Mubadalah.id – Mengapa kita perlu mendorong wacana, betapa pentingnya keterlibatan perempuan dalam pengelolaan lingkungan? Karena faktanya, bukan merupakan hal yang baru jika dalam banyak aspek peran perempuan anggapannya tidak lebih penting daripada laki-laki.
Meskipun seiring perkembangan zaman budaya patriarki demikian perlahan kita tinggalkan. Karena semakin banyaknya perempuan yang menunjukkan eksistensi diri tak kalah hebat dibanding laki-laki. Namun kita tidak menutup mata bahwa di beberapa daerah budaya patriarki ‘masih ada’. Banyak masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa peran keterlibatan perempuan sebatas pekerjaan domestik seperti mengurus rumah tangga.
Sedangkan permasalahan-permasalahan-permasalahan di masyarakat termasuk lingkungan kerapkali masih dianggap sebagai dominasi laki-laki. Seolah perempuan tak mampu dan tak boleh terlibat dalam menyelesaikannya.
Permasalahan lingkungan belakangan ini terus menarik perhatian seiring semakin bervariasinya dampak kerusakan alam yang terjadi akibat krisis iklim. Maupun pemanfaatan sumber daya alam yang kurang bijaksana. Kerusakan yang terjadi ini perlu segera kita atasi dan menjadi tanggung jawab seluruh umat manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Namun kenyataan di lapangan perempuan kerap tak mereka libatkan.
Peran Perempuan
Peran perempuan di bidang lingkungan dianggap sebelah mata. Padahal tanpa kita sadari perempuan pada dasarnya telah memberikan kontribusi terhadap konservasi, penggunaan dan pengelolaan sumber daya alam di kehidupan sehari-hari.
Dalam pekerjaan rumah tangga misalnya, di tangan perempuanlah bahan pangan untuk keluarga ia pilih dari produk organik bebas pestisida, pengelolaan sampah mereka pilah antara sampah organik, sampah dapur, atau sampah daur ulang. Lalu pemilihan produk-produk kebersihan minim deterjen dan bahan lain yang berpotensi merusak lingkungan.
Pendidikan lingkungan untuk anak juga pertama kali perempuan ajarkan sebagai ibu. sSperti sesederhana kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Banyak figur tokoh perempuan dari seluruh dunia yang menjadi inspirasi sebab kontribusinya terhadap pelestarian lingkungan.
Para tokoh perempuan itu antara lain Aleta Baun aktivis lingkungan untuk hak-hak masyarakat adat penentang penambangan marmer di Nusa Tenggara Timur. Adriana Meraudje salah satu dari banyak perempuan pelestari Hutan. Ibu Karlina Supelli seorang astronom sekaligus filsuf yang memperjuangkan hak masyarakat adat dan lingkungan hidup. Dan masih banyak lagi perempuan-perempuan lain yang barangkali perannya terhadap lingkungan sekitarnya belum kita dengar.
Mengenal Konsep Ekofeminisme
Konsep ekofeminisme kemudian hadir untuk membahas perjuangan perempuan di bidang lingkungan hidup. Penulis Prancis Françoise d’Eaubonne pertama kali memperkenalkan istilah ekofeminisme dalam bukunya yang berjudul “Le Féminisme ou la Mort”.
Tujuan dari ekofeminisme ini adalah untuk membuat seluruh masyarakat menyadari bahwa perempuan dan lingkungan hidup merupakan subjek yang juga layak mendapatkan tempat di sistem sosial ekologi. Bukan untuk membuat perempuan menjadi lebih dominan.
Keterlibatan perempuan sangat penting, dan kita beri ruang yang adil dalam hal mengambil keputusan maupun peran serta dalam pengelolaan lingkungan. Dengan atau tanpa kita sadari, masih kita temui budaya di masyarakat yang membatasi partisipasi perempuan dalam menyampaikan keperluan dan aspirasi mereka di musyawarah publik. Termasuk masalah lingkungan yang dianggap sebagai urusan dan dominasi laki-laki.
Ketika perempuan berpartisipasi memberikan pendapat, kerapkali laki-laki tidak mendengarkan karena tempat perempuan di musyawarah publik tidak dianggap penting, Ini dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan. Melalui ekofeminisme hubungan perempuan dan lingkungan hidup kini banyak mereka suarakan.
Perempuan merupakan bagian dalam keluarga yang mempunyai peran sebagai pendidik. Sekaligus pelaku pertama yang memahami bagaimana menjaga kualitas hidup. Yakni melalui terciptanya lingkungan hidup yang sehat di lingkungan keluarga. Oleh sebab itu, pendidikan dan pemberdayaan perempuan di bidang lingkungan perlu kita beri wadah yang setara.
Pentingnya Keterlibatan Perempuan
Berdasarkan beberapa penelitian tentang lingkungan (environmental sustainability) perempuan dapat berperan sebagai agent of change. Di mana ia dapat merespon perubahan lingkungan dengan lebih baik daripada laki-laki. Menurut Vandana Shiva, dalam perjuangan menyelamatkan lingkungan perempuan adalah korban sekaligus tokoh penggerak langsung yang berhadapan dengan kelompok penguasa.
Konsep ekofeminisme Shiva yaitu menawarkan pandangan atau jalan keluar tentang masalah kehidupan manusia dan alam di masa mendatang. Secara internasional UNFCCC mengakui pentingnya kesetaraan pelibatan antara perempuan dan laki-laki dalam kebijakan iklim yang responsif gender. Yakni melalui suatu agenda khusus yang menangani masalah gender dan perubahan iklim, termasuk menuangkannya dalam Perjanjian Paris.
Perempuan yang berposisi sebagai decision makers atau leader, berperan penting untuk mendorong berbagai kebijakan terkait dengan pemanasan global dan perubahan iklim. Yakni melalui perubahan perilaku sehari. Seperti gerakan penanaman pohon, penyelamatan ozon melalui penggunaan kosmetik alami dan penggunaan alat elektronik hemat energi. (Bebarengan)
.