Mubadalah.id – Perempuan Lintas Batas (Peretas) mengajak puluhan perempuan dari berbagai daerah untuk bersama-sama membuat strategi kerja seni dan budaya. Hal itu sebagai salah satu upaya untuk saling menguatkan kerja perempuan secara kolektif.
Hal itu diungkapkan salah satu pendiri Peretas, Naomi Srikandi saat menyampaikan sambutannya pada acara Peretas Berkumpul 01: Pakaroso di Dodoha Mosintuwu, Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, belum lama ini.
“Peretas Berkumpul 01 merupakan ruang pertemuan bagi para perempuan pekerja seni dan budaya. Dengan keragaman gagasan dan ekspresinya untuk mendiskusikan pengetahuan dan praktik seni dan budaya secara kritis,” kata Naomi, sapaan akrabnya.
Menurutnya, acara yang digelar atas kerjasama dengan Institut Mosintuwu tersebut sebagai salah satu upaya untuk melibatkan perempuan Indonesia yang masih belum berperan aktif di ranah seni dan budaya.
“Sangat banyak dan beragam perempuan pekerja seni di Indonesia. Sayangnya masih ada persoalan terkait kurangnya kesempatan bagi keterlibatan strategis perempuan di ranah seni budaya,” ungkap Naomi.
Selain itu, yang menjadi persoalan selama ini adalah kurang kuatnya jaringan perempuan pekerja seni di Indonesia. Oleh sebab itu, agenda berkumpul ini menjadi strategi untuk meningkatkan kerja seni dan budaya bagi perempuan.
“Agenda berkumpul itu akan membahas gerakan seniman perempuan dalam merespon berbagai isu sosial dengan menyusun strategi kerja berkesenian dan berkebudayaan dalam satu jaringan kolektif,” jelasnya.
Untuk itu, dalam kegiatan ini Peretas mengajarkan kemampuan (skill sharing) dalam rangka untuk mengaktivasi dinamika kelompok seperti senam, yoga, menari, nonton film, menggambar bersama, konsultasi proses kreatif dan forum bincang-bincang.
“Semoga setiap para peserta bisa menuliskannya dalam setiap sesi dan menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman dalam Peretas Berkumpul 01,” tandasnya. (RUL/YUL)