• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Peran Anak Muda dalam Membumikan Narasi Perubahan Iklim

Penting untuk menyadari bahwa bencana perubahan iklim ini adalah masalah sistemik dan tentunya membutuhkan solusi sistemik pula

Efrial Ruliandi Silalahi Efrial Ruliandi Silalahi
28/12/2022
in Publik
0
Perubahan Iklim

Perubahan Iklim

949
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pertanyaan pembuka dalam tulisan ini yaitu apa dampak perubahan iklim bagi kehidupan dan hak asasi manusia? Perubahan iklim dan ancaman yang muncul tentunya bisa menjadi mimpi buruk bagi dunia. Lagi-lagi sebenarnya penyebab utamanya adalah perilaku kebiasaan dan keputusan hidup manusia.

Perubahan iklim dapat menjadi ancaman serius bagi upaya melindungi HAM serta berpotensi membahayakan banyak aspek kehidupan manusia. Sehingga penting untuk menyadari bahwa bencana perubahan iklim ini adalah masalah sistemik dan tentunya membutuhkan solusi sistemik pula.

Setidaknya terdapat beberapa praktik baik yang sudah dilakukan kabupaten/kota di Indonesia terkait dengan perubahan iklim dan efisiensi energi, yakni dengan menggunakan energi alternatif yang ramah lingkungan, memaksimalkan konsep bangunan yang ramah lingkungan, serta program khusus terkait penanganan iklim yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah, dan masih banyak lagi.

Dalam mewujudkan kota untuk semua, tentunya kita berusaha untuk melibatkan anak muda, termasuk program-program yang berkaitan dengan iklim. Dengan mendorong lingkungan yang lebih lestari, misalnya dengan aktivisme anak muda yang hadir, dengan mendorong untuk bersepeda, berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum dengan mengkampampanyekan praktik baik ini melalui tindakan nyata bagi masyarakat.

Partisipasi Anak Muda

Berpartisipasi yang bermakna dari anak muda, tentunya harus ada ruang yang aman dan nyaman bagi mereka untuk mengekspresikan aspirasi mereka, tanpa ada tekanan dari pihak luar. Berbicara krisis iklim dan pemenuhan hak itu sangatlah berkaitan erat. WHO sendiri menyatakan bahwa 24% dari kematian secara global penyebabnya adalah pencemaran udara dan paparan kimia. Pertumbuhan ekonomi yang baik tidak selalu berdampak baik bagi lingkungan kalau tidak diatur dengan baik.

Baca Juga:

Apa Kepentingan Kita Menjaga Ekosistem?

Belajar dari Malaysia Soal Akses Difabel

Membaca Fatwa Vasektomi MUI dengan Perspektif Mubadalah

Vasektomi untuk Bansos: Syariat, HAM, Gender hingga Relasi Kuasa

Selama ini, kita selalu mempunyai persepsi bahwa pemenuhan HAM itu menjadi tanggung jawab negara di tingkat nasional. Konsep Kota HAM (Human Rights Cities) menyampaikan bahwa kewajiban memfasilitasi, melindungi, dan melaksanakan HAM itu bukan hanya pemerintah di tingkat nasional, tetapi pemerintah daerah juga. Konsep ini melokalkan HAM dan menawarkan jalan serta memastikan proses bisa berjalan partisipatif, terbuka dan transparan.

Anak muda pelu mendorong adanya regulasi di setiap daerah. Pemerintah daerah perlu kita dorong dan kita tekankan untuk memiliki kewajiban terhadap penanganan dan membangun ketahanan terhadap perubahan iklim. Ketika berbicara HAM di Indonesia, pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam memfasilitasi pemenuhan HAM.

Aktif Membumikan Narasi Perubahan Iklim

Setidaknya ada dua hal yang dapat kita coba yakni dengan mendorong beberapa daerah sebagai daerah yang berperspektif HAM dan mendorong adanya kelompok kerja (pokja) dan kebijakan sampai ke tingkat teknis, yang mengedepankan kerja sama bersama dengan masyarakat sipil dan seluruh pemangku kepentingan lainnya.

Anak muda harus aktif membumikan narasi perubahan iklim. Narasi kampanye bisa kita lakukan dengan mengaitkan isu perubahan iklim dengan isu lain yang dampaknya sudah terasa oleh masyarakat. Misalnya mengaitkan krisis iklim dengan dampak kesehatan, ekonomi atau dengan fenomena alam yang sering terjadi belakangan ini.

Media sosial menjadi wadah tepat untuk membumikan dampak krisis iklim. Sebagai negara dengan pengguna media sosial terbesar di dunia, kampanye perubahan iklim seharusnya bisa dengan mudah kita lakukan di Indonesia. Artinya, upaya anak muda dalam melakukan penyebaran informasi melalui media sosial selama ini sangatlah berperan besar. Usaha ini perlu kita dengar dan tentunya harus semua pihak harus mendukung, serta memastikan semua informasi penting dapat tersampaikan dan ditindaklanjuti secara nyata. []

 

Tags: Anak MudahamkebijakanPemerintah DaerahPerubahan Iklim
Efrial Ruliandi Silalahi

Efrial Ruliandi Silalahi

Suka Menonton Film dan Pemburu Buku Gratisan

Terkait Posts

Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Kebencian Berbasis Agama

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

2 Juli 2025
Menstruasi

Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi

2 Juli 2025
Gaji Pejabat

Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Boys Don’t Cry

    Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?
  • Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu
  • Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID