• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Nomenklatur Libur Isa Al Masih Menjadi Yesus Kristus

Presiden Joko Widodo telah mengesahkan pergantian nomenklatur libur umat Katolik dan Protestan. Yaitu dari Isa Al Masih menjadi Yesus Kristus

Royha Royha
09/05/2024
in Featured, Publik
0
Nomenklatur Libur

Nomenklatur Libur

928
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Negara mengakui, kurang lebih terdapat enam agama yang dianut penduduk Indonesia. Banyaknya agama yang masyarakat anut Indonesia ini, mendorong negara untuk menjadi negara yang mengayomi serta melindungi keragaman umat beragama di Indonesia.

Negara mengakui enam agama tersebut, tersemat pada kalender nasional yang tertuang pada hari-hari besar nasional. Termasuk didalamnya menyoal hari raya. Pada Januari 2024, Presiden Joko Widodo telah mengesahkan pergantian nomenklatur libur umat Katolik dan Protestan. Yaitu dari Isa Al Masih menjadi Yesus Kristus.

Pergantian ini memuat beberapa hal di antaranya, untuk libur kelahiran, wafat, kebangkitan dan kenaikan Isa Al Masih, menjadi libur kelahiran, wafat, kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus.

Isa Al Masih dalam pandangan Katolik dan Protestan

Dari Kitab Injil, umat Kristen menganggap serta yakin bahwa Isa Al Masih adalah hamba Allah yang kemudian menjadi sosok anak Tuhan yang turun ke dunia dalam wujud manusia. Mereka meyakini bahwa Isa Al Masih hadir di antara manusia. Yakni untuk membawa kabar gembira dan berkah untuk seluruh umat manusia sekaligus sebagai penebus bagi umat manusia.

Untuk membuktikan jika Yesus adalah Tuhan, mereka hendak membunuh dan menyalibkannya. Namun setelah kematian-Nya di atas kayu salib, Yesus hidup dan datang kepada murid-muridnya, agar dapat memberi kabar gembira dari kerajaan Tuhan di langit.

Baca Juga:

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Keheningan Melalui Noble Silence dan Khusyuk sebagai Jembatan Menuju Ketenangan Hati

Manusia Bukan Tuan Atas Bumi: Refleksi Penggunaan Energi Terbarukan dalam Perspektif Iman Katolik

Keyakinan tersebut berdasar pada sejumlah firman tuhan dalam kitab injil, yaitu Yohanes 1:14

“Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita. Dan kita telah melihat kemuliaannya yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai anak tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Lukas 1:31

“Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai dia dengan Yesus.”

Firman tersebut yang menjadi landasan atas adanya keyakinan mengenai Isa Al Masih adalah Yesus Kristus yang mereka yakini.

Isa Al Masih dalam pandangan Islam

Al-Qur’an menerangkan bahwa Isa Al Masih, tidak lain adalah manusia biasa yang makan dan minum seperti layaknya manusia hidup pada umumnya. Nabi Isa sbagai salah satu rasul Allah SWT yang hadir di muka bumi dengan tugas membawa kabar gembira kepada manusia.

Adanya keyakinan umat muslim bahwa Isa Al Masih adalah seorang nabi, adalah berdasar pada firman Allah SWT dalam surah al-maidah ayat 75 yang artinya,

“Al Masih putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)”. (Q.S. Al-Maidah:75)

Selain itu, Allah SWT juga menerangkan dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 42. Di mana ada penjelasan bahwa Isa Al Masih lahir dari perempuan yang suci, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya,

“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata:  “Hai Maryam, sungguh Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).” (Q.S.Ali Imran: 42)

Dogma tentang kenaikan Isa Al Masih

Secara kronologis, dogma yang ada pada umat Kristiani menganggap bahawa kehidupan Yesus Kristus atau yang mereka yakini sebagai Isa Al Masih, lahir dari Maria. Di mana dia telah mengalami penderitaan, penyaliban, kematian dan penguburan serta turun kedalam kerajaan maut.

Kemudian Isa Al Masih menebus dosa manusia dengan menjadi korban atas dirinya dengan mati disalib. Akan tetapi kematian tersebut bukanlah suatu kekalahan. Sebab menurut dogma yang mereka yakini, tiga hari setelah kematiannya tepat di hari Minggu, Isa Al masih bangkit dan memenangkan maut lalu mengalahkan kuasa dosa yang ada.

Lalu selanjutnya adalah proses kenaikan sebagai kemenangan gemilang, sebab ia mendapatkan kehidupan baru dan pengharapan serta hidup dalam kemuliaan Tuhan. Kebangkitan Isa Al Masih atau Paskah merupakan tindakan penyelamatan Tuhan. Sedangkan kenaikan Isa Al Masih terjadi tepat 40 hari setelah hari kebangkitan atau Paskah.

Diangkatnya Isa Al Masih setelah memperlihatkan diri di puncak Zaitun, dianggap sebagai akhir perjalanan hidupnya. Kejadian ini pun tertandai sebagai hari Kenaikan Isa Al Masih. Islam menyebutkan bahwa Nabi Isa mendapatkan gelar Al Masih (dalam tafsir Ibnu Katsir) menurut ulama salaf karena banyaknya ia melakukan pengembaraan.

Kisah kenaikan Isa Al Masih terabadikan dalam Al-Qur’an dalam surah ali Imran ayat 55, Allah SWT berfirman yang artinya,

“(ingatlah) ketika Allah berfirman, “ hai isa, sesungguhnya Aku akan menidurkanmu dan mengangkatmu kepadaKu” 

Peristiwa pengangkatan Nabi Isa menjadi bukti bahwa ia tidak pernah disalib. Adapun seseorang yang disalib adalah ia yang menggantikan posisi Nabi Isa dengan diserupakan, bernama Yudas.

Perwujudan toleransi melalui perubahan nomenklatur

Perbedaan tersebut lahir karena adanya perbedaan pendapat dan pandangan dalam menafsirkan dan menggambarkan kisah yang terjadi di masa lampau. Nomenklatur hari libur pada kalender nasional dari istilah Isa Al Masih menjadi Yesus Kristus adalah atas permintaan dari umat Kristiani.

Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI), mengapresisasi keputusan Kementerian Agama soal perubahan nomenklatur hari libur nasional Isa Almasih menjadi Yesus Kristus.

Menurut Ketua Umum GMKI Jefri Gultom, langkah ini merupakan upaya inklusif dari pemerintah dalam menghargai keberagaman agama di Indonesia. Yakni Indonesia yang menjunjung  tinggi nilai-nilai toleransi dalam beragama. Di mana hal ini merupakan kekuatan yang mendasar, yaitu bersatunya masyarakat untuk saling menghormati dan menghargai antara sesama umat beragama.

Perubahan nomenklatur ini memberikan pengakuan yang lebih tegas terhadap keyakinan Kristen dan Katolik. Secara simbolis, menegaskan komitmen pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang inklusif bagi semua pemeluk agama di Indonesia.

Hal ini tegas terhadap adanya perubahan nomenklatur adalah dalam upaya menghargai keberagaman, dan lancarnya peribadatan seluruh masyarakat yang memeluk agama sesuai dengan yang mereka anut.

Tentang umat Kristen dan Katolik mereka mengkonfirmasi bahwa itu benar agar diubah menjadi nama Yesus Kristus. Yaitu penyebutan atau nama yang mereka yakini, tidak lagi menggunakan istilah Isa Al Masih.

Kesaksian Nabi Muhammad SAW tentang persaudaraan antar manusia

Nabi Muhammad SAW selalu mengucapkan dalam salatnya, dengan tegas menyatakan “Aku bersaksi bahwa seluruh manusia, hamba-hamba Allah itu adalah saudara.”

Kesaksian antar manusia tentang persaudaraan menjadi dasar dan inspirasi atas penerapan syariat Islam yang lebih relevan dalam konteks bernegara dan berbangsa saat ini. Yakni untuk lebih mengedepankan semangat persaudaraan antar manusia. Akhir kata, selamat merayakan Hari Kenaikan Yesus Kristus bagi umat Kristiani. []

 

 

 

Tags: agamaIsa Al MasihkatolikkeberagamannomenklaturNomenklatur Libur NasionalProtestantoleransiYesus Kristus
Royha

Royha

Perempuan Tanah Air,  fokus Kajian Hukum Ekonomi Syariah, suka masak,sholawatan dan nulis tentang kesalingan. aku dan kamu tidak hanya menjadi kita namun  menjadi bukti rahmat atas alam semesta

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version