• Login
  • Register
Rabu, 8 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Tiga Tips Meneladani Self Love Rasulullah SAW

Orang yang sudah bisa mencintai diri sendiri akan membagikan cinta itu kepada orang lain. Nabi begitu mencintai umatnya, sehingga yang dipikirkan beliau hingga akhir hayat adalah umatnya

mahdiyaazzahra mahdiyaazzahra
20/11/2021
in Hikmah
0
Self Love

Self Love

304
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kesehatan mental menjadi hal yang kini mulai banyak disadari. Kesehatan mental bisa dicapai jika seseorang sudah bisa self love (mencintai diri). Mencintai diri bukanlah hal yang mudah, mencintai orang lain justru lebih mudah bagi kita.

Ketika mencintai orang lain, kita akan melakukan apa pun untuknya. Misalnya seorang istri pada suami, ia akan melayani keperluan suaminya sepenuh hati. Begitu pula suami, ia akan melayani dan menafkahi keperluan istrinya. Kita rela berkorban demi orang tercinta.

Jika sakit, kita rela begadang dan mengurus mereka. Jika ada orang yang menyakitinya, kita akan membela sepenuh hati. Namun terkadang, mencintai dan menghormati orang lain justru membuat kita melupakan kebutuhan diri.

Seringkali kita lupa makan teratur karena mengasuh anak, kita lupa merawat diri karena sibuk bekerja. Dan kita juga lupa untuk menyayangi dan memberikan cinta dan kasih sayang untuk diri. Mengapresiasi, menghargai, dan meyakinkan diri bahwa kita luar biasa.

Kita sering terluka dengan berbagai macam hal yang terjadi. Perkataan dan tindakan orang, fitnah, caci maki, pengkhianatan, dan lain-lain. Perkataan dan tindakan orang yang ditujukan pada kita menjadi luka karena kita belum bisa mencintai diri.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Perempuan, Patah Hati, dan Krisis Percaya Diri
  • Konsep Makruf sebagai Tips Rahasia Keharmonisan Rumah Tangga
  • Healing Sufistik : Perjalanan Menemukan Solusi Ketenangan Jiwa
  • Refleksi Hari Solidaritas terhadap Palestina dalam Peristiwa Gempa Cianjur

Baca Juga:

Perempuan, Patah Hati, dan Krisis Percaya Diri

Konsep Makruf sebagai Tips Rahasia Keharmonisan Rumah Tangga

Healing Sufistik : Perjalanan Menemukan Solusi Ketenangan Jiwa

Refleksi Hari Solidaritas terhadap Palestina dalam Peristiwa Gempa Cianjur

Ketika kita sudah bisa mencintai diri, maka segala hal yang menyakitkan tidak akan mempengaruhi. Kita tidak akan tersakiti maupun terluka karena segala hal eksternal yang menimpa kita. Sebaliknya, kita justru akan membagikan cinta kita pada semua orang.

Kok bisa? Ibaratkan diri kita seperti orang yang kita cintai. Seandainya pasangan difitnah, kita tak akan membenci pasangan, kita justru membelanya. Seandainya ia dilukai, kita justru semakin menyayangi. Seandainya ia dicaci maki, kita akan mendukungnya sepenuh hati. Cinta kita tidak berubah, kita justru semakin mencintainya.

Jika kita memiliki banyak cinta dalam diri, maka segala energi negatif tidak akan mampu menembusnya. Segala hal negatif tidak bisa merusak cinta dalam diri. Lalu bagaimana cara mencintai diri? Menyembuhkan luka dalam diri, mengapresiasi diri, memberikan dukungan, semangat, menyembuhkan luka, afirmasi positif. Berikut self love yang diteladankan Nabi;

  1. Self Love Memenuhi Kebutuhan Diri

Rasulullah saw memberi contoh kepada kita untuk selalu memenuhi kebutuhan diri. Makan, olahraga, dan istirahat yang cukup. Meski sering berpuasa, namun rasulullah tidak berpuasaa setiap hari. Rasulullah SAW bahkan pernah menegur umat yang terus menerus berpuasa.

Rasulullah adalah seorang panglima perang yang tangguh. Beliau memiliki keahlian bela diri dan menggunakan pedang. Artinya kekuatan fisik Rasulullah sangatlah baik. Rasulullah juga menganjurkan umatnya menguasai berenang, berkuda, dan memanah. Hal ini menandakan bahwa kebutuhkan fisik tubuh harus dipenuhi.

Selain itu skill untuk bertahan hidup juga harus dikuasai. Berenang untuk bertahan saat kondisi banjir misalnya. Berkuda dalam konteks sekarang ini bisa dilakukan dengan memiliki keahlian mengendarai kendaraan untuk bertahan hidup. Memanah adalah cara pertahanan diri, bisa juga dengan menembak dalam konteks saat ini.

Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah selalu memenuhi kebutuhan fisiknya serta menjaga kesehatan tubuhnya.

Rasulullah juga tetap tidur di malam hari. Beliau pernah menegur orang yang sepanjang malamnya digunakan untuk shalat. Beliau shalat namun juga tetap tidur, karena tidur adalah kebutuhan tubuh. Bagaimana pun sibuknya rasulullah, beliau tetap memenuhi kebutuhan tubuhnya.

  1. Self Love ketika Disakiti

Banyak riwayat menceritakan kejadian pilu Rasulullah. Beliau seringkali dicaci maki, difitnah, bahkan dikhianati. Paman beliau yang masih sedarah bahkan memusuhinya. Banyak orang Kafir membencinya dan bahkan menyatakan perang. Beliau menghadapi segala cacian dengan sabar. Yang beliau lakukan justru sebaliknya, beliau sering membantu orang-orang yang memusuhinya.

Hal ini berarti bahwa Rasulullah mencintai diri sendiri. Apa pun yang dilakukan orang lain tidak mempengaruhi tindakan dan pikiran beliau.

  1. Self love Membagikan Cinta Kasih

Orang yang sudah bisa mencintai diri sendiri akan membagikan cinta itu kepada orang lain. Nabi begitu mencintai umatnya, sehingga yang dipikirkan beliau hingga akhir hayat adalah umatnya. Beliau mencintai dan membantu orang-orang yang memusuhinya. Beliau memaafkan orang-orang yang menyakitinya. Beliau juga selalu membagikan cinta Tuhan pada umatnya.

Beliau berada diantara kaum lemah, beliau membela kaum yang didzalimi. Beliau adalah manusia mulia. Manusia mulia yang hadir karena cinta Tuhan, dan memiliki tugas untuk menyebarkan cinta Tuhan. []

Tags: Kesehatan MentalSelf LoveTeladan Nabi
mahdiyaazzahra

mahdiyaazzahra

Mompreneur Pengajar tahsin Gusdurian Riau

Terkait Posts

hukum suami mengasuh anak

Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?

8 Februari 2023
Umm Hisyam ra Menghafal Al-Qur'an dari Lisan Nabi Saw

Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

8 Februari 2023
Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir

Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

8 Februari 2023
Jangan Melecehkan Istri

Nabi Saw Meminta Kepada Para Suami agar Jangan Melecehkan Istri

8 Februari 2023
anak adalah amanah

Anak Adalah Amanah yang Harus Dijaga oleh Orang Tua

7 Februari 2023
Kaum Santri

Kaum Santri; Ashabul Kahfi Masa Kini

7 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Komentar Terbaru

  • Pemikiran Keislaman di Malaysia dan Indonesia pada 6 Tips Berdakwah Ala Nyai Awanilah Amva
  • Menghidupkan Kembali Sikap Saling Melindungi pada Impak Islamisasi di Malaysia: Tudung sebagai Identiti Muslimah Sejati dan Isu Pengawalan Moraliti Perempuan
  • Harapan Lama kepada Menteri PPPA Baru - Mubadalah pada Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Menjadi Perempuan Pembaru, Teguhkan Tauhid dalam Kehidupan pada Bagaimana Hukum Menggunakan Pakaian Hingga di Bawah Mata Kaki?
  • Wafatnya Mbah Moen Juga Dirasakan Semua Umat Beragama - Mubadalah pada Fahmina Institute Terapkan Prinsip Mubadalah dalam Organisasi
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist