• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Sa’i: Simbol Perjuangan untuk Meraih Kehidupan

Tetapi tidak bagi Tuhan. Ia justru menghargainya. Melalui Siti Hajar, Tuhan sedang menunjukkan bahwa manusia adalah sama di hadapan-Nya

Redaksi Redaksi
06/06/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Sa'i

Sa'i

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pengertian Sa’i secara literal adalah berusaha dan bekerja keras. Dalam ibadah haji, Sa’i berarti prosesi berjalan kaki, diselingi berlari kecil, dari bukit Shafa ke bukit Marwah.

Prosesi ini merupakan simbol yang menggambarkan r perjuangan manusia untuk survive, mempertahankan eksistensi (hidup) yang tak pernah berhenti. Tujuh se| ringkali adalah angka kiasan untuk arti banyak dan tak , terbatas.

Simbol Sa’i pada mulanya ditampilkan dalam kisah seorang perempuan bernama Siti Hajar. Ia berjalan dan berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwa, mencari air di lembah yang tandus itu untuk anaknya, Ismail, yang baru saja dilahirkannya. Bayi ini anak hasil perkawinannya dengan Nabi Ibrahim.

Kelahirannya sudah lama ayahnya idamkan. Sayang, begitu lahir, atas perintah Allah, Ibrahim harus meninggalkan sang anak dan ibunya. Ibrahim kembali ke Palestina.

Di tanah, lembah yang tandus, kering kerontang, tanpa tumbuhan itu (wadin ghairi zar’in), di dekat Bait Allah, kedua anak manusia, ibu dan anaknya yang lemah itu harus berjuang untuk hidup.

Baca Juga:

Ki Hajar Dewantara: Antara Pendidikan dan Perjuangan Kelas Pekerja

Hal-hal yang Tak Kita Hargai, Sampai Hidup Mengajarkan dengan Cara yang Menyakitkan

Ayat-ayat Al-Qur’an yang Menjelaskan Proses Perkembangan Janin dan Awal Kehidupan Manusia

Peran Ulama Perempuan untuk Kehidupan yang Berkeadilan

Sesuatu yang sang ibu cari adalah air. Air adalah sumber utama kehidupan, sekaligus kesuburan bagi manusia dan alam. Allah mengatakan:

وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ

“Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu. Apakah mereka tidak juga beriman?.” (QS. al-Anbiya ayat 30). Tuhan lalu menganugerahinya air Zam-zam. Ada bilang “Tham-Tham” (Thaam-makanan).

Kisah Siti Hajar

Menarik sekali untuk diperhatikan di dalam ibadah ini, mengapa Tuhan memilih seorang perempuan, bernama Siti Hajar sebagai simbol. Siti Hajar masuk kepada sejumlah identitas sosio-kultural-politik.

Siti Hajar adalah perempuan, berkulit hitam, seorang budak belian dan berkasta (kelas) rendah. Seluruh identitasnya adalah rendah dalam pandangan masyarakatnya ketika itu.

Cara pandang yang membedakan status manusia seperti ini adalah hal yang tidak masalah dari aspek kemanusiaan pada saat itu di banyak kebudayaan dunia.

Siti Hajar adalah seorang perempuan yang amat sabar, tabah, bertanggung jawab dan mencintai atas kehidupan orang lain. Ali Syari’ati mengatakan:

“Tak seorang ibu yang mencinta, sendirian, mengelana, mencari dan menanggungkan penderitaan dan kekhawatiran. Tanpa pembela dan tempat berteduh, terlunta-lunta, terasing dari masyarakatnya, tidak mempunyai kelas, tidak mempunyai ras dan tidak berdaya. Ia seorang yang kesepian, seorang korban seorang asing yang terbuang dan banyak orang yang membencinya.”

Melalui Siti Hajar itu, Tuhan tengah memperlihatkan perhatian dan pembelaan kepadanya justru manakala masyarakat manusia mencampakkannya dan mendiskriminasi ia hanya karena status sosial dan warna kulitnya yang dipandang rendah, kelas dua, tak berharga, oleh masyarakatnya.

Lebih dari itu Tuhan juga membelanya karena perempuan bernama Hajar tersebut memiliki jenis kelamin perempuan yang hanya manusia yakini sebagai makhluk kelas dua, di bawah laki-laki.

Tetapi tidak bagi Tuhan. Ia justru menghargainya. Melalui Siti Hajar, Tuhan sedang menunjukkan bahwa manusia adalah sama di hadapan-Nya.

Siapa pun manusia itu, apa pun jenis kelamin dan identitas sosialnya, sepanjang tidak melakukan kejahatan atau melanggar nilai-nilai kemanusiaan, tetap haruslah kita hormati. []

Tags: kehidupanMeraihperjuanganSa'iSimbol
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version