• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Pentingkah Laki-laki Terlibat dalam Penghapusan Kekerasan Seksual?

Kehadiran laki-laki yang punya perspektif feminis ini kita harapkan bisa menjadi teman yang mampu mendengarkan, mendukung, melindungi dan memperjuangkan hak-hak perempuan.

Miranti Miranti
29/11/2023
in Publik
0
Kekerasan

Kekerasan

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada 1999 Majelis Umum PBB menjadikan 25 November sebagai Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. Bahkan setiap tahunnya, mulai dari 25 November sampai 10 Desember, (Hari Peringatan Hak Asasi Manusia Sedunia), diperingati sebagai 16 Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan.

Tema 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan tahun ini adalah “Kenali hukumnya, lindungi korban”. Tema ini tentu sangat relevan dengan kondisi saat ini, yang di mana jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan memang masih sangat tinggi.

Berdasarkan catatan tahunan Komisi Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) tahun 2015, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan mencapai 321.752, naik dari 293.220 pada tahun sebelumnya.

Peningkatan tersebut diikuti juga dengan meningkatnya keterlibatan masyarakat dan lembaga layanan dalam penanganan terhadap perempuan dan anak. Namun, upaya-upaya penghapusan yang dilakukan, baik oleh pemerintah maupun kelompok masyarakat, kebanyakan hanya melibatkan perempuan saja.

Oleh karena itu, sejumlah program pelibatan laki-laki pun mulai dilakukan oleh beberapa komunitas. Pelibatan laki-laki pada dasarnya dilakukan untuk mendorong mereka mengambil peran aktif dalam menghentikan kekerasan terhadap perempuan dengan cara mengartikan ulang arti ‘maskulinitas’ dan peran keayahan (fatherhood).

Laki-laki yang umumnya sering orang-orang anggap sebagai sumber kekerasan dalam kasus-kasus kekerasan berbasis gender. Namun kini, ia kita libatkan dan harapkan dapat menyempurnakan strategi dalam mencapai kesetaraan gender.

Baca Juga:

Al-Qur’an Tidak Membedakan Kesaksian Perempuan dan Laki-laki

Bagaimana Gerakan Kesalingan Membebaskan Laki-laki Juga?

Perspektif Mubadalah Meniscayakan Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Hanya Hamba Allah

Ketika Perempuan Menjadi Korban Kekerasan Seksual yang Berlapis

Di sisi lain, menurut Hafidin dalam tulisannya yang terbit di bakti.or.id menyebutkan bahwa keterlibatan laki-laki dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan itu sangat penting. Sebab dalam budaya patriarki ia mendapatkan privilege (hak istimewa) berupa kekuasaan dan dominasi.

Hak istimewa ini sebenarnya bisa alat untuk laki-laki ikut memperjuangkan keadilan bagi perempuan. Sehingga perempuan tidak lagi menjadi korban kekerasan.

Melibatkan Laki-laki dalam Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan

Peran laki-laki dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan bisa dilakukan dengan memberikan pendidikan feminisme bagi laki-laki dan mengajak mereka untuk lebih aktif mendukung dan melakukan nilai-nilai kesetaraan gender, baik di ruang publik maupun hubungan rumah tangga.

Selain itu, laki-laki juga bisa belajar tentang pengetahuan feminisme. Sehingga dia bisa ikut terlibat dalam upaya menghentikan kekerasan terhadap perempuan. Sekaligus menyuarakan bahwa status privilege laki-laki dalam budaya patriarki itu bukan alasan laki-laki untuk mendominasi dan melakukan kekerasan pada perempuan.

Justru sebaliknya, hal tersebut harus menjadi alat untuk melindungi dan memastikan perempuan aman dari segala bentuk kekerasan.

Masih dalam nafas yang sama, laki-laki juga bisa ikut andil dalam penghapusan kekerasan terhadap perempuan dengan cara membiasakan diri untuk memilih kata-kata secara sensitif gender dalam kehidupan sehari-hari kita. Jangan lagi menggunakan kata-kata yang dapat merendahkan dan melecehkan perempuan.

Kehadiran laki-laki yang punya perspektif feminis ini kita harapkan bisa menjadi teman yang mampu mendengarkan, mendukung, melindungi dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Sehingga secara perlahan, kekerasan terhadap perempuan itu berakhir.

Dengan begitu, menurut hemat saya dalam proses memperjuangan keadilan bagi perempuan itu tidak hanya cukup perempuan lakukan saja. Tetapi peran serta kehadiran laki-laki juga sangat penting.

Sebab, dengan saling bekerjasama antara laki-laki dan perempuan, gerakan keadilan gender ini akan semakin masif dan cepat. Sehingga mewujudkan kehidupan yang adil bagi laki-laki dan perempuan akan lebih mudah tercapai.

Meskipun perjalannya tidak selalu mudah, namun dengan gerak bersama dan kerjasama, perjuangan itu akan lebih ringan. Seperti hal nya pepatah yang sering kita dengar bahwa “ringan sama dijinjing berat sama dipikul”. Kata-kata ini menujukkan betapa pentingnya saling membantu dan menolong dalam hal kebaikan. []

Tags: kekerasanlaki-lakipenghapusanPentingkahseksualTerlibat
Miranti

Miranti

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version