• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Sisterhood to Girl: Perempuan Hadir untuk Saling Menguatkan

Perlu dipahami bahwa perempuan memiliki pengaruh bagi perempuan lain agar bisa saling menguatkan dan memberdayakan. Inilah yang disebut dengan sisterhood. Yakni persaudaraan perempuan.

Muallifah Muallifah
01/12/2020
in Kolom, Personal
0
715
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Perempuan seharusnya bergandengan, bukan untuk saling menjatuhkan”.

Begitulah penggalan kalimat dari video pendek yang disampaikan oleh Najwa Shihab, salah satu perempuan inspiratif  Indonesia yang tidak henti-hentinya memberikan karya atas yang apa yang diyakininya sebagai bentuk kebebasan mengembangkan diri sebagai perempuan, sebagai istri, sebagai ibu, sebagai saudara perempuan hingga sebagai warga negara Indonesia yang tinggal di negara demokrasi.

Ketika kita melihat fenomena di sekeliling kita yang masih mempersoalkan jenis kelamin dalam ranah masyarakat, berbagai peran yang tidak henti-hentinya diidentikkan dengan keterbatasan. Perempuan tidak bisa melakukan suatu hal sebab dirinya perempuan, atau anggapan perempuan tidak bisa menjadi pemimpin sebab logikanya tidak bisa diaplikasikan secara sempurna, membuat diri kita sebagai perempuan harus benar-benar membuktikan bahwa hal tersebut bisa dilakukan oleh perempuan.

Alhasil, memang terlihat tidak adil ketika kita sebagai perempuan harus membuktikan terlebih dahulu untuk terlihat bisa, sedangkan laki-laki meski tanpa pembuktian, mereka sudah dibekali kepercayaan dari masyarakat bahwa kaum laki-laki bisa melakukan apapun secara sempurna. Akhirnya, dengan kondisi semacam ini, perempuan butuh perempuan lain untuk saling memberikan kekuatan dan membuktikan keberanian yang dibekali oleh pengetahuan, soft skill hingga kekuatan lain yang mampu berkembang bersama.

Mengapa peran perempuan terhadap perempuan lain begitu berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang? Ibarat contoh pengalaman perempuan, ketika bercerita soal menstruasi, mengalami sakit yang begitu parah, pengalaman menggunakan pembalut, lalu bercerita kepada perempuan lainnya. Kecenderungan memperoleh solusi atas masalah-masalah yang dialaminya lebih besar ketika bercerita kepada laki-laki. Sebab hal tersebut didasari atas pengalaman yang sama, perasaan yang sama dan kemungkinan besar masalah yang dialaminya sama.

Baca Juga:

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

Sehingga dari hal tersebut, perlu dipahami bahwa perempuan memiliki pengaruh bagi perempuan lain agar bisa saling menguatkan dan memberdayakan. Inilah yang disebut dengan sisterhood. Yakni persaudaraan perempuan. Suatu hubungan antara dua atau lebih perempuan, yang tidak harus ada ikatan darah bisa juga seperti sahabat. Hubungan ini bisa didasari atas kecenderungan yang sama-sama saling menguatkan dalam segala kondisi, mendukung kemampuan dan potensi antar yang satu dengan lain, sehingga terciptalah hubungan yang harmonis dan positif.

Berdasarkan kumpulan tulisan yang dinamakan Sisterhood is Powerful pada tahun 1970 di AS. Kumpulan tulisan ini mengungkapkan kisah-kisah perjuangan, para aktivits perempuan, dan teori feminis. Bagaimana kekuatan dari sisterhood ini mampu menggerakkan perubahan dan menginspirasi orang-orang di sekitarnya. Salah satu komunitas di Indonesia  yang bisa kita lihat yakni love pink.

Sosok  Madelina Mutia dan Shanti Persada. Kedua perempuan ini melewati puluhan kemoterapi hingga harus kehilangan salah satu anggota tubuh yang paling berharga. Mereka kehilangan kepercayaan untuk bisa hidup bahwa dunia memang benar tidak berpihak kepadanya. Namun yang mereka lakukan selanjutnya membentuk komunitas yang dinamakan Lovepink di tahun 2012 dengan nama resmi Yayasan Daya Dara Indonesia. Berawal ketika mereka bertemu seorang penderita lain yang merasakan hal serupa.

Akhirnya, komunitas ini menjadi salah satu jalan dan kekuatan bagi perempuan yang memiliki nasib yang sama ataupun perempuan yang lain turut empati terhadap penderita kanker, mulai dari mahasiswa, ibu-ibu bahkan perempuan lainnya. Mereka turut andil memberikan support bagi perempuan dengan berbagai kegiatan. Mulai dari kunjungan ke rumah sakit, membuat kelas kreatif, menghadirkan pakar-pakar di bidang tersebut, dan berdaya bersama. Di sinilah mereka menjadi survivor antar yang satu dengan yang lain.

Tidak hanya itu, perlu kita belajar dari seorang pemimpin perempuan. Salah satu pemimpin eksekutif Girls Scouts, yakni Anna Maria membangun 3 kunci kekuatan dalam dirinya dalam menjalankan kepemimpinannya. D iantara 3 kunci kepemimpinannya, yakni: pertama Mengeksplorasi, artinya perempuan harus memahami nilai diri sendiri, memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki, berfikir untuk mengeksplorasi kekuatan yang ada dalam dirinya, mengetahui potensi yang dimiliki. Hal ini bisa menjadi modal utama untuk menyelami dunia.

Kedua, terhubung. Artinya saling terhubung dengan perempuan lain, ia harus peduli dengan sesamanya untuk memberikan inspirasi kepada yang lain, bekerjasama dengan yang lain dalam lingkup lokal maupun global. Ketiga, Bertindak. mengambil tindakan bersama, menjadikan kekuatan antar yang satu dengan yang lain dan menjadikan dunia lebih baik.

Perempuan yang berjiwa besar kita pahami, adalah dia yang memiliki kekuatan bersama untuk memberdayakan perempuan lain. Sebab ia tidak bisa berjalan bersama tanpa bantuan, support serta dukungan dari sesama perempuan lainnya. []

Tags: KesalinganNajwa ShihabperempuanPerempuan InspiratifSisterhoodWomen Support Women
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Praktik Kesalingan

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

12 Juli 2025
Perempuan dan Pembangunan

Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

12 Juli 2025
Isu Disabilitas

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

12 Juli 2025
Harapan Orang Tua

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

12 Juli 2025
Negara Inklusi

Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

11 Juli 2025
Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Isu Disabilitas

    Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID