• Login
  • Register
Minggu, 11 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Ngaji Bersama Gus Baha dan Prof. Quraish Shihab Menghidupkan Nilai Qur’ani

UII, melalui acara ini, membuktikan dirinya sebagai jembatan hikmah yang menghubungkan ilmu pengetahuan, spiritualitas, dan kehidupan nyata.

Muhammad Syihabuddin Muhammad Syihabuddin
19/12/2024
in Pernak-pernik
0
Nilai Qur'ani

Nilai Qur'ani

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menunjukkan perannya sebagai kampus peradaban melalui acara Ngaji Bareng yang menghadirkan dua tokoh besar Islam, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dan Prof. Quraish Shihab.

Acara yang berlangsung pada Kamis, 5 Desember ini, disiarkan langsung melalui kanal YouTube UII dan berhasil mengundang perhatian luas. Dengan mengangkat tema memahami al-Qur’an melalui teladan Rasulullah, kegiatan ini menjadi ruang penuh hikmah untuk memperdalam nilai Qur’ani.

Menghidupkan Nilai Qur’ani bersama Gus Baha: Tafsir dan Kearifan Lokal

Sebagai salah satu ahli tafsir terkemuka, Gus Baha membawa suasana ringan namun mendalam dalam menyampaikan pemahaman al-Qur’an. Dalam kesempatan tersebut, terdapat salah seorang peserta bertanya tentang fenomena “Gus” di masyarakat, yang Gus Baha tanggapi dengan candaan khasnya, namun tetap berisi hikmah.

“Saya ini Gus asli, karena Pak Rektor tahu keluarga saya,” ujar Gus Baha sambil tersenyum, menekankan pentingnya keaslian dalam kapasitas keilmuan.

Lebih dari sekadar guyonan, Gus Baha mengajarkan bahwa memahami al-Qur’an dan nilai-nilai Qur’ani bukan hanya tentang teori, tetapi juga bagaimana pesan-pesan ilahi diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga:

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

Aurat dalam Islam

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

Beliau mencontohkan kisah Nabi Musa untuk menggambarkan kompleksitas perjalanan manusia dalam menjalani ketaatan. Hal ini menunjukkan relevansi al-Qur’an di berbagai aspek kehidupan, dari persoalan sosial hingga budaya lokal.

Menurut Gus Baha, kemampuan memahami tafsir bukanlah sekadar gelar atau posisi sosial. “Yang naturalisasi tadi nggak usah diundang kalau tidak memenuhi kualifikasi tafsir,” dawuhnya, menekankan pentingnya keilmuan yang mendalam. Dengan gaya khasnya, Gus Baha mengajak peserta untuk selalu menggali al-Qur’an dengan niat yang tulus, karena demikianlah kunci menuju kehidupan yang penuh keberkahan.

Prof. Quraish Shihab: Toleransi dalam Tafsir dan Perjalanan Menuju Tuhan

Sementara itu, Prof. Quraish Shihab membawa perspektif yang lebih filosofis dalam memahami al-Qur’an. Beliau menekankan pentingnya menghargai perjalanan spiritual setiap individu.

Melalui analogi sederhana, Prof. Quraish menggambarkan manusia seperti tamu yang diundang ke suatu acara. “Ada yang datang tepat waktu, ada yang terlambat karena tersesat, dan ada yang tidak sampai karena salah jalan. Tuhanlah yang paling tahu perjalanan mereka,” jelasnya.

Pesan ini mengingatkan bahwa setiap orang memiliki perjalanan spiritual yang unik. Kita tidak perlu saling menghakimi, karena hanya Tuhan yang mengetahui niat dan usaha masing-masing. Sikap ini sejalan dengan teladan Rasulullah yang penuh kasih dan pengertian kepada semua orang, terlepas dari latar belakang dan kekurangannya.

Dalam konteks memahami al-Qur’an, Prof. Quraish juga menekankan pentingnya keterbukaan dan penghormatan terhadap perbedaan pandangan. Menurutnya, perdebatan tafsir seharusnya tidak menjadi sumber konflik, melainkan ladang untuk memperkaya pemahaman. Dengan demikian, nilai-nilai Qur’ani dapat kita terapkan dalam menciptakan harmoni di tengah masyarakat yang majemuk.

UII sebagai Jembatan Ilmu dan Hikmah

Keberhasilan UII menghadirkan dua tokoh besar ini bukan hanya sebagai bentuk tanggung jawab akademis, tetapi juga sebagai upaya menghubungkan ilmu dengan kehidupan nyata. Kampus ini membuktikan bahwa pendidikan Islam tidak hanya tentang teori, tetapi juga bagaimana nilai-nilai Qur’ani kita hidupkan dan kita sebarluaskan ke masyarakat luas.

Acara ini juga menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang merangkul semua aspek kehidupan, dari tataran intelektual hingga kearifan lokal. Dengan menghadirkan Gus Baha, yang terkenal dengan gaya dakwah sederhana namun mendalam, dan Prof. Quraish Shihab, yang membawa pemikiran filosofis dan toleransi, UII berhasil menciptakan harmoni dalam keberagaman perspektif.

Selain itu, acara ini menunjukkan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menciptakan ruang dialog yang produktif. Di era digital ini, penyiaran melalui platform seperti YouTube memungkinkan nilai-nilai Qur’ani menjangkau audiens yang lebih luas. Termasuk generasi muda yang menjadi harapan masa depan Islam.

Acara Ngaji Bareng bersama Gus Baha dan Prof. Quraish Shihab di UII merupakan momentum penting dalam upaya memahami al-Qur’an melalui teladan Rasulullah. Dengan menggabungkan kearifan lokal, toleransi, dan pendekatan intelektual, kegiatan ini memperkaya cara pandang peserta terhadap nilai Qur’ani.

UII, melalui acara ini, membuktikan dirinya sebagai jembatan hikmah yang menghubungkan ilmu pengetahuan, spiritualitas, dan kehidupan nyata. Harapannya, tradisi ini terus berlanjut, menghadirkan lebih banyak dialog yang membangun untuk memperkuat peradaban Islam yang penuh rahmat bagi semua. []

Tags: CeramahGus BahaHikmahislamNilai Qur'aniProf Quraish Shihab
Muhammad Syihabuddin

Muhammad Syihabuddin

Santri dan Pembelajar Instagram: @syihabzen

Terkait Posts

Islam

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

11 Mei 2025
Menyusui

Menyusui adalah Pekerjaan Mulia

10 Mei 2025
Bekerja adalah

Bekerja adalah Ibadah

10 Mei 2025
Mengapa Bekerja

Perempuan Bekerja, Mengapa Tidak?

10 Mei 2025
perempuan di ruang domestik

Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama

9 Mei 2025
PRT

Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

9 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pekerja Rumah Tangga

    Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan
  • Apakah Barak Militer Bisa Menjadi Ruang Aman bagi Siswi Perempuan?
  • Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga
  • Tidak Ada Cinta bagi Arivia
  • Menyusui adalah Pekerjaan Mulia

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version