• Login
  • Register
Minggu, 2 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Peran Perempuan Dalam Membentuk Usia Emas Pada Anak

Peran perempuan dalam mengisi masa ‘golden age’ anak melalui ASI ini perlu mendapat perhatian tersendiri, karena prevalensi pemberian ASI di Indonesia terbilang masih cukup rendah

Belva Rosidea Belva Rosidea
04/09/2022
in Keluarga
0
Peran Perempuan

Peran Perempuan

288
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tak dapat kita pungkiri bahwa hampir segala lini kehidupan ini erat kaitannya dengan peran perempuan. Khususnya dalam hubungan ibu dan anak, peran perempuan sebagai ibu sungguh memberi dampak yang signifikan entah kita sadari atau tidak. Bukan hanya sebatas madrasah pertama bagi anak, namun peran ibu dalam membentuk karakter anak ternyata juga bisa dijelaskan secara medis, yakni melalui kegiatan meng-ASI-hi.

Kegiatan ibu memberi ASI (Air Susu Ibu) kepada bayinya bukan hanya sekedar kegiatan memberi makanan semata untuk membuat bayi kenyang saja. Namun juga bernilai ibadah dan memberi dampak dalam perkembangan bayi yang luar biasa.

Dalam Islam bahkan menyebutkandalam Al-Qur’an QS. Al-Baqarah ayat 233, yang memiliki penggalan arti : “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan…”. Begitu mulianya kegiatan meng-ASI-hi, bahkan Al-Qur’an pun memberi anjuran untuk meng-ASI-hi hingga usia 2 tahun. Kenapa demikian?

Daftar Isi

    • Usia Emas Anak
  • Baca Juga:
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya
  • Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan
  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Dalam Relasi Pernikahan, Perempuan Harus Menjadi Subjek Utuh
    • Peran Perempuan dalam Pemberian ASI
    • ASI Pengaruhi Kualitas Generasi

Usia Emas Anak

Seiring kemajuan ilmu kedokteran, banyak ayat dalam Al-Qur’an yang baru terbukti kebenarannya di zaman modern ini. Usia 2 tahun jika kita hitung dalam hari merupakan 1000 hari pertama kehidupan anak. Yakni 9 bulan di kandungan (kurang lebih 270 hari) + 2 tahun kehidupan di dunia (kurang lebih 730 hari).

1000 hari pertama kehidupan anak ini merupakan usia emas atau biasa disebut ‘golden age’ karena masa-masa tersebut memiliki pengaruh besar terhadap kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik maupun psikologinya.

Baca Juga:

Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan

Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

Dalam Relasi Pernikahan, Perempuan Harus Menjadi Subjek Utuh

Gangguan yang terjadi selama periode ‘golden age’ akan berdampak pada kelangsungan hidup tumbuh kembang anak yang bersifat permanen. Ini akan sulit untuk kita perbaiki setelah usia anak lebih dari 2 tahun. Berbagai penelitian neurologi mengungkapkan ketika anak terlahirkan, otak bayi mengandung sekitar 100 milyar neuron yang siap melakukan sambungan antar sel dengan pesat saat di kandungan sampai selama 2 tahun pertamanya.

Meskipun proses pematangannya masih berlangsung sampai anak berumur tiga tahun. Sebagian ahli ada yang menyebutkan hingga anak berusia empat atau lima tahun (Uce 2017). Nutrisi menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas pertumbuhan otak. Oleh sebab itu, ASI sebagai makanan yang kaya nutrisi dapat menjadi solusi dalam menunjang pertumbuhan otak anak hingga usia 2 tahun.

Peran Perempuan dalam Pemberian ASI

Forum World Health Assembly yang WHO (Word Health Organization) gagas, mematok target pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan minimal 50 persen pada 2025. Namun akan jauh lebih baik bila ASI bisa lanjut kita berikan sampai usia bayi 2 tahun.

Peran perempuan dalam mengisi masa ‘golden age’ anak melalui ASI ini perlu mendapat perhatian tersendiri. Karena prevalensi pemberian ASI di Indonesia terbilang masih cukup rendah. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI dan kaitannya dengan usia golden age, menjadi salah satu penyebab rendahnya motivasi untuk melakukan hal tersebut.

Menurut data Riskesdas cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2018 haya sebesar 37,3%. Jika membandingkan dengan penetapan target oleh Kemenkes RI yaitu 80%. Maka capaian ASI eksklusif di Indonesia sendiri masih jauh dari target (RISKESDAS 2018).

ASI memiliki berbagai kandungan gizi mulai dari kolostrum, berbagai jenis vitamin, zat besi, zat anti infeksi, laktoferin, dll. Bahkan, ASI di tahun kedua merupakan sumber lemak dan vitamin A yang tidak tergantikan oleh jenis makanan apapun.

ASI Pengaruhi Kualitas Generasi

Pemberian ASI dapat mempengaruhi kualitas generasi di masa depan, bahkan Pemerintah Indonesia berkomitmen yang dinyatakan melalui Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dengan fokus utama gerakan ini adalah pemenuhan kebutuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam rangka mengurangi angka malnutrisi pada tumbuh kembang anak.

Laporan global UNICEF di tahun 2018 mengenai Perkembangan Asupan Gizi Ibu dan Anak menyatakan bahwa Indonesia memiliki jumlah anak dengan kasus pertumbuhan terhambat terbanyak kelima di dunia. Diperkirakan di Indonesia sekitar 7,8 juta anak di bawah usia lima tahun mengalami pertumbuhan yang terhambat.

Memang benar bahwa kualitas generasi tergantung bagaimana peran perempuan di dalamnya. Kegiatan meng-ASI-hi hanya dapat perempuan lakukan. Dan hanya dari satu kegiatan itu pun menentukan bagaimana tumbuh kembang fisik dan mental seorang anak kelak.

Perlu kita lakukan pendekatan baik dari segi agama maupun kesehatan. Yakni untuk meningkatkan kesadaran perempuan Indonesia dalam memberikan ASI kepada buah hatinya selama 6 bulan ASI ekslusif. Lalu penyempurnaanya hingga usia 2 tahun. []

Tags: ASIGenerasi Emaskeluargaparentingperempuanpola asuh anakStunting
Belva Rosidea

Belva Rosidea

Co-Ass, RSGM Faculty of Dentistry Jember University

Terkait Posts

Anak Kehilangan Sosok Ayah

Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

2 April 2023
Kasus KDRT

Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

1 April 2023
Resep Awet Muda Istri

Kerja Sama dengan Suami Bisa Menjadi Resep Awet Muda Istri

31 Maret 2023
Mengasuh Anak Tugas Siapa

Mengasuh Anak Tugas Siapa?

29 Maret 2023
Kewajiban Orang Tua

Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak

29 Maret 2023
Bapak Rumah Tangga

Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

28 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sarana Menikah

    Menikah Adalah Sarana untuk Melakukan Kebaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan
  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri
  • Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist