• Login
  • Register
Selasa, 8 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Pemanusiaan Perempuan Haid

Haid atau menstruasi adalah fitrah perempuan yang Tuhan berikan bagi sebaik-baiknya ciptaanNya. Tidak ada lagi perempuan yang teralienasi dari tubuhnya hanya karena ia menstruasi

Lisa Nurhalisah Lisa Nurhalisah
16/02/2023
in Personal
0
Perempuan Haid

Perempuan Haid

599
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Berangkat dari apa yang saya dapati di lingkungan sosial, ternyata masih banyak perempuan yang menganggap tabu menstruasi perempuan haid. Mereka risih ketika harus menyampaikan bahwa mereka sedang haid atau menstruasi secara terang-terangan. Seperti yang terjadi di salah satu kegiatan organisasi mahasiswa yang saya ikuti. Masih banyak perempuan yang melakukan tindakan bisik-bisik kepada panitia untuk meminta izin mengganti pembalut.

Hal ini karena adanya sebagian orang yang menganggap bahwa itu adalah sebuah hal yang memalukan yang tidak semestinya tersampaikan secara terang-terangan di depan umum. Alhasil ketika perempuan menyampaikan kondisi haid mereka secara terang-terangan mereka sering kali akan mendapat label sebagai perempuan yang kurang sopan, malu-maluin. Bahkan terkena marah, dan jadi bahan tertawaan ketika mengungkapkan bagian dari kondisi biologis yang mereka alami.

Di beberapa Negara, bahkan beberapa suku di Indonesia masih ada yang melakukan pengasingan kepada perempuan-perempuan yang mengalami haid atau menstruasi mereka menempatkannya di rumah-rumah kecil. Atau gubuk sampai masa menstruasi mereka berhenti. Hal ini disebabkan karena aturan adat mereka menganggap bahwa perempuan haid adalah perempuan yang tercemari. Darah menstruasi mereka kotor, dan akan membawa petaka jika berada di dalam kelompok masyarakat.

Stigma Perempuan Haid

Darah perempuan haid juga di anggap punya kekuatan destruktif. Merusak atau menghancurkan. Sebab menetes di atas tanah, memberi makan belatung  yang akan membunuh tanaman dan tercium oleh hewan pemangsa. Lebih dari itu, mereka juga melarang perempuan menstruasi untuk berpergian. Tidak boleh masuk rumah, dan tidak boleh menyentuh apapun. Karena mereka dalam keadaan kotor, bahkan ada beberapa adat yang melarang perempuan menstruasi untuk mandi atau membersihkan tubuhnya. Perempuan pun teralienasi dan terpenjara oleh kondisi biologisnya hanya karena ia terlahir sebagai perempuan.

Islam hadir di tengah-tengah masyarakat Arab, di mana saat itu perempuan di anggap sebagai musibah. Alhasil ketika seorang ibu melahirkan seorang bayi perempuan maka bayinya akan terkubur hidup-hidup. Belum lagi perempuan masih dianggap sebagai benda yang bisa dperjual belikan. Menjadi jaminan utang, dan dihadiahkan kepada seseorang. hal itu terjadinkarena kondisi menstruasinya mereka anggap sebagai kutukan.

Kemudian, Islam menegaskan bahwa ; pertama, perempuan adalah manusia. Kedua, setiap manusia hanyalah hamba Allah SWT. Ketiga,setiap manusia adalah khalifah fil ardh yang punya kewajiban mewujudkan kemaslahatan seluasnya di muka bumi. Artinya, laki-laki dan perempuan hanya hamba Allah SWT. Perempuan bukan hamba laki-laki, bukan hamba masyarakat atau pun adat. Keduanya mesti aktif berkerjasama mewujudkan kemaslahatan seluasnya di muka bumi.

Baca Juga:

Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Islam Memanusiakan Perempuan

Ajaran Islam bawa memanusiakan perempuan, dan posisinya setara dengan laki-laki tanpa pengecualian. Maka semestinya kita bisa terapkan secara utuh untuk memperlakukan perempuan secara adil dan beradab. Baik dalam rumah tangga, adat, maupun di ruang publik sebagai manusia dengan segenap pengalaman perempuan yang ia miliki.

Bagaimana mungkin orang kita perlakukan seseorang secara tidak manusiawi karena ia menjadi perempuan. Padahal ia tidak ikut menentukannya? Bagaimana mungkin perempuan kita perlakukan tidak manusiawi karena mengalami menstruasi. Sedangkan ia tidak diminta memilih? Manusia mesti kita perlakukan secara manusiawi,

Setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan punya kondisi biologis yang berbeda. Di mana ini adalah bentuk penciptaan mereka dari Tuhan yang tidak bisa kita pungkiri. Haid atau menstruasi adalah fitrah perempuan yang Tuhan berikan bagi sebaik-baiknya ciptaanNya. Tidak ada lagi perempuan yang teralienasi dari tubuhnya hanya karena ia menstruasi.

Tidak ada lagi perempuan yang terpenjara dari tubuhnya, keluarganya, dan lingkungannya hanya karena ia menstruasi, Maka jangan jadikan menstruasi sebagai dasar inferioritas perempuan. Dan,  jangan berikan mereka beban berkali-kali atas kondisi dan pengalaman biologis yang sedang mereka alami. Menstruasi adalah fitrah penciptaan perempuan dari Tuhan yang harus kita terima dengan rasa welas asih. []

Tags: HaidHak Kesehatan Reproduksi PerempuanMenstruasiPengalaman biologis perempuanperempuan
Lisa Nurhalisah

Lisa Nurhalisah

Penulis saat ini menempuh pendidikan S1nya di jurusan Penjas, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara

Terkait Posts

Pernikahan Tradisional

Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

8 Juli 2025
Menemani dari Nol

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

7 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

7 Juli 2025
Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nikah Massal

    Menimbang Kebijakan Nikah Massal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perjanjian Pernikahan
  • Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional
  • Kemanusiaan sebagai Fondasi dalam Relasi Sosial Antar Manusia
  • Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak
  • Meruntuhkan Mitos Kodrat Perempuan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID