• Login
  • Register
Senin, 27 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pemimpin yang Memecat Para Koruptor: Sebuah Kisah

Redaksi Redaksi
08/05/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Larangan Memukul Istri dalam Hadis Nabi

Larangan Memukul Istri dalam Hadis Nabi

46
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pemimpin yang memecat para koruptor adalah cerita yang cukup populer di berbagai kalangan. Koruptor atau maling uang rakyat adalah perbuatan yang sangat dilarang di dalam Islam. Di dalam fiqh jinayah, para garong uang rakyat (koruptor) sering disebut dengan beberapa istilah. Di antaranya, Risywah (Penyuapan), Ghasab (Mengambil Paksa Hak/Harta Orang Lain), Sariqah (Pencurian) dan Hirabah (Perampokan).

Daftar Isi

  • Hukuman bagi Koruptor
  • Kisah Pemimpin yang Memecat Para Koruptor
  • Baca Juga:
  • Mendamba Negeri Utopia
  • Belajar dari Anime One Piece: Perempuan Berhak Menjadi Pemimpin
  • Merebut Tafsir: Qawwam (Pemimpin)
  • Pemimpin Perempuan Hebat di Dunia

Hukuman bagi Koruptor

Para koruptor memang bukan orang baru dalam sistem pemerintahan, namun sejak zaman dahulu kala sudah banyak orang atau para pejabat yang melakukan korupsi. Hukuman bagi para koruptor juga cukup beragam, ada yang dihukum seumur hidup, potong tangan, dan ada yang hanya dihukum beberapa tahun saja.

Akan tetapi, ada salah satu kisah yang menarik, saat seorang pemimpin (khalifah) yang langsung memecat para pegawainya, apabila terdapat melakukan korupsi. Pemimpin yang memecat para koruptor tersebut adalah Umar bin Abdul Aziz, sosok yang dikenal sebagai pemimpin yang adil dan jujur.

Kisah Pemimpin yang Memecat Para Koruptor

Kaum muslimin, menurut KH. Husein Muhammad dalam buku Lisanul Hal, Kisah-kisah Teladan dan Kearifan sering menyebutnya “Khalifah Rasyidin yang kelima” Yakni, pemimpin kelima yang memperoleh petunjuk Tuhan, sesudah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Buya Husein menceritakan bahwa saat menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz sesungguhnya sangat tidak berhasrat untuk memangku jabatan terhormat ini.

Baca Juga:

Mendamba Negeri Utopia

Belajar dari Anime One Piece: Perempuan Berhak Menjadi Pemimpin

Merebut Tafsir: Qawwam (Pemimpin)

Pemimpin Perempuan Hebat di Dunia

Umar bin Abdul Aziz, kata Buya Husein, lebih suka menjadi manusia biasa. Tetapi, ia terpaksa menerimanya, lantaran desakan banyak keluarganya. Menurut mereka, tak ada yang lebih baik untuk memimpin kerajaan besar ini selain dia.

“Ia pun dilantik menjadi Khalifah, menggantikan Sulaiman bin Abdul Malik. Ia tak suka disebut “khalif” Ia lebih suka disebut Amir al-Mukminin yang bermakna pelayan orang-orang beriman, sebagaimana pendahulunya, Umar bin al-Khattab,” tulis Buya Husein.

Buya Husein melanjutkan kisahnya, bahwa saat beberapa hari setelah dilantik sebagai Khalifah, Umar bin Abdul Aziz mengambil langkah-langkah politik yang berani Kebijakan pertamanya yang penting dan kontroversi, antara lain:

“Sejumlah pejabat negara yang korupsi dan bertindak otoriter dipecat.”

Salah seorang di antara mereka yang melakukan korupsi adalah Syuraik bin Ardha. Kepadanya Umar dengan tegas mengatakan,

“Kamu sekarang aku berhentikan dari jabatanmu. Sudah lama aku melihat, kamu sering menganiaya rakyat, menghukum mereka dengan dipanggang di bawah terik matahari. Kamu juga suka mencambuk mereka dan membuat mereka kelaparan. Sementara kamu duduk nyaman di dalam kemah dengan memakai baju sutera mewah.”

Umar juga, tambah Buya Husein, menolak kekerasan.

Jarrah bin Abdullah, Gubernur Khurasan (Iran dan Afganistan) pernah mengirim surat kepadanya. Isinya:

“Moral masyarakat Khurasan benar-benar telah rusak. Mereka hanya bisa menjadi masyarakat yang baik dengan cara dihukum tembak atau dicambuk. Hukuman seperti inilah yang dapat menimbulkan efek jera. Saya berharap tuan mengizinkan saya melakukannya”

Umar membalas surat itu dengan mengatakan,

“Aku telah menerima suratmu. Kamu telah melakukan kebohongan dan tindakan yang keliru. Perbaikan terhadap mereka bukan dengan menindak mereka melalui cara-cara kekerasan seperti yang kamu harapkan itu, tetapi dengan menegakkan keadilan dan kebenaran. Lakukan itu! Salam.”

Demikian cerita dan sedikit catatan tentang pemimpin yang memecat para koruptor. Semoga bermanfaat. (Rul)

Tags: garong uang rakyatKorupsiKoruptormaling uang rakyatpemimpinpemimpin yang memecat para koruptor
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Prinsip Hidup Bersama

Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

27 Maret 2023
kehidupan bersama

Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama

27 Maret 2023
Batasan Sakit yang Membolehkan tidak Puasa

Q & A: Apa Batasan Sakit yang Membolehkan Tidak Puasa di Bulan Ramadan?

27 Maret 2023
Kesehatan Gigi dan Mulut

Ramadan Tiba, Kesehatan Gigi dan Mulut Harus Tetap Terjaga

26 Maret 2023
Konstitusi

Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

25 Maret 2023
Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

25 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Akhlak dan perilaku yang baik

    Pentingnya Memiliki Akhlak dan Perilaku yang Baik Kepada Semua Umat Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Waspadai Propaganda Intoleransi Jelang Tahun Politik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama
  • Nyai Pinatih: Sosok Ulama Perempuan Perekat Kerukunan Antarumat di Gresik
  • Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama
  • Q & A: Apa Batasan Sakit yang Membolehkan Tidak Puasa di Bulan Ramadan?
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist