• Login
  • Register
Minggu, 5 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Pentingnya Pendidikan Alternatif bagi Perempuan di Pedesaan

“Kamukan perempuan, ngapain sih kuliah tinggi-tinggi, toh pada akhirnya kamu juga nanti dibiayai oleh suamimu, dan menjadi ibu rumah tangga yang baik”

Nuraini Chaniago Nuraini Chaniago
17/01/2022
in Personal
0
Social Justice Day, Vagabond

Social Justice Day

115
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kalimat di atas adalah salah satu dari sekian banyak kalimat yang senantiasa dilontarkan orang-orang kepada individu yang disebut perempuan, untuk secara tidak langsung telah menomorduakan perempuan dari pada kaum laki-laki. Berikut ini artikel terkait pentingnya pendidikan alternatif bagi perempuan di pedesaan.

Berbagai diskriminasi mengatasnamakan kodrat perempuan sering saja terjadi di negeri ini. Masih banyaknya perlakuan-perlakuan yang tak adil diberikan kepada kaum perempuan baik secara verbal maupun dalam bentuk lainnya semakin menunjukkan kepada kita semua bahwa budaya patriarki masih saja merajai negeri ini.

Tingkat kekerasan, pelecehan, dan perundungan kepada kaum perempuan yang setiap tahunnya semakin meningkat membuat kita bertanya-tanya apakah tidak ada lagi ruang aman bagi kaum perempuan di negeri ini? atau apakah undang-undang tidak lagi memberikan keadilan dan perlindungan kepada setiap warganya? Hak asasi manusia yang hari ini tak lagi mampu dirasakan oleh setiap individu sebagai suatu hak yang dilindungi negara.

Begitu juga dengan pendidikan, dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No.20/2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dan kemampuan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Walaupun pada umumnya pendidikan biasanya identik dengan sekolah atau instansi yang formal yang dilegalisir oleh negara. Sehingga yang termindset oleh masyarakat adalah jika ingin merasakan dan mengenyam pendidikan maka seseorang harus bersekolah. Namun yang menjadi permasalahannya hari ini adalah tidak semua orang mampu untuk mengenyam pendidikan secara formal. Tentunya hal demikian dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor ekonomi yang semakin rendah, biaya pendidikan yang mahal membuat orang miskin dan kaum marginal seperti perempuan mengalami kesulitan untuk mengenyam pendidikan yang layak.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik
  • Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

Baca Juga:

Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

Ditambah lagi dengan budaya patriarki yang masih mengakar, semakin mempersulit kaum perempuan untuk melawan mitos yang sudah mendarah daging di tengah-tengah masyarakat, bahwa pada akhirnya perempuan kembali ke dapur juga. Mitos yang perlu dilawan bersama untuk mengangkat kembali derajat perempuan yang mulia itu sebagaimana mestinya.

Berbagai hambatan-hambatan di atas semakin membuat kaum perempuan mengalami kesulitan yang dua kali lebih berat dibandingkan dengan kaum laki-laki. Belum lagi jika kita membahas soal mata pelajaran di sekolah-sekolah formal yang belum memperhitungkan kepada kepentingan-kepentingan kaum perempuan. Sekolah formal yang masih dalam tatanan teori belum mampu memberikan solusi dari berbagai permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh kaum perempuan yang didasari dari pengalaman-pengalamannya sendiri.

Di samping itu sekolah formal juga kurang memikirkan bagaimana kondisi kaum perempuan yang dipengaruhi oleh budaya, sosial, agama dan sebagainya. Sehingga sekolah formal belumlah mampu menjawab berbagai persoalan-persoalan yang dialami kaum perempuan di lingkungannya yang hari ini kian komplek saja.

Dengan belbagai tantangan yang dialami oleh kaum perempuan di atas, tentu banyak sekali pihak-pihak yang mengkritisi kaum perempuan, yang berhak akan haknya dengan pendidikan yang layak. Maka pendidikan alternatif adalah salah satu langkah yang tepat untuk diberikan kepada kaum perempuan secara umum dan kaum perempuan pedesaan secara khusus.

Sebab tantangan yang dihadapi kaum perempuan di pedesaan lebih berat dari pada kaum perempuan yang mungkin hidupnya di perkotaan. Walau demikian, bukan berarti kaum perempuan di perkotaan sudah terbebas dari belenggu budaya patriarki.

Pendidikan alternatif merupakan sebuah istilah generik dari belbagai program-program pendidikan yang dihadirkan dengan cara-cara yang berbeda. Sehingga pendidikan alternatif ini menjadi alternatif yang mampu memahami kondisi yang dihadapi oleh kaum perempuan secara lebih konkrit di lapangan.

Pendidikan alternatif bagi perempuan dipandang sebagai hal yang sangat penting, setidaknya ada tiga alasan kenapa kemudian pendidikan alternatif menjadi penting bagi kaum perempuan di antaranya:

Pertama, dikarenakan faktor gender sehingga membuat akses bagi kaum perempuan untuk dunia pendidikan sangatlah rendah, sehingga data menunjukkan bahwa tingkat buta huruf di kalangan perempuan lebih tinggi dibandingkan kaum laki-laki. Kedua, dikarenakan kurikulum yang ada di Indonesia masih bias gender. Ketiga, bahwa pendidikan formal saat ini belumlah mampu memberikan solusi secara spesifik kepada kaum perempuan, seperti reproduksi perempuan serta hak akan ruang aman dan terbebas dari kekerasan berbasis gender. []

 

Tags: PedesaanpendidikanPendidikan Alternatifpendidikan anakpengalaman perempuanperempuan
Nuraini Chaniago

Nuraini Chaniago

Writer/Duta Damai Sumatera Barat

Terkait Posts

Mitos Sisyphus

Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

4 Februari 2023
Gaya Hidup Minimalis

Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

3 Februari 2023
Nikah di KUA

Salingers, Yuk Normalisasi Nikah di KUA

2 Februari 2023
Wasiat Buya Husein

Mematri Wasiat Buya Husein Muhammad

1 Februari 2023
Patah Hati

Perempuan, Patah Hati, dan Krisis Percaya Diri

31 Januari 2023
Refleksi Menulis

Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri, dan Menciptakan Keabadian

30 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Industri Halal

    Pengembangan Industri Halal yang Ramah Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pada Masa Nabi Saw, Para Perempuan Ikut Aktif Terlibat Dalam Politik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad
  • Nizar Qabbani Sastrawan Arab yang Mengenalkan Feminisme Lewat Puisi
  • Teladan Umar bin Khattab Ra Saat Bertemu Perempuan Miskin
  • Merawat Optimisme Gerakan untuk Menghadapi Mitos Sisyphus
  • 5 Prinsip Mendidik Anak Ala Islam

Komentar Terbaru

  • Indonesia Meloloskan Resolusi PBB tentang Perlindungan Pekerja Migran Perempuan - Mubadalah pada Dinamika RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, yang Tak Kunjung Disahkan
  • Lemahnya Gender Mainstreaming dalam Ekstremisme Kekerasan - Mubadalah pada Lebih Dekat Mengenal Ruby Kholifah
  • Jihad Santri di Era Revolusi Industri 4.0 - Mubadalah pada Kepedulian KH. Hasyim Asy’ari terhadap Pendidikan Perempuan
  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist