• Login
  • Register
Minggu, 4 Juni 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Representasi Peran Perempuan dalam Medan Juang di Masa Awal Islam

Kepahlawanan mestinya tidak hanya diukur dengan keterlibatan dan pengorbanan fisik yang bersifat militeristik. Tetapi semua jenis pengorbanan, fisik maupun non-fisik, terlihat, maupun tersembunyi

Sofwatul Ummah Sofwatul Ummah
18/08/2022
in Personal, Rekomendasi
0
Peran Perempuan

Peran Perempuan

275
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika membahas mengenai praktik-praktik yang mencitrakan praktik maskulin seperti berperang  secara fisik untuk membela tanah air dan menegakkan agama Allah, hal ini selalu identik dengan laki-laki, sehingga sering kali muncul pertanyaan “di mana perempuan? Apa peran perempuan dalam merebut dan mempertahankan tanah air? Apakah perempuan ikut berperang? Apakah perempuan turut menegakkan agama Allah?

Kira-kira demikian pertanyaan-pertanyaan yang kerap kali muncul dan terdengar. Maka di bawah ini akan diuraikan mengenai beberapa bukti bahwa perempuan juga turut berperan di masa awal penyebaran Islam.

Daftar Isi

    • Perempuan dalam Peperangan di Masa Nabi
  • Baca Juga:
  • Keadilan Gender Dalam Kacamata Hukum
  • Benarkah Laki-laki Lebih Unggul dari Perempuan?
  • Membaca Muqaddimah Kitab Al Busyro; Sayyidah Khadijah adalah Teladan Perempuan Kita
  • Prinsip Kesetaraan Dalam Islam
    • Perempuan Mendobrak Stigma
    • Peran Perempuan sebagai Tenaga Kesehatan

Perempuan dalam Peperangan di Masa Nabi

Keterlibatan perempuan dalam peperangan di masa Nabi Saw. teruraikan dalam salah satu hadis, yaitu dalam Sahih Muslim (Hadis nomor 4783) bahwa dalam laporan perang Hunain oleh Sahabat Abu Talhah kepada Rasulullah Saw. menjelaskan jika Ummu Sulaim membawa belati.

Kemudian, apa yang Ummu Sulaim lakukan direspon oleh Rasulullah Saw dalam bentuk pertanyaan “untuk apa?”(belati tersebut), kemudian Ummu Sulaim menegaskan bahwa jika ada musuh yang mendekat, maka bisa langsung  dicincang perutnya. Mendengar jawaban Ummu Sulaim, Rasulullah Saw merespon dengan tertawa.

Dari hadis di atas setidaknya memberikan gambaran bagaimana peran perempuan dalam perjuangan awal Islam. Selain itu mematahkan stigma bahwa dalam kondisi peperangan perempuan tidak perlu memiliki alat atau keahlian tertentu.

Baca Juga:

Keadilan Gender Dalam Kacamata Hukum

Benarkah Laki-laki Lebih Unggul dari Perempuan?

Membaca Muqaddimah Kitab Al Busyro; Sayyidah Khadijah adalah Teladan Perempuan Kita

Prinsip Kesetaraan Dalam Islam

Dari dialog di atas kesan yang kita terima malah sebaliknya. Yaitu Ummu Sulaim membekali diri dengan senjata dan keahlian tertentu. Lalu ia tidak meminta untuk dilindungi sekalipun di sekelilingnya adalah laki-laki yang pandai dan piawai mengangkat senjata.

Perempuan Mendobrak Stigma

Ini, sekali lagi menegaskan bahwa perempuan juga berani turun ke medan perang dan memiliki keahlian khusus. Sehingga stigma bahwa perempuan itu terlindungi dan tidak perlu membekali diri dengan senjata atau skill tertentu terpatahkan dengan apa yang Ummu Sulaim lakukan.

Hadis lain yang menggambarkan keterlibatan perempuan di medan perang terdapat dalam Sahih Bukhari, tersebutkan dalam hadis nomor 5471 bahwa:

Dari Rubayyi’ bint Mu’awwidz ra, berkata “Sungguh kami, para perempuan, ikut berperang Bersama Nabi Saw. memberi minum dan melayani kebutuhan pasukan, kami juga membawa pulang mereka yang terluka dan yang terbunuh ke Madinah (Sahih Bukhari)

Hadis di atas adalah salah satu penegasan bahwa ada hal lain yang harus kita perhatikan dan ketahui. Turun ke medan perang bukan hanya ikut berperang melawan musuh-musuh dengan menghunuskan pedang. Tetapi terdapat juga peran lain seperti melayani pengadaan logistik untuk pasukan-pasukan yang turun berperang.

Peran Perempuan sebagai Tenaga Kesehatan

Selain itu, peran perempuan sebagai tenaga kesehatan juga sangat diperlukan dalam kondisi tersebut. Sebab tidak mungkin semua orang berperan untuk menghunuskan pedang saja tanpa ada peran-peran lainnya. Meski tidak terlihat tetapi sebetulnya amat dibutuhkan keberadaannya. Meski memang, peran sentral peperangan ada pada menghunuskan pedang.

Tetapi, jika kita telisik lebih jauh dan jika kita meyakini perempuan sebagai manusia utuh, mempertanyakan teladan perempuan di awal perjuangan Islam tidaklah menjadi penting. Karena seperti kita semua ketahui Nabi Saw. selalu bersifat egaliter dan melibatkan semua pihak sebagai untuk terlibat.

Teks hadis yang kedua di atas bukanlah bermaksud menyempitkan peran perempuan dalam medan juang yang terbatas pada penyedia logistik dan tenaga kesehatan. Tetapi hadis kedua di atas adalah apresiasi atas keterlibatan perempuan di medan juang. Artinya, penyematan teladan dan pahlawan, bukan hanya untuk mereka para pemilik pedang, tetapi para perempuan yang turut berperan dalam bidang lain pun adalah teladan dan pahlawan.

Dengan menggunakan perspektif hadis di atas, mestinya gelar pahlawan tidak hanya disematkan kepada laki-laki yang berperan mengangkat senjata, tetapi juga kepada perempuan yang perannya dianggap kecil dan tidak kentara seperti menyediakan logistik, dan medis serta peran-peran lainnya yang dianggap tidak ada atau bahkan yang tidak pernah kita ketahui.

Terakhir, kepahlawanan mestinya tidak hanya kita ukur dengan keterlibatan dan pengorbanan fisik yang bersifat militeristik. Tetapi semua jenis pengorbanan, fisik maupun non-fisik, terlihat, maupun tersembunyi. Jika tolok ukurnya semakin luas, maka akan semakin kentara bagaimana peran-peran perempuan dalam ranah keagamaan, kemanusiaan, dan peradaban. Dan, gelar pahlawan tidak hanya dominasi laki-laki saja. []

Tags: islamistri nabiperempuansahabat nabisejarah
Sofwatul Ummah

Sofwatul Ummah

Mahasiswa Pascasarjana Center for Religious and Cros Cultural Studies UGM Yogyakarta, tertarik pada isu-isu sosial, keagamaan dan pembaca diskursus gender dan feminisme dalam Islam.

Terkait Posts

Gaya Hidup Minimalis

Gaya Hidup Minimalis dalam Al-Qur’an

3 Juni 2023
Perkembangan Islam di Gorontalo

Peran Putri Owutango dalam Perkembangan Islam di Gorontalo

3 Juni 2023
Maria Ulfah Santoso

Maria Ulfah Santoso, Perempuan Yang Ikut Berkontribusi Lahirnya Pancasila

2 Juni 2023
Korban Kekerasan Seksual

Laki-laki Bisa Menjadi Korban Kekerasan Seksual

1 Juni 2023
Hari Lahir Pancasila

Hari Lahir Pancasila, dan Sekian Tantangan yang Kita Hadapi

1 Juni 2023
Nilai Perempuan

Bergantung pada Status, Nilai Perempuan Lebih dari Itu Part II

31 Mei 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perkembangan Islam di Gorontalo

    Peran Putri Owutango dalam Perkembangan Islam di Gorontalo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Laki-laki Lebih Unggul dari Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Muqaddimah Kitab Al Busyro; Sayyidah Khadijah adalah Teladan Perempuan Kita

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Gender dalam Agama Budha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Keadilan Gender Dalam Kacamata Hukum
  • Gaya Hidup Minimalis dalam Al-Qur’an
  • Benarkah Laki-laki Lebih Unggul dari Perempuan?
  • Membaca Muqaddimah Kitab Al Busyro; Sayyidah Khadijah adalah Teladan Perempuan Kita
  • Prinsip Kesetaraan Dalam Islam

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist