Mubadalah.id – Anggota Majelis Musyawarah Keagamaan (MM) Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), Dr. Nyai Hj. Nur Rofiah, Bil. Uzm, mengatakan bahwa mandat sebagai Khalifah fil Ardl, tidak hanya diberikan kepada laki-laki, tetapi juga perempuan. Hal ini ia sampaikan dalam ceramahnya di hadapan ribuan jamaah salat tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Menurutnya, konsep ini menggeser cara pandang tentang ruang, di mana laki-laki dan perempuan sama-sama bertanggung jawab dalam mewujudkan kemaslahatan, baik di dalam rumah maupun di ruang publik.
“Perempuan juga adalah Khalifah fil Ardl. Karena itu, perempuan bukan tamu di ruang publik yang bisa sewaktu-waktu diusir untuk kembali ke rumah, sebagaimana yang sekarang sedang terjadi pada saudari-saudari Muslimah kita di Afghanistan,” tegasnya.
Terkait dengan QS. An-Nisa ayat 34, yang sering digunakan untuk membatasi peran perempuan di ruang publik, Nyai Nur Rofiah menekankan bahwa ayat tersebut perlu dipahami dalam konteks yang lebih luas.
Ia mengajak jamaah untuk melihat bagaimana Islam menempatkan laki-laki dan perempuan sebagai mitra dalam kebaikan dan tanggung jawab sosial.
“Ayat ini kerap menjadi landasan untuk melarang perempuan berkiprah di ruang publik, apalagi menjadi pemimpin. Padahal, jika kita tafsirkan dengan pendekatan keadilan dan kemaslahatan. Islam justru memberikan ruang bagi perempuan untuk berkontribusi di berbagai bidang,” jelasnya.
Dalam ceramahnya, Nyai Nur Rofiah juga membahas bahwa manusia bukan hanya makhluk fisik, tetapi juga makhluk intelektual dan spiritual.
“Dengan kesadaran seperti ini, manusia tidak hanya memiliki tubuh. Tetapi juga akal yang menjadikannya makhluk intelektual, serta hati nurani yang menjadikannya makhluk spiritual,” ujar Nyai Nur Rofiah.
Menurutnya, manusia adalah makhluk yang berakal budi dan mampu memastikan bahwa setiap tindakannya membawa kemaslahatan bagi diri sendiri maupun orang lain.
Ia menegaskan bahwa puncak dari berislam adalah proses menjadi manusia seutuhnya dengan makarimal akhlaq atau kemuliaan akhlak. Sehingga kehadiran Islam menjadi anugerah bagi semesta. []