• Login
  • Register
Minggu, 25 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Perayaan Natal di Palestina: Refleksi Pesan Natal tentang Kemanusiaan

Natal tahun ini mengingatkan kita bahwa kelahiran Kristus membawa misi perdamaian bagi semua manusia. Nilai-nilai perayaan kelahiran kristus menuntun kita untuk menolak segala bentuk kekerasan

Layyin Lala Layyin Lala
25/12/2024
in Publik
0
Natal

Natal

1.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hari Raya Natal selalu menjadi momen yang penuh makna bagi umat Kristiani dan Katolik di seluruh dunia. Di tengah sorak-sorai dan kebahagiaan yang menyertai perayaan kelahiran Yesus Kristus, nilai-nilai pesan damai dan kasih sayang menjadi inti dari perayaan Natal. Namun, tidak semua umat kristiani dapat merayakan perayaan dengan kemeriahan yang sama.

Di Gaza, sebuah wilayah yang terletak di tepi pantai timur laut mediterania menjadi rumah bagi lebih dari dua juta orang, yang sebagian besar merupakan penduduk Palestina. Sejak beberapa tahun terakhir, genosida oleh Israel menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi penduduk Palestina. Meski demikian, penduduk Kristen Palestina tetap merayakan perayaan Natal di tengah keterbatasan dan kesulitan.

Natal di Gaza: Tidak Ada Pohon Natal dan Kembang Api Suka Cita

Di sebuah sudut Gaza yang hancur oleh perang, Ramez Souri, seorang pria Kristen berusia 47 tahun, menjalani hari-harinya di halaman Gereja St. Porphyrius. Tempat ini dulunya adalah rumah ibadah, namun kini menjadi saksi bisu atas luka terdalamnya. Serangan udara tahun lalu merenggut tiga anaknya di tempat yang seharusnya menjadi perlindungan mereka.

Kini, Natal tak lagi bermakna sama. Ramez Souri, seorang pria Kristen di Gaza, menyampaikan harapannya dengan penuh kesedihan, “kami hanya akan berdoa. Terlalu banyak kesedihan untuk merayakan apa pun. Yang kami harapkan hanyalah perdamaian.”

Seperti Ramez, ratusan orang Kristen lainnya di Gaza telah mencari perlindungan di Gereja St. Porphyrius dan Gereja Keluarga Kudus. Kedua tempat ini menjadi benteng terakhir umat Kristen Gaza, meski bom dan ancaman terus menghantui. Kehidupan di Gaza yang sudah lama tercekik oleh blokade dan konflik, kini semakin tak menentu.

Baca Juga:

Menjembatani Agama dan Budaya: Refleksi dari Novel Entrok Karya Oky Madasari

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Sebelum perang, umat Kristen di Gaza adalah bagian penting dari masyarakat Palestina. Di wilayah ini, dulunya Natal dirayakan dengan pohon besar di alun-alun, parade penuh warna, dan irama alat musik tiup. Kini, semua itu tinggal kenangan.

Natal di Betlehem: Dekorasi Natal dengan Puing-puing Bangunan

Betlehem, kota kelahiran Yesus Kristus, merayakan Natal 2024 dalam suasana berbeda. Alih-alih dekorasi Natal tradisional yang meriah, gereja-gereja di kota ini menggunakan puing-puing bangunan sebagai penghias. Langkah ini menunjukkan solidaritas terhadap penderitaan umat Kristen Gaza akibat serangan Israel.

Pendeta Munzir Ishak dari Gereja Evangelical Lutheran Christmas menyatakan bahwa menggunakan puing-puing sebagai dekorasi merupakan bentuk penolakan terhadap perayaan yang tidak sejalan dengan kondisi umat di Gaza. “Tuhan bersama kami dalam kesakitan. Kristus lahir untuk menunjukkan solidaritas dengan mereka yang menderita,” ujarnya.

Dekorasi terdiri atas potongan beton, cabang pohon patah, mainan bayi, dan lilin-lilin yang disusun di sekitar pohon zaitun. Mainan bayi menjadi pengingat tragis tentang anak-anak yang kehilangan nyawa di bawah reruntuhan bangunan.

Biasanya, perayaan di Betlehem dipenuhi peziarah dan wisatawan dari seluruh dunia. Namun, tahun ini, perayaan berlangsung sepi, memengaruhi perekonomian kota. “Inilah kenyataan Natal di Palestina, baik bagi umat Kristen maupun Muslim. Semua menderita,” tambah Pendeta Munzir Ishak.

Natal di Betlehem kali ini mengirimkan pesan mendalam kepada dunia bahwa di tengah perayaan, ada banyak pihak yang membutuhkan solidaritas dan dukungan.

Pesan Natal: Harapan untuk Perdamaian dan Kemanusiaan di Tengah Penderitaan

Natal bukan sekadar perayaan, tetapi sebuah pengingat universal tentang damai, cinta kasih, dan harapan. Di tengah penderitaan tak berkesudahan yang dialami oleh penduduk Gaza akibat genosida yang dilakukan Israel, pesan perayaan ini hadir sebagai seruan kuat untuk mengakhiri kekerasan dan menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.

Perayaan sederhana di gereja-gereja yang kini menjadi tempat perlindungan bagi umat Kristen Palestina menunjukkan bahwa meski dalam keterbatasan, harapan untuk perdamaian tidak pernah padam.

Di Betlehem, simbol kelahiran Yesus Kristus, dekorasi Natal dari puing-puing bangunan berbicara tentang solidaritas dalam duka dan pengharapan untuk dunia yang lebih adil.

Natal tahun ini mengingatkan kita bahwa kelahiran Kristus membawa misi perdamaian bagi semua manusia. Nilai-nilai perayaan kelahiran kristus menuntun kita untuk menolak segala bentuk kekerasan, mendukung penghentian genosida, dan mengupayakan kehidupan yang damai bagi semua.

Pesan Natal dari Gaza dan Betlehem adalah panggilan bagi dunia untuk bergerak, mengakhiri penderitaan, dan membangun masa depan yang penuh dengan cinta dan damai. []

Tags: kemanusiaanNatalPalestinaPesan NatalRefleksi
Layyin Lala

Layyin Lala

Khadimah Eco-Peace Indonesia and Currently Student of Brawijaya University.

Terkait Posts

Pernikahan Anak

Melihat Lebih Dekat Dampak dari Pernikahan Anak

25 Mei 2025
Tantangan Difabel

Tantangan Difabel: Aku Tidak Berbeda, Hanya Hidup dengan Cara yang Berbeda

25 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan

24 Mei 2025
Ulama perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

24 Mei 2025
Kekerasan

Kasus Pelecehan Guru terhadap Siswi di Cirebon: Ketika Ruang Belajar Menjadi Ruang Kekerasan

24 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

23 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pernikahan Anak

    Melihat Lebih Dekat Dampak dari Pernikahan Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjadi Perempuan dengan Leluka yang Tak Kutukar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tantangan Difabel: Aku Tidak Berbeda, Hanya Hidup dengan Cara yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melihat Lebih Dekat Dampak dari Pernikahan Anak
  • Tantangan Difabel: Aku Tidak Berbeda, Hanya Hidup dengan Cara yang Berbeda
  • Menjadi Perempuan dengan Leluka yang Tak Kutukar
  • Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan
  • Meneladani Noble Silence dalam Kisah Bunda Maria dan Sayyida Maryam menurut Al-Kitab dan Al-Qur’an

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version