• Login
  • Register
Senin, 27 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Menyoal Penciptaan Perempuan dari Tulang Rusuk yang Bengkok

Kiai Faqih menyarankan agar sebaiknya ungkapan “kamu adalah tulang rusukku” diganti dengan ungkapan yang lebih mencerminkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, seperti sayap kehidupan, mitra kehidupan, teman perjuangan, partner rumah tangga atau pasangan hidup

Sulma Samkhaty Maghfiroh Sulma Samkhaty Maghfiroh
29/09/2021
in Pernak-pernik, Rekomendasi
0
tulang rusuk

tulang rusuk

411
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“…tercipta engkau dari rusuk lelaki, bukan dari kaki untuk dialasi. Bukan dari kepala untuk dijunjung, tapi dekat di bahu untuk dilindung…”

Mubadalah.id – Seketika potongan lirik lagu dengan judul Wanita terlintas di pikiranku. Perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, adalah sebuah pernyataan masyhur yang sudah lama kudengar, meski masih kupertanyakan kebenarannya. Karena kenyataan membuktikan bahwa baik bayi laki-laki maupun perempuan terlahir melalui proses reproduksi biologis pasangan suami istri. Lantas dari mana datangnya pernyataan tentang penciptaan perempuan dari tulang rusuk yang bengkok?

Daftar Isi

  • Pemaknaan Ulang Hadits Tulang Rusuk Perempuan
Pemaknaan Ulang Hadits Tulang Rusuk Perempuan

Kyai Faqihuddin Abdul Kodir dalam tadarus rutinnya merujuk pada beberapa ayat Al-Qur’an terkait penciptaan manusia baik itu laki-laki atau perempuan. Dan ternyata, beberapa ayat tentang penciptaan manusia, menerangkan bahwa manusia tercipta dari unsur tanah dan air, melalui proses reproduksi biologis. Tidak ada satupun ayat yang menyatakan bahwa ada unsur rusuk yang tidak lurus dalam penciptaan perempuan, maka jelaslah bahwa kemungkinan dalil yang digunakan dalam pernyataan penciptaan perempuan dari rusuk yang tidak lurus merupakan dalil metafora atau tasybih (perumpamaan), bukan makna yang sebenarnya.

Dan benar saja, hadits yang menjadi rujukan pernyataan tentang penciptaan perempuan dari rusuk yang tidak lurus memiliki beberapa versi meski perawinya sama dan Nabinya juga sama. Ada teks hadits yang menyatakan bahwa perempuan tercipta dari rusuk yang bengkok, tapi teks yang lainnya menyatakan bahwa perempuan bagaikan rusuk yang bengkok. Jelas dua hal ini berbeda, karena yang pertama adalah tentang penciptaan perempuan, sedangkan yang lainnya mengemukakan sebuah perumpamaan dari perempuan.

“Wa-s-taushuu bi-n-nisaa-i khairan fainnahunna khuliqna min dhil’in wa inna a’waja syai-in fi-dh-dhil’i a’laahu fa in dzahabat tuqiimuhu kasartahu wa in taraktahu lam yazal a’waja fa-s-taushuu bi-n-nisaa-i khairan”. Adalah hadits yang paling sering digunakan sebagai dalil penciptaan perempuan dari tulang sulbi yang bengkok. Adapun arti dari hadits tersebut adalah “Dan saling bernasihatlah dengan perempuan, maka sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang sulbi. Dan sesungguhnya bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah atasnya. Jika kamu luruskan, akan patah dan jika kamu biarkan maka ia akan tetap bengkok. Maka (sekali lagi) saling bernasihatlah di antara kalian”.

Oleh Kiai Faqih, hadits tersebut sudah dimaknai dengan metode kesalingan atau mubadalah. Mengingat bahwa perempuan dan laki-laki diciptakan oleh Allah secara berpasang-pasangan, tidak ada dominasi satu atas lainnya. Saling bernasihat dalam matan hadits mengisyaratkan bahwa dalam kehidupan berumah tangga, tidak sedikit yang akan mendapati pasangan yang memiliki sifat layaknya tulang sulbi, yang keras dan bengkok. Dengan kata lain sifat yang dimilikinya adalah tempramental, kasar, mudah emosi, bahkan mudah mengungkap kata cerai. Dan hal ini, mungkin akan dimiliki oleh laki-laki dengan status suami atau perempuan dengan status istri.

Dan jika mendapati pasangannya memiliki sifat layaknya tulang sulbi yang bengkok, maka pasangan lainnya yakni suami ataupun istri hendaknya mengambil sikap dewasa, waspada, dan senantiasa berlaku baik. Demi menghindari dampak terburuk yang akan terjadi jika pasangannya terlalu memaksa untuk “meluruskan tulang bengkok”.

Baca Juga:

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT

Kehidupan Perempuan Kini dalam Hegemoni Domestik

Adapun dampak terburuk dari terlalu memaksakan tulang sulbi untuk lurus adalah patahnya tulang sulbi yang juga dimaknai sebagai sebuah perceraian. Padahal ikatan sebuah pernikahan adalah ikatan yang kuat (mitsaqan ghalidhan) yang memerlukan relasi kesalingan dari suami dan istri, dengan saling membantu, saling memperlakukan dengan baik (mu’asyarah bi-l-ma’ruf), saling rela (taraadhin), saling bermusyawarah untuk saling memberikan ruang bagi pasangannya.

Sedang kata tulang sulbi seakan membuat celah diskriminatif yang merendahkan satu atas lainnya, jelas ini mencederai otoritas Al-Qur’an yang mengatakan bahwa unsur penciptaan manusia adalah tanah dan air juga proses reproduksi biologis manusia.

Di akhir tadarus, Kiai Faqih menyarankan agar sebaiknya ungkapan “kamu adalah tulang sulbiku” diganti dengan ungkapan yang lebih mencerminkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, seperti sayap kehidupan, mitra kehidupan, teman perjuangan, partner rumah tangga atau pasangan hidup. Sebagaimana disimpulkan oleh Mba Tiqo, yang memandu acara tadarus pagi ini, bahwa hadits tentang penciptaan perempuan dari tulang sulbi yang bengkok dapat dilihat dari dua sisi, yakni sisi penciptaan dan sisi metafora (perumpamaan), yang berujung pada interpretasi relasi suami istri, sehingga seyogyanya disikapi secara mubadalah (kesalingan). []

Tags: Buku Perempuan Bukan Sumber FitnahFaqihuddin Abdul KodirPenciptaan ManusiaperempuanTadarus Subuh
Sulma Samkhaty Maghfiroh

Sulma Samkhaty Maghfiroh

Penulis Merupakan Anggota Komunitas Puan Menulis, dan berasal dari Ungaran Jawa Tengah

Terkait Posts

wukuf di arafah

Deklarasi Kemanusiaan Universal Rasulullah Saw saat Wukuf di Arafah

27 Juni 2022
Perubahan Zaman

Cerita tentang Perubahan Zaman, Obrolan Ringan Bersama Hairus Salim

27 Juni 2022
kondisi anak

Mengenal 4 Kondisi Paling Penting untuk Anak

27 Juni 2022
Stigma Negatif Janda

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

27 Juni 2022
wukuf di arafah

Makna Wukuf di Arafah

26 Juni 2022
Kecantikan Perempuan

Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

26 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perempuan Haid

    Siapa Bilang Perempuan Haid Tidak Lebih Mulia dari yang Suci?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cerita tentang Perubahan Zaman, Obrolan Ringan Bersama Hairus Salim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sesama Perempuan kok Merasa Tersaingi? Katanya Kesetaraan Gender!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Impak Islamisasi di Malaysia: Tudung sebagai Identiti Muslimah Sejati dan Isu Pengawalan Moraliti Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Deklarasi Kemanusiaan Universal Rasulullah Saw saat Wukuf di Arafah
  • Cerita tentang Perubahan Zaman, Obrolan Ringan Bersama Hairus Salim
  • 6 Rukun Haji yang Wajib Dipatuhi oleh Para Jamaah Haji
  • Sesama Perempuan kok Merasa Tersaingi? Katanya Kesetaraan Gender!
  • Ummu al-Hushain Ra : Sahabat Perempuan yang Dekat dengan Nabi Saw saat Haji Wada’

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist