• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Sahur Keliling Bersama Ibu Shinta Menjadi Ruang Perjumpaan Semua Agama

Bagi saya ini merupakan kegiatan yang penuh dengan kesejukan, karena melalui sahur bersama Ibu Shinta, semua agama dapat duduk bersama. Dan menggambarkan seperti inilah bentuk Indonesia yang dicita-cita oleh para founding fathers

Ita Toiatul Fatoni Ita Toiatul Fatoni
22/03/2024
in Personal
0
Sahur Keliling Bersama Ibu Shinta

Sahur Keliling Bersama Ibu Shinta

477
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sahur Keliling Bersama Ibu Shinta Nuriyah merupakan agenda tahunan yang biasa dilakukan oleh Bu Shinta. Pada tahun ini, tepatnya pada Jumat 15 Maret 2024, Cirebon kembali diberkahi menjadi tuan rumah untuk diadakannya sahur bersama.

Pada kali ini, Gereja Katolik Bunda Maria Cirebon menjadi salah satu tempat yang dipilih untuk diadakannya sahur keliling bersama Ibu Shinta.

Dalam kegiatan ini, dihadiri oleh ratusan masyarakat, baik dari tokoh agama, para pemuda-pemudi, ormas keagamaan, dari berbagai agama. Mulai dari Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan penganut kepercayaan lainnya.

Bagi saya ini merupakan kegiatan yang penuh dengan kesejukan, karena melalui sahur bersama Ibu Shinta, semua agama dapat duduk bersama. Dan menggambarkan seperti inilah bentuk Indonesia yang dicita-cita oleh para founding fathers kita. Kita duduk rukun, saling menjaga toleransi, persaurdaraan dan kebersamaan seluruh umat beragama.

Mungkin jika tidak ada sahur bersama, saya kira sulit bagi semua umat beragama bisa duduk seperti ini. Kita dapat bertemu, berjumpa dan berdialog dengan mereka yang berbeda dengan kita. Oleh sebab itu, saya kira tradisi sahur keliling menjadi wadah yang harus kita rawat bersama.

Baca Juga:

KUPI Menjadi Ruang Perjumpaan Ulama Perempuan

Menemukan Cahaya Toleransi dalam Sahur Keliling Bersama Ibu Shinta di Gereja Bunda Maria Cirebon

Prinsip Semua Agama Adalah Sama: Menyebarkan Kedamaian

Ibu Shinta Nuriyah : Merajut Perdamaian Melalui Sahur Keliling

Selain menjadi ruang perjumpaan, dalam kegiatan sahur bersama ini, Ibu Shinta memberikan tausiyah kebangsaan untuk semua yang hadir.

Pada tausiyahnya, Ibu Shinta menjelaskan bahwa setidaknya ada lima esensi dari puasa di bulan Ramadan. Lima esensi itu sebagai berikut:

Pertama, melatih kesabaran. Saat berpuasa kita dilatih untuk bersabar dengan tidak boleh berkata kotor dan tidak melakukan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa.

Sebagaimana dalam sabda Nabi Muhammad Saw:

وإذا كانَ يَوْمُ ضَوْم أَحدكم فلا يرفتُ وَلا يَصْحَبُ فَإِنْ سَابُهُ أَحَدٌ أو قائلهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

Artinya: “Jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata-kata kotor dan jangan pula bertindak bodoh. Jika ada seseorang yang mencelanya atau mengganggunya, hendaklah mengucapkan: sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Saling Tolong Menolong

Kedua, saling tolong menolong. Berpuasa dapat membuat kita merasakan betapa perihnya lapar dan dahaga setiap hari. Kita bisa merasakan penderitaan saudara yang sulit untuk mendapat makan dan minum. Maka dalam hal ini, puasa  mengajarkan kita untuk memiliki sifat empati, kepedulian, dan tolong menolong.

Ketiga, kejujuran. Ibadah puasa melatih dan menuntut untuk berlaku jujur. Kita dapat saja makan dan minum seenaknya di tempat sunyi yang tidak terlihat seorangpun. Namun, jika melakukan puasa dengan bersungguh-sungguh dan ikhlas karena Allah, kita tidak akan mau makan atau minum, karena sedang berpuasa.

Keempat, menahan hawa nafsu. Di antara hikmah disyariatkannya puasa yaitu dapat menahan dan mengekang syahwat sebab orang yang berpuasa dilarang menuruti nafsu syahwatnya.

Kelima, ikhlas. Faktor pertama yang harus kita miliki sebagai seorang muslim adalah ikhlas. Sebab ikhlas menjadi penentu amal kita, Allah Swt terima atau tidaknya.

Oleh karena itu, dari lima nilai di atas bagi saya, hal tersebut menjadi pembelajaran yang bisa sebagian umat Islam terapkan. Namun dari semua itu, nilai yang paling penting adalah bagaimana kita tetap untuk menjaga tali persaudaraan dengan mereka yang berbeda dengan kita. []

Tags: Ibu ShintaRuang PerjumpaanSahur Kelilingsemua agama
Ita Toiatul Fatoni

Ita Toiatul Fatoni

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version