• Login
  • Register
Senin, 27 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

SACHIKO MURATA

Mubadalah Mubadalah
09/03/2017
in Figur
0
13
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sachiko Murata dilahirkan di Jepang pada tahun 1943. Perkenalannya dengan Islam dimulai semasa menjadi mahasiswi yang tengah mempelajari Hukum Keluarga di Universitas Chiba,Tokyo. Rasa keingintahuan Sachiko tergugah ketika mengetahui bahwa Hukum Keluarga Islam membolehkan seorang laki-laki mempunyai empat isteri sembari pada saat yang sama diharapkan bisa tetap mempertahankan kedamaian dan keharmonisannya sekaligus.

Setelah menyelesaikan studinya dan bekerja setahun di sebuah badan hukum di Tokyo, rasa keingintahuannya semakin menggebu terutama ketika seorang sahabatnya dari Iran menawarkan akan mengusahakan beasiswanya untuk mempelajari hukum Islam di Universitas Teheran, Iran.

Ia menghabiskan waktu selama 12 tahun di Iran untuk mempelajari Sastra Persia, Hukum Islam, ushul al-fiqh, tasawuf dan filsafat Islam. Gelar Ph.D. didapatnya pada Fakultas Sastra di Universitas Teheran dengan disertasi tentang peran perempuan dalam Hafi Paykar, yaitu puisi karya Nizami. Kemudian ia mempelajari ilmu fikih dan ushul al-fiqh di Fakultas Teologi. Namun revolusi sosial di Iran menyebabkan ia memutuskan meninggalkan Iran pada 1979 saat baru saja mengerjakan disertasinya dengan tema “Perbandingan Hukum Keluarga Islam dengan Ajaran Konfusius tentang Keluarga.”

Ia telah menghasilkan tiga karya, The Tao of Islam: A Sourcebook on Gender Relationship in Islam Thought (1992), Chinese Gleams of Sufi Light: Wang Tai-yü’s Great Learning of the Pure and Real and Liu Chih’s Displaying the Concealment of the Real Realm, dan The Vision of Islam (1994).

Jasa terbesar Sachiko Murata yang perlu dihargai adalah gagasan spiritualitas feminin dalam Islam. Sebab, sisi feminin dari kehidupan Islam hampir tidak banyak mendapat perhatian dari para cendekiawan Muslim, yang rata-rata memang didominasi kaum pria. Di sini, kontribusi terpenting Sachiko adalah ia mencoba menepis mazhab ecofeminism, yang menonjolkan keunggulan kualitas feminin dan menganggap kualitas maskulin selalu dalam artian negatif.

Baca Juga:

Menurut ecofeminism, alam yang disebut bumi pertiwi (Mother Nature), adalah sumber dari segala sesuatu. Ecofeminism menganggap manusia mempunyai esensi abadi, yaitu kesadaran (consciousness). Kesadaran ini adalah bagian integral dari alam, di mana esensi keseluruhannya adalah satu. Namun, peradaban modern dikatakan telah memisahkan kesadaran manusia dari alam, sehingga segala sesuatunya menjadi terfragmentasi, terpisah, teratomisasi. Manusia melihat manusia lainnya sebagai ego-ego yang saling berkompetisi. Manusia dan alam menjadi begitu terisolasi, yaitu menjadi subyek dan obyek. Sehingga, terjadilah penguasaan dan eksploitasi alam oleh manusia.

Watak penguasaan dan eksploitasi ini, menurut ecofeminism, disebabkan oleh pemujaan manusia pada “Tuhan Maskulin” (“the Father God”), dan kurang memuja “Tuhan Feminin” (“the Mother God”). Akibatnya, manusia mengidentifikasikan dirinya dengan “the Father God” sebagai yang kuasa, aktif, terpisah, independen, jauh, dan dominan. Sedangkan pemujaan terhadap “Tuhan Feminin”, menurut filsafat ini, bertujuan untuk merealisasikan eksistensi asal segala sesuatu; yaitu ibu, bumi, kosmos, “Mother Nature”, “the Mother God”. Penyembahan ini membuat manusia mengidentifikasikan dirinya sebagai yang dekat, kasih, penerima, pemelihara, pasif, berserah diri, dan segala kualitas feminin lainnya. Kualitas-kualitas feminin ini akan menjadikan manusia sadar bahwa elemen dalam diri manusia, antar-manusia, bumi, langit, seluruh kosmos, pada esensinya adalah satu yang berasal dari “the Mother God”.

Ecofeminism memang mengakui adanya Tuhan, tetapi Tuhan yang mereka persepsikan pada akhirnya juga hanya menimbulkan sikap superioritas baru. Bahkan, secara tidak langsung mereka menciptakan pola hierarkis baru yang menempatkan kualitas feminin ada di puncak kebenaran. Kemudian, pertanyaan krusial muncul: apakah kualitas maskulin diciptakan untuk selalu dan selamanya jelek, atau kualitas feminin selalu dan selamanya baik? Lalu bagaimana dengan fakta bahwa alam semesta ini diciptakan berpasang-pasangan?

Murata dalam The Tao of Islam-nya mengoreksi secara tajam kekeliruan filsafat ecofeminism. Menurutnya, Tuhan—sebagaimana dimanifestasikan dalam al-asma’ al-husn—mengandung nama-nama Keagungan atau jalal (maskulinitas) dan nama-nama keindahan atau jamal (feminitas). Berbeda dengan ecofeminism yang berat sebelah terhadap simbolisasi Tuhan “feminin”, Murata menunjukkan bahwa Tuhan, melalui nama-nama-Nya, adalah keseimbangan antara Yang Agung, Yang Kuasa, dan sebagai Yang Dekat, Pengasih, Penyayang, Penerima. Sehingga, dualitas yang tampaknya berlawanan itu pada hakikatnya adalah keseimbangan dan merupakan satu kesatuan.

Dalam tataran relasi maskulinitas dan feminitas, Murata menunjukkan bahwa keduanya mempunyai sisi positif dan negatif. Namun keduanya saling melengkapi. Keseimbangan dan saling melengkapi ini seharusnya tercipta baik di dalam alam lahiriah maupun batiniah. Dengan kata lain, esensi tujuan hidup manusia, baik laki-laki maupun perempuan, adalah untuk menjadi insan al-kamil  (manusia sempurna), yaitu manusia yang dapat menyatukan sisi ilahiah jamal dan jalal menjadi kamal (sempurna). Konsekuensi logisnya adalah laki-laki dan perempuan haruslah saling melengkapi dan tidak boleh ada proses eksploitasi dalam relasi keduanya dalam tataran apapun.

Penulis: Prof. Dr. Hj. Sri Suhandjati Sukri, at al.
Sumber: Ensiklopedi Islam & Perempuan (Penerbit NUANSA, 2009).

Tags: SACHIKO MURATA
Mubadalah

Mubadalah

Portal Informasi Popular tentang relasi antara perempuan dan laki-laki yang mengarah pada kebahagiaan dan kesalingan dalam perspektif Islam.

Terkait Posts

Pemikiran Qasim Amin

Membedah Pemikiran Qasim Amin dalam Karyanya Tahrīr Al-Mar’ah Bagian Pertama

25 Juni 2022
Ibunda Gusdur

Nyai Solichah Wahid, Ibunda Gus Dur Seorang Aktifis Perempuan

23 Juni 2022
Emansipasi Perempuan

Raden Mas Tirto Adhi Soerjo dan Gerakannya dalam Emansipasi Perempuan Indonesia

22 Juni 2022
Feminisme Islam

Mengenal Konsep Feminisme Islam Nurcholish Madjid

21 Juni 2022
Menolak Poligami

Gusti Nurul dan Keteguhan Hatinya Menolak Poligami

18 Juni 2022
Tokoh Hermeneutika

Tokoh Hermeneutika Indonesia, Inilah Sosok Kiai Sahiron Syamsudin

17 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kecantikan Perempuan

    Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Wukuf di Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw
  • Makna Wukuf di Arafah
  • Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia
  • Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist