• Login
  • Register
Kamis, 23 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Pentingnya Kesalingan Membentuk Positive Vibes Keluarga

Gambaran rumah tangga yang memiliki positive vibes adalah yang diliputi sakinah (ketentraman jiwa), mawaddah (rasa cinta) dan rahmah (kasih sayang). Setiap anggota keluarga setidaknya merasakan tiga hal itu

Rochmad Widodo Rochmad Widodo
15/03/2023
in Keluarga
0
Positive Vibes Keluarga

Positive Vibes Keluarga

616
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita banyak mendapati saat berkunjung ke rumah sanak saudara, kerabat, sahabat, atau bahkan tetangga. Rumahnya biasa saja. Cukup sederhana. Namun kita merasa sangat nyaman dan betah berlama-lama di sana, seakan merasakan positive vibes keluarganya. Sekaligus fenomena kebalikannya kita juga pernah merasakan.

Padahal rumahnya sangat besar dan mewah. Tapi kita justru merasa tidak nyaman dan seakan-akan ingin segera berpamitan pulang. Seolah merasakan negative vibes keluarga mereka. Bisa jadi demikian juga dirasakan sanak saudara, kerabat, sahabat, atau tetangga saat berkunjung ke rumah kita.

Yang membuat merasa nyaman dan tidak nyaman di sebuah rumah, ternyata bukan sekadar karena rumah mewah dan besar. Tapi juga bagaimana positive vibes keluarganya. Terkadang meski rumah sederhana, namun jika dihuni oleh orang-orang yang positif, justru terasa lebih nyaman dibandingkan rumah yang mewah namun diselimuti penuh dengan aura negatif.

Tentu lebih bagus lagi, jika kita mampu mewujudkan rumah besar dan mewah, sekaligus di keluarga juga senantiasa kita jaga agar positive vibes terus tercipta. Jadi bisa terwujud “rumahku” menjadi “surgaku.” Atau “keluargaku,”  menjadi “surgaku.”

Daftar Isi

    • Istilah Positive Vibes
  • Baca Juga:
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami
  • Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri
  • Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?
  • Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?
    • Pentingnya Positive Vibes Keluarga
    • Memprioritaskan Kenyamanan Bersama
    • Gambaran Positive Vibes Keluarga
    • Kesalingan Membentuk Positive Vibes
    • Merawat Positive Vibes Keluarga

Istilah Positive Vibes

Dalam buku Simple and Cool Daily English Conversation, ada penjelasan bahwa vibes adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang. Perasaan itu bisa karena orang lain, tempat atau keadaan. Adapun kata vibes menurut Cambridge Dictionary artinya sebagai perasaan yang seseorang dapatkan saat berada di suatu tempat atau situasi tertentu atau saat berada bersama orang tertentu.

Baca Juga:

Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri

Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

Vibes juga bisa kita artikan sebagai suasana tempat, situasi, orang-orang, dan cara mereka mempengaruhi perasaan seseorang. Sekaligus vibes dapat kita maknai sebagai aura, mood, atau suasana hati yang timbul atau kita rasakan.

Positive vibes atau kadang kita sebut juga vibes positif, dalam istilah gaul yang kerap kita dengar, mengacu kepada pengertian energi yang bisa memberikan pengaruh positif. Dalam hal ini istilah positive vibes juga bisa kita terapkan untuk menggambarkan energi positif sebuah keluarga.

Pentingnya Positive Vibes Keluarga

Pada dasarnya infrastruktur sebuah rumah tangga ada dua macam. Pertama adalah infrastruktur fisik, berupa tempat tinggal atau rumah. Dan yang kedua adalah infrastruktur nonfisik, yaitu nilai-nilai keluarga yang menjadi komitmen pasangan suami istri, visi yang menjadi tujuan bersama mereka dalam membangun keluarga, dan juga budaya yang terbentuk di keluarga oleh kedua pasangan.

Baik infrastruktur fisik maupun nonfisik harus kita buat dengan kokoh dan nyaman. Karena keduanya sama-sama penting untuk menopang keluarga apakah akan menjadi kuat ataupun rapuh, dan menjadi bagus ataupun buruk.

Tempat tinggal keluarga harus kokoh dan nyaman. Kokoh bukan berarti harus besar dan mewah. Namun lebih ke keamanannya untuk menjadi tempat berteduh dan berlindung, serta beristirahat anggota keluarga. Kenyamanan tidak harus dengan perabot yang mahal dan ruangan ber-AC. Tapi lebih kepada bagaimana kita jaga kerapihan, dan kebersihannya.

Tidak memaksakan diri dengan kemampuan finansial dalam membangun dan membelinya. Jangan sampai yang niatnya punya tempat tinggal besar dan mewah agar nyaman secara tempat, tapi justru bisa mengganggu kenyamanan akibat tagihan angsuran yang memaksakan kemampuan, atau sisi biaya pembeliannya.

Memprioritaskan Kenyamanan Bersama

Nyaman dari sisi nonfisik bisa kita katakan jauh lebih penting. Bagaimana suasana antar anggota keluarga terbentuk agar senantiasa positif. Dengan berkomitmen untuk saling memahami, saling mengerti, sama-sama senantiasa bersabar di setiap menghadapi berbagai ujian dan cobaan.

Jika ada yang sedang terbelit masalah di luar, bagaimana rumah bisa menjadi penenang dan inspirasi pemecahan solusinya. Jika ada yang sedang tersulut emosi, bagaimana yang lain bisa menjadi peredanya. Bukan justru saling menyalahkan dan menyulut api permasalahan menjadi semakin besar.

Pemahaman terkait hal ini sangat penting. Sebab, secara umum permasalahan individu seseorang, baik di tempat kerja, di sekolahan, di kampus, maupun di dalam pergaulan, seringkali juga terpicu dari masalah pribadi di dalam rumah tangga. Bahkan banyak di antara anak yang bermasalah, terjerumus narkoba, ataupun kasus semacamnya, kerapkali setelah kita telusuri akar permasalahannya juga tidak terlepas dari pesoalan yang ada di rumah atau keluarganya. Itulah pentingnya membentuk positive vibes keluarga!

Umumnya orang-orang yang memiliki positive vibes di keluarganya, di luar juga cenderung lebih percaya diri, memiliki karakter yang kuat, mudah beradaptasi dan berprestasi. Anak-anak berprestasi di sekolahannya. Suami berprestasi di tempat kerjanya. Istri berprestasi di tempatnya mengabdi dan berkarya.

Gambaran Positive Vibes Keluarga

Gambaran rumah tangga yang memiliki positive vibes adalah yang diliputi sakinah (ketentraman jiwa), mawaddah (rasa cinta) dan rahmah (kasih sayang). Setiap anggota keluarga setidaknya merasakan tiga hal itu. Baik istri terhadap suami, suami terhadap istri, anak terhadap orang tua, orang tua terhadap anak, maupun anak dengan anak.

Wujud dari rumah yang menentramkan jiwa adalah begitu masuk ke dalam rumah itu akan merasakan kenyamanan, ketenangan, aman, dan tidak ada rasa khawatir. Akan terasa menjadi tempat nyaman bagi siapa saja untuk tinggal, berteduh, beristirahat, serta bercengkrama dengan anggota keluarganya.

Adapun gambaran dari hadirnya mawaddah (rasa cinta) dan rahmah (kasih sayang) di dalam keluarga, akan terpancar dari kebahagiaan setiap anggota keluarga. Karena semua saling membahagiakan, berbagi kebaikan, dan berusaha untuk tidak menyakiti antara satu dengan yang lain. Baik dengan perkataan, sikap, maupun perbuatan. Terhadap fisik maupun hati dan jiwanya. Aura itu pun akan mudah dirasakan bagi orang luar yang berkunjung ke rumahnya.

Kesalingan Membentuk Positive Vibes

Upaya membentuk positive vibes keluarga tidak bisa sekadar sepenuhnya ditumpukan tanggung jawabnya kepada suami atau istri. Terlebih kepada anak-anak. Namun harus ditopang dan kita upayakan bersama-sama untuk mewujudkannya. Sebab itulah, cara pandang mubadalah (kesalingan) harus kita terapkan dalam konteks ini. Bagaimana semua pihak keluarga memegang nilai dan semangat kemitraan, kerjasama dan kesalingan untuk membentuk positive vibes keluarga.

Adapun KH. Faqihuddin Abdul Kodir menjelaskan bahwa dalam mubadalah fondasi penting dalam mewujudkan positive vibes keluarga adalah dengan berpegang pada cara pandang kesetaraan dan kemanusiaan. Karena dengan dua fondasi itulah bisa mengantarkan kepada kemaslahatan, kerahmatan, dan keadilan. Semua diwujudkan dalam relasi saling menghormati, saling menolong (ta’awun), saling melindungi, saling berbuat baik (mu’asyarah bil ma’ruf) dan santun, saling mencintai dan membahagiakan, oleh setiap anggota keluarga. Baik istri kepada suami, suami kepada istri, orang tua kepada anak, anak kepada orang tua, maupun anak dengan anak.

Di samping itu dalam ikhtiar mewujudkan positive vibes keluarga juga diperlukan untuk mengimplementasikan konsep nilai makruf. Sebagaimana penjelasan Dra. Hj. Badriyah Fayumi, Lc., M.A., bahwa makruf adalah sesuatu yang dianggap benar dan baik menurut syariat, akal sehat, tabiat sosial, serta membawa kelegaan dan kelapangan hati.

Merawat Positive Vibes Keluarga

Mengacu pada konsep tersebut, dalam proses membangun positive vibes keluarga, maka kita membutuhkan nilai-nilai keluarga yang menjadi komitmen pasangan suami istri. Selain itu, visi yang menjadi tujuan bersama dalam membangun keluarga. Di mana budaya yang terbentuk di dalam keluarga, harus sesuai dengan ajaran syariat, akal sehat, tabiat sosial, serta membawa kelegaan dan kelapangan hati bagi setiap anggota keluarga.

Seperti yang pernah Gus Mus sampaikan dalam sebuah khutbah pernikahan. Beliau pernah berpesan, yang intinya kurang lebih bahwa, kunci merawat istiqamah dalam kebaikan berumah tangga adalah jangan berlebih-lebihan dalam hal apa pun. Karena setiap orang berlebih-lebihan tidak akan pernah bisa adil dari sejak dalam berpikir, dan tidak akan bisa ajeg, atau istiqamah.

Demikian halnya dalam merawat positive vibes keluarga agar ajeg dan istiqamah, kita perlu menjaga untuk tidak berlebih-lebihan dalam semua hal. Termasuk dalam mencintai pasangan, anak, ataupun orang tua. Berlebih-lebihan dalam gaya hidup, dan lain sebagainya. Wallahu a’lam bish-shawab. []

Tags: anakistrikeluargaKesalinganorang tuaPositive Vibessuami
Rochmad Widodo

Rochmad Widodo

Rochmad Widodo adalah Asisten Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an Wal Hadits, Pendidikan Terintegrasi Kader Ulama-Pemimpin Berakhlakul Qur’ani Berwawasan Kebangsaan di Kota Bekasi.

Terkait Posts

Marital Rape

Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?

21 Maret 2023
Dinafkahi Istri

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

20 Maret 2023
Generasi Strawberry

Self Diagnose, Parenting, dan Labelling: Penyebab Munculnya Generasi Strawberry

16 Maret 2023
Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

Tiket Masuk Majlis Rasulullah Saw adalah Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

14 Maret 2023
Terburu-buru Segera Menikah

Bestie, Jangan Terburu-buru untuk Segera Menikah

11 Maret 2023
Mencari Nafkah

Prinsip Kesalingan Dalam Mencari Nafkah

10 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perayaan Nyepi

    Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist