Mubadalah.id – Siapa yang tidak mengenal public figure Nova Eliza? Dia adalah seorang perempuan keturunan Aceh yang mendirikan Suara Hati Perempuan Foundation. Yayasan ini berdiri pada 2015 yang berawal dari rasa empati Nova terhadap kampung halamannya sendiri.
Asal Muasal Pendirian Suara Hati Perempuan Foundation
Saat itu di kampung halamannya banyak sekali perempuan dari berbagai usia menjadi korban kekerasan. Terutama pada masa daerah operasi militer (DOM). Perempuan kelahiran 4 Juni 1980 ini merasa gelisah dan semakin merasa kuat ketika dia berproses menjadi seorang ibu yang juga memiliki anak perempuan.
Nova merasa was-was dengan maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Baik yang ia lihat dari berbagai pemberitaan di media massa maupun laporan resmi. Sejak Suara Hati Perempuan Foundation ia dirikan, Nova kerap menyuarakan stop kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Di 2016, pemeran Cantik dalam film Rindu Kami Pada-Mu ini menggelar kampanye seni sebagai perlawanan dari kekerasan yang berjudul Stop Violence with Art yang ia laksanakan di Bali dan Yogyakarta. Ia pun menggalang dana dengan menghadirkan kampanye melalui seni, foto, dan musik serta etnik.
Selain menggalang dana, yayasan yang Nova dirikan juga dapat menjadi ruang aman untuk perempuan korban kekerasan berbagi cerita. Tidak hanya itu, secara konsisten dari tahun ke tahun, pemeran Hani dalam Bajaj Bajuri the Movie ini turut meramaikan selebrasi peringatan kampanye #16HAKTP.
Kekuatan Suara Hati Anak Muda
2023 ini, Nova pun turut berpartisipasi dengan menggandeng sejumlah pegiat seni dalam selebrasi puncak #16HAKTP yang terlaksana oleh Suara Hati Perempuan Foundation di Langit Seduh Selatan, Kemang (10/12/23) dengan tema Kekuatan Suara Anak Muda.
“Dalam periode 1 Januari hingga 27 September 2023 ada lebih dari 19 ribu kasus kekerasan yang terjadi di seluruh Indonesia. Data ini berdasarkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang mana mayoritas korban adalah remaja.” papar Nova dalam sambutannya.
Pelecehan seksual dan kekerasan terhadap perempuan merupakan isu yang sangat mengkhawatirkan bagi pemeran Halle dalam Film Susahnya Jadi Perawan. Sejak Suara Hati Perempuan Foundation Nova dirikan, ia terus berkolaborasi dengan berbagai stakeholder dan terus berjuang menyebarkan awareness melalui berbagai edukasi. Yakni tentang pentingnya pencegahan dan stop kekerasan terhadap perempuan.
Saat ini beberapa mitra yang telah bekerja sama dengan Suara Hati Perempuan Foundation. Di antaranya terdiri dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kemendikbudristek, The Kingdom of The Netherlands of Indonesia, Komnas Perempuan, dan berbagai stakeholder lainnya.
Sosialisasi yang kerap Nova gunakan adalah melalui berbagai media. Kampanye #16HAKTP mulai dari 16 photovoice berupa video campaign, diskusi interaktif, dan training keahlian. Pelatihan ini untuk perempuan yang kurang mampu agar lebih berdaya dan dapat memperbaiki perekonomian keluarga.
Screening Film Cantik
Selain itu, pemeran Ibu Tiwi dalam Film Aku Ingin Ibu Pulang juga mempersembahkan screening film berjudul Cantik yang menjadi penyuara bahwa tidak selamanya diam itu tidak selamanya indah. Film Cantik ini terputar pertama kali dalam puncak peringatan #16HAKTP.
Film edukasi ini hadir bertujuan untuk menghadirkan kesadaran masyarakat khususnya remaja akan isu kekerasan seksual. Bahwa siapapun dapat menjadi korban, tidak peduli usia, gender, waktu, dan status.
Nova juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dengan pemutaran film ini. Selain itu ia menghadirkan seluruh tim produksi film Cantik dan beberapa pemain di antaranya Leony, Jihan Husein, dan Ayu Dyah Pasha.
Pada film Cantik ini, Leony berperan sebagai Poppi, seorang make up artis dan juga sahabat seorang artis, yaitu Sonya yang diperankan oleh Jihan Husein. Poppi yang dapat berkomunikasi dengan roh mengungkapkan kasus kekerasan yang dialami sahabatnya.
Semasa hidupnya menjadi seorang aktris, Sonya ternyata mengalami kekerasan seksual dari pacarnya yang juga berprofesi sebagai managernya. Bahkan Sonya harus merasakan pemerkosaan dan aborsi ilegal hingga akhirnya ia meninggal dunia. Sonya juga tidak pernah menceritakan kekerasan seksual yang ia alami kepada maminya karena maminya sangat mempercayai manager yang juga kekasihnya itu.
Ayu Dyah Pasha yang berperan sebagai Mami dari Sonya pun merasa film ini sangat baik untuk pembelajaran. Karena sebagai orang tua rasanya naif sekali “menitipkan” anak perempuan satu-satuya untuk berkarir di dunia entertainment tanpa dampingan orang tua.
Sehingga kematian Sonya pun menjadi tamparan keras bagi Mami Sonya dan juga pembelajaran untuk orang tua mana pun yang menginginkan anaknya terjun ke dunia entertainment. Bahwa justru kekerasan seksual kerap terjadi pada orang-orang terdekat dan pelakuknya adalah oleh orang-orang di sekitarnya.
Acara ini ditutup dengan sesi diskusi dan foto bersama dengan seluruh peserta, pemateri, dan panitia. Dalam acara ini, Nova juga turut mengundang sejumlah akademisi baik dari tingkat Sekolah Menengah Pertama hingga universitas. []