• Login
  • Register
Sabtu, 3 Juni 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Ulama Harus Turut Andil Atasi Kekerasan terhadap Perempuan

Winarno Winarno
07/12/2022
in Aktual
0
Ulama Harus Turut Andil Atasi Kekerasan terhadap Perempuan

Salah satu delegasi Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI)

27
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tersMubaadalahnews.com,- Menghapus kekerasan terhadap perempuan tak bisa hanya mengandalkan aktivis atau gerakan perempuan saja. Ulama juga harus turut andil. Berdasarkan data Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, setiap tahunnya angka kekerasan perempuan semakin meningkat.

Salah satu delegasi Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), Faqihuddin Abdul Kodir bersama peserta lain sepakat tentang pentingannya peran ulama yang lebih nyata dalam menanggulangi kekerasan terhadap perempuran.

“Kerja-kerja ulama ini diperlukan untuk menanggulangi gap (pemisah) antara idealitas Islam dan realitas kekerasan yang justru dihadapi perempuan di lapangan,” kata Kang Faqih, pada acara Belajar Bersama di Thailand Selatan melalui pesan tertulis yang diterima Mubaadalahnews, 6 Desember 2018 waktu setempat.

Menurutnya, ulama adalah pewaris kerja-kerja Nabi Muhammad Saw, dan tugasnya adalah mengubah masyarakat, laki-laki dan perempuan, dari keadaan kegelapan (zhulumaat) menuju terang cahaya (nuur). Dari kegelapan karena kekufuran, kebodohan, kezaliman, kekerasan dan ketidakadilan menuju cahaya keimanan, keilmuan, kebaikan, kedamaian, dan keadilan.

Lebih lanjut lagi, para ulama di Indonesia, khususnya yang tergabung dalam jaringan KUPI dalam kongresnya di Cirebon, 25-27 April 2017 lalu telah menetapkan untuk melibatkan pengalaman-pengalaman perempuan sebagai inspirasi dan pondasi dalam memutuskan pandangan-pandangan kegamaan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Keadilan Gender Dalam Kacamata Hukum
  • Benarkah Laki-laki Lebih Unggul dari Perempuan?
  • Membaca Muqaddimah Kitab Al Busyro; Sayyidah Khadijah adalah Teladan Perempuan Kita
  • Prinsip Kesetaraan Dalam Islam

Baca Juga:

Keadilan Gender Dalam Kacamata Hukum

Benarkah Laki-laki Lebih Unggul dari Perempuan?

Membaca Muqaddimah Kitab Al Busyro; Sayyidah Khadijah adalah Teladan Perempuan Kita

Prinsip Kesetaraan Dalam Islam

Dia mencontohkan, kiprah-kiprah ulama di jaringan KUPI dalam menanggulangi kekerasan terhadap perempuan. Seperti KH Husein Muhammad yang menyediakan pondasi teologis, Ibu Nyai Hj. Shinto Nabilah yang aktif secara sosial kultural mengadvokasi korban-korban kekerasan, dan Ibu Hj. Badriyyah Fayyumi yang aktif secara politik mendorong peraturan, undang-undang, dan kebijakan yang dapat menghentikan kekerasan.

“Di Indonesia, kami (KUPI) sadar bahwa peran ulama tidak cukup hanya sebatas pengajaran semata, tetapi perlu memastikan bahwa kerahmatan Islam harus benar-benar secara nyata dirasakan oleh perempuan, dengan segenap peran sosial, kultural, dan politik,” tegasnya.

Sementara itu, perwakilan dari Kantor Shaikhul Islam Propinsi Narathiwat Thailand Selatan, Abdul Aziz Jehmanah menegaskan, Islam sama sekali tidak memberikan toleransi terhadap segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

“Dalam Islam, perempuan adalah kongsi hidup laki-laki, dan begitupun sebaliknya sehingga tidak ada jalan bagi kekerasan dalam Islam,” ucapnya di hadapan 37 peserta, terdiri dari delegasi KUPI dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand Selatan.

Senada, Aktivis Perempuan Thailand, Rasidah Pusu menilai, idealitas Islam ini memperoleh tantangan dari aktivis dan gerakan perempuan. Karena faktanya angka kekerasan yang dialami perempuan dan anak-anak, baik dalam ranah domestik maupun publik masih tinggi.

Lebih lanjut lagi, realitas ini memaksanya untuk mendatangi ulama dan aktivis Islam untuk meminta agar mereka (ulama) berperan aktif ikut menyelesaikan persoalan .

“Kerjasama dan partisipasi para ulama memudahkan kami untuk melakukan gerakan penyadaran masyarakat dan kerja-kerja advokasi korban-korban kekerasan dari perempuan dan anak,” terangnya.

Tantangan juga datang dari aktivis Sister in Islam, Azreena Abdul Aziz, yang mengetengahkan pengalaman di Malaysia. Di mana pemahaman keagaman yang ideal itu justru tidak terwujud dalam banyak benak masyarakat.

“Pemahaman agama yang ideal itu justru dibelokkan banyak ulama untuk membiarkan dan bahkan melestarikan kekerasan-kekerasan yang dialami perempuan dan anak-anak,” akuinya.

Dia tak sependapat ketika pernikahan anak, pemerkosaan dalam perkawinan, dan poligami, seringkali dipuja-puja sebagai sesuatu yang ideal dan Islami. Padahal pada kenyataanya justru menimbulkan kekerasan dan ketidakadilan yang dialami perempuan dan anak-anak.

“Pengalaman perempuan ini harusnya didengar para ulama dan dijadikan dasar dalam interpretasi agama,” tutupnya. (WIN)

Tags: ciwaringinFatwaislamkejahatankekerasanKupilaki-lakipelecehanperempuanseksualulama
Winarno

Winarno

Winarno, Alumni Pondok An-Nasucha, dan ISIF Cirebon Fakultas Usuluddin

Terkait Posts

Piagam Surabaya

6 Rekomendasi Piagam Surabaya

6 Mei 2023

AICIS 2023 Hasilkan Piagam Surabaya, Tolak Politik Identitas

6 Mei 2023
Kekerasan Perempuan

Komnas Perempuan: di Hari Buruh Perempuan Pekerja Masih Alami Kasus Kekerasan Berbasis Gender

2 Mei 2023
Perempuan Pekerja

Hari Buruh: Pastikan Pelindungan Perempuan Pekerja dari Ancaman Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2 Mei 2023
Puasa Dalam Perspektif Psikologi

Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

28 Maret 2023
Perempuan Ngaji

Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

27 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Perkembangan Islam di Gorontalo

    Peran Putri Owutango dalam Perkembangan Islam di Gorontalo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Laki-laki Lebih Unggul dari Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Muqaddimah Kitab Al Busyro; Sayyidah Khadijah adalah Teladan Perempuan Kita

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Gender dalam Agama Budha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Keadilan Gender Dalam Kacamata Hukum
  • Gaya Hidup Minimalis dalam Al-Qur’an
  • Benarkah Laki-laki Lebih Unggul dari Perempuan?
  • Membaca Muqaddimah Kitab Al Busyro; Sayyidah Khadijah adalah Teladan Perempuan Kita
  • Prinsip Kesetaraan Dalam Islam

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist