• Login
  • Register
Senin, 27 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Mengubah Cara Pandang Sadd Al-Dzari’ah pada Kasus yang Menimpa Remaja Putri

Zahra Amin Zahra Amin
13/01/2020
in Aktual
0
11
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Pekan kemarin ada dua peristiwa yang menggelisahkan saya. Pertama, tentang teror melalui pesan singkat sesama siswa yang memaksa mengenakan jilbab di salah satu sekolah negeri. Lalu kasus lainnya, seorang siswi yang dikeluarkan oleh pihak sekolah, karena mengucapkan selamat ulang tahun kepada lawan jenis. Kedua peristiwa ini terjadi di Jawa Tengah.

Dari dua kasus ini, yang menjadi sorotan adalah lembaga pendidikan setingkat sekolah menengah, dan melibatkan anak-anak perempuan yang berusia remaja. Saya membayangkan di usia mereka yang belia, sudah dihadapkan pada ketidaknyamanan, mengatur tubuh sendiri dan bagaimana berrelasi antara perempuan dengan laki-laki, tanpa ada ruang diskusi, dan memberi kesempatan bagi mereka untuk bicara.

Setidaknya dengan mendengarkan suara mereka, kita menghadirkan Islam yang tidak menakutkan, menyeramkan, dan mengekang perempuan. Sebaliknya bagaimana berislam yang ciye-ciye bagi remaja putri, yakni dengan mengedepankan perspektif mubadalah.

Sebab, sekilas saya membaca tema “Mendudukkan makna fitnah (pesona) perempuan secara mubadalah”, yang relevan dengan peristiwa di atas, dalam buku Qira’ah Mubadalah halaman 282 Dr. Faqihuddin Abdul Kodir menulis bahwa ulama-ulama kontemporer, seperti Muhammad al Ghazali, Abu Syuqqah, dan al-Qardhawi, mensinyalir fatwa-fatwa yang mengekang perempuan lebih banyak didasarkan pada cara berpikir sadd al-dzari’ah (menutup jalan) yang seringkali berlebihan.

Yaitu, logika pengambilan pandangan dan hukum Islam dengan melihat akibat buruk yang ditimbulkan oleh keberadaan perempuan di ranah sosial, sehingga harus dicegah, ditutup atau dilarang, untuk menutup atau setidaknya mengurangi dampak buruk yang terjadi di masyarakat, termasuk bagi remaja putri.

Baca Juga:

Doa Ketika Sampai di Tempat Tujuan

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

Makna Wukuf di Arafah

Pergaulan berresiko, seks bebas, kehamilan di luar nikah, kekerasan dan pemerkosaan terhadap perempuan itu terjadi karena kehadiran tubuh perempuan di tempat-tempat yang dianggap tidak semestinya. Di pasar, di sekolah, jalanan umum, transportasi publik, kantor pemerintahan, bahkan masjid dianggap oleh cara pandang sadd al-dzari’ah sebagai tempat yang tidak semestinya bagi perempuan.

Karena seringkali keberadaan mereka bisa mengundang niat jahat seseorang kepada mereka sendiri. Jika logika ini terus dikembangkan, dan tanpa kontrol, maka perempuan akan terus menerus menjadi sasaran segala bentuk pengekangan dan pelarangan.

Cara pandang ini pula yang menurut penulis dipakai oleh pengelola lembaga pendidikan di mana remaja putri tersebut bersekolah. Alih-alih memberikan pendampingan dengan penuh kasih sayang, laiknya terhadap anak-anak yang masih dilindungi oleh UU Perlindungan Anak, malah melakukan penghakiman sepihak. Meniadakan proses pendidikan yang memanusiakan perempuan.

Fakta tersebut mungkin tak hanya di satu atau dua sekolah. Peristiwa yang sama bisa terjadi pada remaja putri lainnya, di mana saja, dan kapan saja. Ketika hal itu benar-benar ada, maka meminjam kalimat KH. Husein Muhammad agar kita jangan mengutuki kegelapan. Tetapi bagaimana caranya menyalakan cahaya meski hanya kerlip lilin yang kecil saja.

Maka saya menulis ini, sebagai upaya menyulut lilin kecil, bentuk pembelaan terhadap para remaja putri agar tak gentar menghadapi persoalan yang kerap menimpa, yang itu disebabkan karena ia adalah berjenis kelamin perempuan, dan memiliki tubuh seorang perempuan.

Sementara bagi masyarakat secara luas, agar merubah cara pandang sadd al-dzari’ah tadi, menjadi lebih terbuka dan melihat kembali potensi kemanusiaan perempuan. Di mana setiap getar suaranya, menjadi pertanda keadilan itu nyata atau tidak, telah ditegakkan di muka bumi ini.[]

Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

tadarus subuh

Tadarus Subuh Ke-24 : Apakah Semua Aktivitas Istri Harus Seizin Suami

18 Juni 2022
Allah mendengar suara perempuan

Moderasi Beragama Menurut Ulama KUPI

2 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

Makna Pancasila Menurut Ulama KUPI

2 Juni 2022
Ulama NU Tegaskan Ideologi Pancasila Sudah Final

Ulama NU Tegaskan Ideologi Pancasila Sudah Final

1 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

4 Dalil Al-Qur’an Tentang Pancasila Sesuai Syariat Islam

1 Juni 2022
Pancasila Sesuai Syariat Islam

Pancasila Sumber Inspirasi Keadilan Gender

31 Mei 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Darurat Sampah

    Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Wukuf di Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Doa Ketika Sampai di Tempat Tujuan
  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw
  • Makna Wukuf di Arafah
  • Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist