• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Menyulam Kebersamaan demi Masa Depan Bumi

Acara Eco-Peace juga membuka mata saya tentang pentingnya kolaborasi lintas agama dalam upaya pelestarian lingkungan

Rifa Anis Fauziah Rifa Anis Fauziah
01/11/2024
in Featured, Pernak-pernik
0
Masa Depan Bumi

Masa Depan Bumi

964
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bumi yang kita pijak ini adalah rumah bersama. Tempat di mana jutaan spesies hidup saling berdampingan, membentuk sebuah ekosistem yang kompleks nan menakjubkan. Namun, keseimbangan itu kini terancam oleh berbagai isu lingkungan yang mendesak.

Oleh karena itu, kebersamaan dan memelihara kelestarian lingkungan serta bumi adalah tanggung jawab bersama. Kesadaran akan urgensi permasalahan ini mendorong saya dan banyak pihak lain untuk turut ambil bagian dalam sebuah acara yang menginspirasi: Eco-Peace

Rangkaian Acara Eco Peace

Berikutnya Eco-Peace  menjadi momen penting dalam perjalanan saya sebagai individu yang peduli akan kelestarian lingkungan. Kami, para peserta acara ini, saling bertukar pandangan tentang peran kita menjaga bumi. Selain itu, kami juga terlibat dalam berbagai diskusi, lokakarya, dan aktivitas lapangan.

Terlebih lagi, peserta acara ini berasal dari latar belakang agama dan kepercayaan yang beragam, seperti Buddha, Hindu, Islam, Katolik, serta aliran kepercayaan lainnya. Melalui sesi-sesi tersebut, kami memahami bahwa upaya pelestarian lingkungan membutuhkan kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat. Bukan hanya bisa dilakukan sendiri-sendiri.

Kampung Percik

Salah satu momen yang paling membekas adalah saat kami mengunjungi kampung di daerah Salatiga. Kampung tersebut sangat asri dan kami merasa nyaman saat berada di sana. Dari kampung percik saya belajar bahwa dari perbedaan dan kebersamaan bisa menghasilkan sebuah perubahan.

Baca Juga:

Wahabi Lingkungan, Kontroversi yang Mengubah Wajah Perlindungan Alam di Indonesia?

Apa Kepentingan Kita Menjaga Ekosistem?

Pentingkah Melabeli Wahabi Lingkungan?

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Saat mengunjungi kampung tersebut, saya melihat ada satu rumah ibadah yang bebas digunakan oleh berbagai kepercayaan dan agama pengunjung. Suasana di sana menawarkan kesejukan dan ketentraman.

Akhirnya, pengalaman ini mengajarkan saya bahwa perubahan kita mulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan secara konsisten, seperti memilah dan memilih sampah, menghabiskan makanan, berpikiran bebas dan inklusif, serta masih banyak lagi.

Kerjasama dan Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Bumi

Terlebih lagi,  acara Eco-Peace juga membuka mata saya tentang pentingnya kolaborasi lintas agama dalam upaya pelestarian lingkungan. Di samping itu, saya sadar bahwa isu lingkungan tidak bisa terselesaikan hanya oleh satu pihak saja. Ia membutuhkan sinergi antara masyarakat, pemerintah, sektor swasta, dan akademisi.

Hanya dengan bersatu-padu, kita bisa menciptakan dampak yang signifikan dan berkelanjutan. Pada acara eco peace ini kami mendapatkan materi tentang hubungan agama dan lingkungan dari berbagai macam agama dan keyakinan.

Pengalaman ini membuat saya sadar bahwa bumi ini milik kita semua yang tinggal di dalamnya. Tugas untuk menjaga bumi bukanlah hanya bagi umat Hindu atau penganut kepercayaan tertentu saja, melainkan tanggung jawab seluruh penghuni bumi.

Di penghujung acara, saya merenungkan kembali peran saya sebagai individu. Apa yang bisa saya lakukan, sekecil apapun, untuk menjaga  lingkungan dan bumi?

Jawabannya sederhana: mulai dari diri sendiri. Mulai dari mengubah kebiasaan sehari-hari yang lebih ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik, menghemat energi, dan mendukung produk-produk berkelanjutan. Dan tentu kita perlu menyebarkan semangat ini ke orang-orang di sekitar saya.

Acara Eco-Peace menyadarkan saya bahwa masa depan bumi ada di tangan kita bersama. Setiap individu memiliki peran penting dalam menyulam kebersamaan ini. Dengan tekad yang kuat dan tindakan nyata, saya percaya kita bisa menciptakan perubahan positif dan mewariskan bumi yang lebih hijau untuk generasi mendatang.

Karena sesungguhnya, bumi ini bukanlah warisan dari nenek moyang kita. Sebagaimana yang kita ketahui, bumi ini adalah titipan yang harus kita jaga untuk anak cucu kita. Dengan kata lain, kita tidak dapat mengeksploitasi bumi sesuka hati, melainkan wajib memeliharanya demi generasi mendatang. []

Tags: Eco Peace IndonesiaEco Peace WarriorIbu BumiIsu LingkunganKampung Percik Salatiga
Rifa Anis Fauziah

Rifa Anis Fauziah

Mahasiswi ilmu al Qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Fiqh Kesetaraan

Menggeser Fiqh Fitnah Menuju Fiqh Kesetaraan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID