• Login
  • Register
Kamis, 30 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Sastra dan Ulama Perempuan

Mubadalah Mubadalah
21/11/2016
in Kolom
0
Ilustrasi Ulama perempuan dan sastra

Ilustrasi Ulama perempuan dan sastra

14
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sastra adalah jembatan emas yang bisa mendudukkan definisi ulama pada keseluruhan konteksnya.

Dengan sastra manusia akan mengenal dirinnya. Dengan sastra manusia akan dikenal dirinya. Dalam konteks ini definisi ulama perempuan sering kali kabur dan memunculkan polemik dengan definisi itu sendiri. Selama ini definisi itu lebih di pandang dalam ruang formal, padahal ulama adalah keseluruhan dari ruang hakikat dan ruang formal. Sastra adalah jembatan emas yang bisa mendudukkan definisi ulama pada keseluruhan konteksnya.

Sebut saja Imam Syafi’i, yang dengan kefasihannya dalam bersastra mengantarkannya menjadi mujtahid yang dikenang sepanjang masa. Sebut juga Ibnu Malik, dengan karya al-Fiyah-nya menjadi ukuran standar santri nusantara dalam mempelajari al-Qur’an dan sunnah.

Kemudian di Nusantara, kita kenal dekat dengan wali sanga. Dengan keahliaanya dalam menciptakan syi’ir-syi’ir dan tembang-tembangnya mampu mengimankan masyarakat nusantara dengan cara yang sangat lembut dan tidak menyakiti siapapun. Pastinya semua sudah mengenal bahkan hafal syiir Lir Ilir karya Sunan kalijaga. Bukankah begitu?

Siapa yang tidak mengenal Rabiah al adawiyah? Perempuan yang begitu mencintai Tuhannya. Syi’ir-syi’irnnya yang dasyat mampu mengantarkannya menjadi Ulama perempuan yang tak lekang dimakan zaman.

Dari sini ternyata sastra mampu mengantarkan manusia sebagai seorang Ulama’. Ini juga di alami beberapa perempuan di Indonesia seperti Raja Aisyah Binti Raja Sulaiman. Dia adalah cucu Raja Ali Haji, yang juga seorang ulama, sastrawan dan sejarawan. Sebagai putri Diraja Melayu, Aisyah Sulaiman sangat akrab dengan kehidupan di lingkungan istana Kerajaan Riau-Lingga. Di sanalah di Pulau Penyengat , dia dilahirkan dan dibesarkan, yang kemudian nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan pun dia dapatkan.

Baca Juga:

Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

Membedah Pemikiran Qasim Amin dalam Karyanya Tahrīr Al-Mar’ah Bagian Pertama

Jelaslah bahwa Aisyah Sulaiman telah memperjuangkan harkat, martabat, dan marwah kaum perempuan melalui karya-karyanya pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Dengan Hikayat Syamsul Anwar, misalnya, dia telah berhasil menyuarakan semangat keislamannya melalui pesan emansipasi, yang bahkan belum banyak terpikirkan oleh kaumnya kala itu. Karakter tulisannya yang kuat di dalam hikayat ini mampu mengantarkan Aisyah Sulaiman sebagai pelopor kesusastraan Indonesia modern.

Selain itu kita mengenal sosok R.A. Kartini, walaupun dia bukan Ulama perempuan namun karya sastranya mampu membawa pesan-pesan ilmiyahnya kepada dunia. Minadzulumati ilannur, dari kegelapan menuju cahaya adalah secuil ayat al-Qur’an yang menjadi inspirasinya untuk menggugah perempuan Indonesia.

Gus Mus pernah menyampaikan bahwa Ulama itu memandang ummat dengan penuh kasih sayang, “al-‘Ulama’ yandzuruna al-ummata bi ‘aini ar-rohmah”. Ulama’ yang demikian adalah wujud manifestasi dari ayat “innama yakhsya allaha min ‘ibadihi al-‘ulama’” hanya para ulama’, dari hamba-hamba Allah yang merasa takut kepada Allah. Wujud rasa takutnya kepada Allah SWT, adalah kasih sayangnya kepada sesamanya. Dari sastra yang ditulis dengn penuh cinta mengantarkan pemberdayaan perempuan dan bangsa.

Sastra memang bukan ilmu utama untuk menjadi Ulama akan tetapi sastra bisa menjadi media utama keulamaan perempuan.

Yogyakarta, 21 November 2016

Tags: perempuanSastraulamaulama perempuan
Mubadalah

Mubadalah

Portal Informasi Popular tentang relasi antara perempuan dan laki-laki yang mengarah pada kebahagiaan dan kesalingan dalam perspektif Islam.

Terkait Posts

Krisis Iklim

Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim

29 Juni 2022
Perempuan yang tidak sempurna

Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

29 Juni 2022
Relasi Gender

Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara

29 Juni 2022
Dampak Negatif Skincare

Dampak Negatif Skincare terhadap Ekosistem Bumi

28 Juni 2022
Nikah Muda

Ingin Nikah Muda? Jangan Gegabah Sebelum Memenuhi Syarat Berikut Ini!

28 Juni 2022
RUU KUHP

13 Pasal Krusial RUU KUHP yang Berpotensi Mafsadat Jika Disahkan

28 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • istri taat suami tidak kunjungi ayah yang sakit

    Kisah Istri Taat Suami tidak Kunjungi Ayah yang Sakit sampai Wafat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fikih Haji Perempuan: Sebuah Pengalaman Pribadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melihat Relasi Gender Melalui Kacamata Budaya Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Masa Tua adalah Masa Menua Bersama Pasangan
  • Bacaan Doa Ketika Melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah
  • Peran Anak Muda Dalam Mencegah Krisis Iklim
  • Makna Jumrah: Simbol Perjuangan Manusia Bersihkan Hati
  • Tetap Bangga dan Bahagia Menjadi Perempuan yang Tidak Sempurna

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist