Larangan mudik sudah resmi diberlakukan per tanggal 25 April 2020, hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) selama wabah virus Corona. Nama lengkap peraturan ini adalah Permenhub Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah, dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.
Kendati demikian, masih banyak perantau yang bersikeras untuk mudik. Dari data Kementerian Perhubungan, sebanyak 24 persen masyarakat memutuskan tetap mudik. Hal itu tentu saja dikhawatirkan akan menjadi medium penularan Covid-19 di desa-desa.
Mudik tahun ini bagi para perantau “bagai memakan buah simalakama”. Serba salah. Maju kena mundur kena. Kalau tidak mudik mereka bingung di perantauan mau makan apa, lantaran perusahaan tempatnya menggantungkan hidup diliburkan sementara.
Para pedagang juga sepi pembeli semenjak diberlakukan peraturan PSBB. Sebenarnya bagi perantau bukannya tidak tau akan bahaya penularan virus tersebut. Hanya saja mereka tidak punya pilihan lain. Mereka juga bukan termasuk warga yang berhak mendapatkan bantuan di kota tersebut, karena mereka hanya pendatang. Sehingga jalan satu- satunya bagi mereka adalah pulang ke kampung halaman.
Sama seperti yang dilakukan perantau kebanyakan, suami saya juga memutuskan pulang ke kampung halaman karena perusahaan tempat biasa dia order barang tutup sementara. Padahal sebelum adanya mikroba virus, bagi pedagang momen ramadhan bisa dikatakan momen panen.
Semua jualan mereka laris manis dari mulai jualan bahan pokok, makanan, minuman dan jualan jenis lainya. Terlebih lagi bagi pedagang sandang seperti suami saya, di mana barang tersebut sangat diburu oleh konsumen untuk dikenakan pada saat Lebaran. Jangankan stok baru, stok lama juga kesempatan baik yang bisa dimanfaatkan pedagang untuk menghabiskan barang dagangannya.
Namun ramadhan kali ini tidak bisa merasakan panen seperti ramadhan tahun sebelumnya. Kalaupun dia masih jualan hanya melalui jual beli online dan stok yang tersedia saja. Padahal biasanya melayani stok untuk partai besar. Maklum saja, selama ini suami ibarat perantara antar perusahaan dan toko-toko yang menjual sandang seperti baju, celana, jaket, sepatu, dan lain sebagainya.
Melalui tulisan ini, saya mencoba berbagi pengalaman bagi para perantau yang akhirnya memutuskan mudik ke kampung halamannya tetapi tidak ingin menularkan wabah Covid-19 kepada keluarga dan warga sekitar, teruama bagi perantau dari Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi atau Jabodetabek yang menjadi episentrum Covid-19 di Indonesia.
Hal pertama yang bisa dilakukan oleh perantau sesampainya di rumah adalah melakukan social distancing dan karantina diri selama 14 hari dengan tidak keluar rumah, tidak bersentuhan dengan keluarga apa lagi orang sekitar. Baru setelah 14 hari itu, dia bisa melakukan kontak langsung dengan keluarga terdekat dan juga melakukan aktivitas di rumah.
Langkah tersebut telah dilakukan oleh suami, ketika dia sudah berada dirumah. Tidak mudah memang untuk bisa melakukannya, setidaknya diperlukan kesadaran diri dan kerjasama antar anggota keluarga. Alasan mengapa dia melakukan hal itu, karena sebagai upaya antisipasi diri agar kedatangannya tidak membawa virus corona pada keluarga karena memang dia perantau dari Jakarta.
Kesehatan keluarga memang yang paling utama, apalagi untuk para orang tua usia lanjut yang rentan terkena penyakit karena menurunnya sitem imun tubuh.
Akhir kata, lebih baik diam di rumah kalau tidak ingin tertular apalagi menularkan virus corona, kecuali ada keperluan mendesak. Namun meski begitu, tetap harus melakukan upaya pencegahan seperti anjuran pemerintah yaitu disiplin diri dengan memakai masker ketika keluar rumah, selalu menjaga kebersihan, melakukan social distancing, dan menjaga kesehatan.
Kalau istilah kesehatan, “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Nabi Muhammad SAW juga berpesan, jika terdapat wabah maka jangan keluar dari tempatmu.
Namun jika terpaksa mudik, tetap lakukan social distancing, karantina diri dan perkuat sistem imunitas tubuh. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT, dijauhkan dari segala macam penyakit dan semoga wabah ini segera berlalu agar kita bisa beraktivitas normal tanpa harus dipingit kebebasan dan ruang geraknya. semoga!. []