• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Sudahkah Dongeng yang Kamu Ceritakan Memiliki Nilai Kesalingan?

Cerita dongeng dapat dimodifikasi dengan cara menghapuskan nilai-nilai yang merendahkan laki-laki maupun perempuan. Dengan kata lain, menggali nilai positif yang dapat disampaikan dari setiap kejadian

Dyah Palupi Ayu Ningtyas Dyah Palupi Ayu Ningtyas
20/03/2022
in Keluarga, Rekomendasi
0
Dongeng

Dongeng

72
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dongeng menjadi hal yang tidak lepas dari pertumbuhan seorang anak. Siapa sih yang tidak pernah dibacakan buku dongeng, diceritakan sebuah kisah legenda oleh orang tua maupun orang terdekat kita, atau menonton dongeng di siaran televisi dan kanal YouTube. Dongeng apa yang melekat dan teringat di benak kita hingga sekarang? Sangkuriang, Malin Kundang, Bawang Merah dan Bawang Putih, atau Jaka Tarub?

Terdapat berbagai macam dongeng seperti mite, legenda atau cerita rakyat, fabel, hikayat, sage, dan parabel. Cerita rakyat merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki Indonesia yang merepresentasikan masyarakat di suatu daerah. Falsafah hidup dikembangkan menjadi sebuah cerita. Sehingga cerita rakyat erat kaitannya dengan kehidupan di masyarakat.

Selain itu, cerita rakyat diwariskan turun-temurun secara lisan dan tidak diketahui si pengarang cerita. Karya sastra ini bukan hanya berfungsi sebagai hiburan, tapi memiliki fungsi edukatif, spiritual, moral, politis, hingga etis.

Pada umumnya, cerita rakyat digambarkan dengan penokohan perempuan dan laki-laki. Namun, tidak sedikit kisah yang merendahkan figur perempuan, baik secara implisit maupun eksplisit. Sebagai contohnya, kisah Bawang Merah dan Bawang Putih yang mana Bawang Merah dan ibunya berlaku kejam dan merendahkan Bawang Putih.

Kisah tersebut menyiratkan isu internalized misogyny. Internalized merupakan proses internalisasi yang dapat membentuk mindset baru. Misogyny adalah istilah yang menggambarkan kebencian terhadap perempuan. Internalized misogyny dapat terjadi melalui dua elemen yakni, self objectification dan penerimaan pasif peran gender.

Baca Juga:

Peran Penting Ayah di Masa Ibu Menyusui

Jangan Nekat! Pentingnya Memilih Pasangan Hidup yang Tepat bagi Perempuan

Soft Spoken: Menanamkan Nilai Tata Krama pada Anak Sedari Kecil

Dari Nada ke Makna: Tafsir Relasi Ibu dan Anak dalam Lagu Jumbo

Karakter perempuan di dalam cerita digambarkan sebagai pihak yang lemah, tidak memiliki suara, dan dianggap tidak penting. Tokoh perempuan dalam kisah Lutung Kasarung, Bawang Merah dan Bawang Putih, serta Sangkuriang diceritakan melalui sudut pandang laki-laki. Sebenarnya, ideologi cerita rakyat dapat diselaraskan dengan nilai yang ingin disampaikan dengan mengubah sudat pandang dan tetap mempertahankan alur cerita.

Secara spesifik, tidak banyak ditemukan rekonstruksi cerita rakyat dari sudut pandang perempuan. Dengan mengubah sudut pandang akan memberikan ruang kepada para tokoh mengenai alasan mengapa dicitrakan sebagai seseorang yang buruk. Sehingga pembaca dapat melihat bahwa tokoh tersebut sebenarnya baik dan memiliki value.

Sebagai contohnya, citra orang tua tiri dan saudara tiri di mata anak-anak cenderung tidak baik. Pandangan tersebut salah satunya disebabkan oleh cerita Bawang Merah dan Bawang Putih. Sebenarnya cerita tersebut bisa dimulai dengan menampilkan sosok Mbok Rondo Dadapan (ibu Bawang Merah) sebagai single mother yang bekerja keras demi kebahagiaan anaknya.

Mbok Rondo bekerja di rumah seorang pedagang yang memiliki anak bernama Bawang Putih. Ia berempati terhadap Bawang Putih atas ibunya yang meninggal. Mbok Rondo menempatkan diri sebagai teman untuk bercerita. Mengenai ayah Bawang Putih yang menikahi Mbok Rondo, dapat dikisahkan dengan apabila menikahinya, sehingga Bawang Putih akan mendapatkan sosok seorang ibu.

Selain itu, Bawang Putih diberikan suara untuk memutuskan apakah Mbok Rondo pantas menjadi ibunya. Keterlibatan Bawang Putih menunjukkan bahwa tidak ada sikap diskriminatif dalam mengambil keputusan.

Begitu pula dengan kisah Sangkuriang, perilaku Dayang Sumbi dapat diceritakan dengan tidak melemahkan posisinya sebagai perempuan. Pada mulanya, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk membuat bendungan dan perahu besar di sungai Citarum. Sosok Dayang Sumbi dapat digambarkan sebagai perempuan yang cerdas. Ia memikirkan cara agar pernikahannya dengan Sangkuriang tidak pernah terjadi. Sehingga ia membuat permintaan yang sulit. Ia paham bahwa seorang ibu tidak dapat menikahi anaknya sendiri.

Para narator maupun penulis dongeng dapat merekonstruksi sudut pandang dari sebuah kisah dengan tetap mempertahankan alurnya. Relasi yang tidak setara dapat melahirkan ketidakadilan karena bermula dari sudut pandang negatif terhadap perpedaan para pihak yang memiliki relasi.

Oleh sebab itu, cerita dongeng dapat dimodifikasi dengan cara menghapuskan nilai-nilai yang merendahkan laki-laki maupun perempuan. Dengan kata lain, menggali nilai positif yang dapat disampaikan dari setiap kejadian.

Buku-buku dongeng juga diharapkan menampilkan hal baru yang dapat menanamkan nilai-nilai kesalingan yang menjunjung tinggi aspek kemanusiaan. Nilai-nilai tersembunyi dalam sebuah cerita akan melekat pada seorang anak hingga ia tumbuh dewasa. Orang tua juga harus pandai dalam memilih cerita yang akan disampaikan kepada anak. Peran serta orang tua akan memberikan dampak besar, khususnya kepada sudut pandang anak. []

Tags: anakdongengGender dalam DongengHari DongengKesalingan
Dyah Palupi Ayu Ningtyas

Dyah Palupi Ayu Ningtyas

Bergerak di isu HAM dan gender, menuangkannya lewat tulisan dan ruang-ruang belajar bersama.

Terkait Posts

Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version