• Login
  • Register
Minggu, 2 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Menilik Air Sungai Citarum Melalui Video Dokumenter Citarum Triliun

Prigi Arisandi bersama tim Watchdoc Image melakukan dokumentasi dan susur sungai yang salah satunya mereka lakukan di sungai Citarum

Karimah Iffia Rahman Karimah Iffia Rahman
15/09/2022
in Publik
0
Sungai Citarum

Sungai Citarum

257
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Persoalan limbah padat dan pembuangan limbah cair secara sembarangan, masih kerap mewarnai kualitas air sungai di Indonesia. Kejadian ini pun selalu menjadi pemandangan yang kita temukan ketika Prigi Arisandi bersama tim Watchdoc Image melakukan dokumentasi dan susur sungai yang salah satunya mereka lakukan di sungai Citarum.

Daftar Isi

    • Pengambilan Sampel Air Sungai
    • Pohon Plastik
    • Potret Masyarakat Indonesia yang Bermukim di Sekitar Sungai
  • Baca Juga:
  • Konsep Ekoteologi; Upaya Pelestarian Alam
  • Bulan Puasa: Menahan Nafsu Atau Justru Memicu Food Waste?
  • Menjamin Hak Masyarakat Untuk Mewujudkan Udara Bersih
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam
    • Penurunan Debit Air
    • Komunitas Cinta Alam Indonesia (CAI)
    • Kepedulian Pemerintah

Pengambilan Sampel Air Sungai

Ketika melakukan penyusuran air sungai, Prigi juga melakukan pengambilan sampel air sebanyak 10 liter untuk dilakukan pengecekan kualitas air sungai apakah sudah memenuhi baku mutu air atau justru sebaliknya mengingat salah satu pencemar air sungai Citarum berasal dari industri tekstil.

Pohon Plastik

Akibat tidak adanya pengelolaan sampah yang baik, pada video dokumentasi Prigi, dapat kita temukan pula pohon plastik. Pohon ini bukanlah pohon buatan melainkan pepohonan asli yang tumbuh di sekitar sungai. Mamun ranting-rantingnya penuh sampah plastik yang berada di badan air sungai dan tersangkut ketika air sungai sedang pasang.

Potret Masyarakat Indonesia yang Bermukim di Sekitar Sungai

Nampak dari video berdurasi 40 menit 55 detik tersebut bahwa di sekitar tepian sungai masih banyak sampah plastik yang dibuang sembarangan dan tidak dilakukan pengolahan dengan baik. Warga di sekitar pun masih kerap membakar sampah untuk menyelesaikan sampah rumah tangganya.

Padahal berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Detania Faridawati, pembakaran sampah dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada atmosfer bumi sehingga menyebabkan polusi udara. Selain berdampak pada lingkungan, pembakaran sampah juga menjadi penyebab penyakit ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

Baca Juga:

Konsep Ekoteologi; Upaya Pelestarian Alam

Bulan Puasa: Menahan Nafsu Atau Justru Memicu Food Waste?

Menjamin Hak Masyarakat Untuk Mewujudkan Udara Bersih

Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam

Penurunan Debit Air

Tidak hanya pemandangan sekitar air sungai yang tidak terawat, dan kualitas air yang menurun. Air sungai Citarum juga mengalami penurunan debit air. Dulu bisa mencapai 50 liter per detik. Kini hanya berkisar di angka 19 liter per detik. Hal ini warga mengasumsikan akibat adanya pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Sehingga memutus rantai aliran air sungai yang saat ini masih dapat mereka gunakan sebagai sumber air bersih yang pemerintah kelola.

Komunitas Cinta Alam Indonesia (CAI)

Dalam bahasa sunda sendiri, Cai bermakna air. Untuk melindungi air sungai Citarum, komunitas CAI telah melakukan penanaman berbagai jenis tanaman bambu. Hal ini selaras dengan ulasan Prof. Dr. Elizabeth Anita Widjaja yang menyebutkan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), tanaman bambu dapat menahan laju erosi hingga lebih dari 80% dalam waktu 5 tahun.

Kepedulian Pemerintah

Ketika masyarakat ditanya terkait pengangkutan sampah, masyarakat menjawab ada petugas pengangkut sampah yang mengambil sampah dari tempat penampungan sampah di permukiman atas sungai.

Pada video dokumenter ini kita temukan pula bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar tepian sungai mulai takut membuang sampah langsung ke badan air sungai. Bukan karena takut adanya pencemaran lingkungan. Melainkan takut apabila mereka kena denda jika perbuatannya terdokumentasi dan dilaporkan ke petugas terkait.

Di beberapa tempat, pemerintah Bandung juga mulai memberikan papan edukasi dengan menggunakan bahasa daerah seperti “Kamu Nyampah, Bandung Caah”. Artinya kalau kamu nyampah (buang sampah sembarangan), Bandung banjir. Ada pula kalimat lain seperti “Kamu Nyampah Loba Wabah”. Artinya kalau kamu buang sampah sembarangan, bisa mendatangkan wabah penyakit.

Sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap kualitas air sungai Citarum, pemerintah juga menjadikan sungai Citarum masuk dalam 22 program pemerintah dengan slogan Citarum Harum.

Mungkin perjalanan ini akan menjadi perjalanan yang panjang, tetapi kita bisa membuatnya menjadi lebih cepat dengan beberapa cara. Pertama, turut mendukung dan memantau program pemerintah terkait air sungai.

Kedua, melakukan pengelolaan dan pengolahan sampah baik padat maupun cair secara bertahap. Ketiga, mendukung aksi para pegiat lingkungan, jurnalis, dan peneliti dengan cara membagikan konten-konten terkait yang telah mereka buat. Tujuannya agar tidak hanya masyarakat Bandung yang peduli terhadap sungai Citarum. Tetapi seluruh masyarakat Indonesia pun peduli terhadap kesehatan dan kebersihan air sungai Indonesia.

Keempat, mulai mengedukasi pentingnya air sungai yang bersih untuk generasi yang akan datang. Kita mulai dari gerakan terkecil masyarakat yaitu di lingkup rumah tangga. Untuk kemudian mencoba konsisten menerapkan gaya hidup sehat untuk sungai yang sehat. []

 

Tags: Air BersihIsu LingkunganKeadilan EkologisPerubahan IklimSungai Citarum
Karimah Iffia Rahman

Karimah Iffia Rahman

Alumni Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Kesehatan Lingkungan yang kini beraktivitas sebagai Fulltime Mommy and Freelance CDMs. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0. Saat ini sedang melanjutkan pendidikan di SGPP Indonesia, Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui [email protected]

Terkait Posts

Sepak Bola Indonesia

Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

1 April 2023
Keberkahan Ramadan, Kemerdekaan Indonesia

Kemerdekaan Indonesia Bukti dari Keberkahan Ramadan

31 Maret 2023
Konsep Ekoteologi

Konsep Ekoteologi; Upaya Pelestarian Alam

30 Maret 2023
Kasih Sayang Islam

Membangun Kasih Sayang Dalam Relasi Laki-laki dan Perempuan Ala Islam

29 Maret 2023
Ruang Anak Muda

Berikan Ruang Anak Muda Dalam Membangun Kotanya

29 Maret 2023
Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

28 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Kehilangan Sosok Ayah

    Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menikah Adalah Sarana untuk Melakukan Kebaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ini Jumlah Mahar Pada Masa Nabi Muhammad Saw
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan
  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist