sakinah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

Benarkah Istri Shalihah Itu yang Patuh Melayani Suami?

4. Receiving gifts (merasa dicintai apabila mendapatkan hadiah), dan

5. Act of services (merasa dicintai apabila selalu diberikan pelayanan tanpa ataupun diminta).

Bahkan kelima bahasa cinta ini pun dilakukan juga oleh Baginda Nabi Muhammad SAW terhadap istri dan keluarganya sehingga tampak sekali perangai mulia Nabi dengan memuliakan pasangan dan dzurriyyahnya berdasarkan bahasa cintanya.

Berbeda jika kita hanya memperlakukan pasangan sebagaimana kita ingin dilakukan, maka contoh mudahnya seperti ini, saya ingin suami saya membuatkan teh untuk saya karena saya pun membuatkan teh untuknya (act of services). Padahal mungkin bisa saja, suami saya tidak menginginkan teh melainkan duduk berdua di pekarangan rumah melihat si kecil bermain (quality time).

Berbeda ceritanya apabila kita memperlakukan pasangan kita berdasarkan bahasa cintanya, maka tentu yang terjadi bisa saja seperti ini, saya meminta tolong suami untuk membantu memandikan anak ketika saya harus mengikuti kelas zoom (act of service), maka sebagai feedbacknya setelah memandikan anak saya memeluk suami dan mengucapkan terima kasih (sentuhan dan kalimat afirmasi) karena itu adalah bahasa cintanya.

Tentu jika seperti ini pasangan akan lebih merasa dicintai karena ia mendapatkan respon dengan bahasa cinta yang sesuai dengannya. Sehingga setiap pasangan dapat meminimalisir masalah komunikasi akibat adanya ketidakcocokan bahasa cinta.

Memang jika berkomunikasi dengan bahasa cinta, artinya kita harus beradaptasi dengan bahasa cinta pasangan kita karena tidak semua pasangan memiliki bahasa cinta yang sama. Contoh seperti kasus di atas adalah pasangan dengan bahasa cinta act of services – touching. Maka pasangan yang memiliki act of services harus terbiasa dengan bahasa cinta touching, harus terbiasa untuk memberikan pelukan dan sentuhan lain agar pasangan merasa dicintai.

Sebaliknya, pasangan yang memiliki bahasa cinta touching harus terbiasa memberikan pelayanan dan menjadi pasangan siaga untuk pasangannya yang memiliki bahasa cinta act of services karena itu adalah porsi bahasa cinta terbesar yang dibutuhkannya jika dibandingkan dengan empat bahasa cinta yang lainnya.

Mungkin ada pula teman-teman yang akhirnya beranggapan, “wah beruntung sekali jika kita mendapatkan pasangan yang bahasa cintanya sama, sama-sama receiving gifts misalnya”. Mungkin bisa saja seperti itu, tetapi bisa juga bahasa cinta yang berbeda justru akan membuat rumah tangga menjadi berwarna karena perbedaan bahasa cinta ini.

Lalu yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, lantas bagaimana cara kita untuk mengetahui bahasa cinta pasangan kita? Apakah harus membutuhkan waktu bertahun-tahun? Mungkin jika jaman dulu hal ini bisa terjadi dengan mengenali karakter dan harapan kita dan pasangan dalam menjalin sebuah hubungan lalu mendiskusikannya agar menemukan titik temu.

Tetapi di jaman seperti ini, sudah banyak kuesioner untuk mengetahui bahasa cinta yang dapat diakses secara online dan telah diverifikasi oleh ahlinya. Biasanya beberapa pertanyaannya seperti “kamu merasa lebih dicintai apabila (a) mendapatkan hadiah atau (b) pasangan membantu menyelesaikan permasalahanmu” yang harus dijawab salah satu dari kedua jawaban tersebut sampai seluruh pertanyaan terjawab dan di akhir sesi kuesioner kita akan mendapatkan jawaban tentang bahasa cinta apa yang cocok untuk diri kita.

Nah, itu dia cara mengenali bahasa cinta untuk pasangan suami istri. Bahkan untuk mengenali bahasa cinta ini bisa kita mulai ketika proses pengenalan satu sama lain sebelum ke jenjang yang lebih serius agar kedepannya terbiasa berkomunikasi dengan pasangan sesuai dengan bahasa cintanya. []

Tags: Bahasa CintaistrikeluargaKesalingansuami
Karimah Iffia Rahman

Karimah Iffia Rahman

Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0 dan telah menulis lebih dari 5 buku antologi. Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui iffiarahman@gmail.com.

Terkait Posts

Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Sakinah

Apa itu Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah?

26 Juni 2025
Cinta Alam

Mengapa Cinta Alam Harus Ditanamkan Kepada Anak Sejak Usia Dini?

21 Juni 2025
Perbedaan anak laki-laki dan perempuan

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

17 Juni 2025
Ibu Rumah Tangga

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

17 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID