• Login
  • Register
Minggu, 14 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Wahai Manusia, Kepada Ayah, Berbaktilah!

Alkisah, suatu hari sang ayah, Nabi Ya'qub menjenguk putranya yang telah menjadi raja, Nabi Yusuf as. Melihat kedatangan sang ayah, Nabi Yusuf tidak berdiri menghormatinya. Maka kemudiaan Allah mewahyukan kepada Nabi Yusuf

Imam Nakhai Imam Nakhai
29/07/2021
in Keluarga
0
Ayah

Ayah

87
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Alkisah, suatu hari sang ayah, Nabi Ya’qub menjenguk putranya yang telah menjadi raja, Nabi Yusuf as. Melihat kedatangan sang ayah, Nabi Yusuf tidak berdiri menghormatinya. Maka kemudiaan Allah mewahyukan kepada Nabi Yusuf.

“Apakah kamu merasa jumawa sehingga tidak berdiri untuk menyambut ayah mu? Sungguh jika itu kau lakukan lagi, saya tidak akan menurunkan nabi-nabi dari tulang rusukmu”. Begitu keras teguran Allah kepada seorang anak yang tidak menghormati ayahnya. Kisah di atas juga mengajarkan bahwa berdiri untuk menghormati orang tua itu dianjurkan. Petikan kisah ini, dikutip al Ghazali ketika membicarakan “hak hak orang tua dan hak hak anak” di dalam kitab karya besarnya.

Dengan mengutip banyak riwayat (hadist dan atsar), al Ghazali menyakinkan bahwa orang tua memiliki hak-hak, sebagaimana juga anak. Nanti di era modern, di era hak asasi manusia juga ditegaskan “Bahwa orang tua memiliki hak untuk memastikan pendidikan agama dan moral bagi anak anaknya”.

Bahkan hak ini, menurut prinsip prinsip Sirakusa-Italia, bisa membatasi hak kebebasan anak untuk memilih agama dan keyakinannya. Kebebasan anak untuk memilih, dibatasi oleh hak kedua orang tua untuk memastikan pendidikan agama dan moral bagi anak anaknya.

Kembali kepada keharusan anak menghormati kedua orang tua, al Ghazali mengutip beberapa sabda Nabi:
بر الوالدين افضل من الصلاة والصدقة والصوم والحج والعمرة والجهاد في سبيل الله
Berbakti kepada kedua orang tua lebih utama dari shalat, sedekah, puasa, haji, umrah, dan jihad fi sabilillah.
Jika hadist ini shahih (saya lebih percaya pada imam Ghazali sih), maka begitu luar biasa keutamaan berbakti kepada kedua orang tua.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Ini Bukan tentang Drama Berbagi Suami, Tapi Nyata Ada
  • RUU KIA, Perdebatan Kesejahteraan Ibu dan Anak Negeri Ini
  • Akhlak Nabi Saw Kepada Pelayan yang Beragama Yahudi
  • Ketika Laki-Laki jadi Seksi Konsumsi, Lalu Perempuan Seksi Perlengkapan, Mengapa Tidak?

Baca Juga:

Ini Bukan tentang Drama Berbagi Suami, Tapi Nyata Ada

RUU KIA, Perdebatan Kesejahteraan Ibu dan Anak Negeri Ini

Akhlak Nabi Saw Kepada Pelayan yang Beragama Yahudi

Ketika Laki-Laki jadi Seksi Konsumsi, Lalu Perempuan Seksi Perlengkapan, Mengapa Tidak?

Sebaliknya juga begitu besar dosa anak yang mendurhakainya. Nabi bersabda:
اكبر الكباءر الاشراك بالله وعقوق الوالدين
Dosa terbesar adalah menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.

Diriwayatkan, suatu ketika Allah berfirman kepada Nabi Musa “Wahai Musa, barang siapa yang berbakti kepada kedua orang tua dan durhaka kepadaKu, maka aku tulis ia sebagai orang yang berbakti, sebaliknya, siapa yang berbakti kepadaKu tetapi durhaka kepada keduanya, maka aku tulis ia sebagai orang yang durhaka.

Terlalu banyak hadis juga ayat ayat al Qur’an yang menegaskan kewajiban menghormati kedua orang tua sekalipun berbeda, sekali lagi, sekalipun beda keyakinan. Ini juga penting diingatkan pada anak anak yang mengkafir-kafirkan atau membodoh-bodohkan orang tua hanya karena belajar agama kemarin sore.

Maka, berbahagialah, sahabat sahabat yang masih memiliki kedua atau salah satu orang tua. Namun juga tidak perlu sedih bagi yang belum sempat berbuat baik, atau ingin terus berbuat baik sepeninggal kedua orang tua.

Nabi bersabda:
وعن أَبي أُسَيد مالك بن ربيعة الساعدي رضي الله عنه، قَالَ: بَيْنَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم إذ جَاءهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلَمَةَ ، فَقَالَ: يَا رسولَ اللهِ، هَلْ بَقِيَ مِنْ برِّ أَبَوَيَّ شَيء أبرُّهُما بِهِ بَعْدَ مَوتِهمَا ؟ فَقَالَ: (( نَعَمْ، الصَّلاةُ عَلَيْهِمَا، والاسْتغْفَارُ لَهُمَا، وَإنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِما، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتي لا تُوصَلُ إلاَّ بِهِمَا، وَإكرامُ صَدِيقهمَا )) رواه أَبُو داود .

Ya Rasulullah, masihkah tersisa kesempatan bagiku untuk berbuat baik sepeninggal kedua orang tuaku? Nabi menjawab, ada, yaitu (1) doakan (bacakan shalawat) keduanya, (2) mohonkan ampun keduanya, (3) laksanakan janji-janjinya, (4) bersilaturrahim lah kepada orang orang yang telah diikat silaturrahim oleh keduanya, (5) hormati sahabat sahabat baik keduanya. Itulah cara yang diajarkan Nabi bagaimana menghormati kedua orang tua sepeninggalnya. Wallahu a’lam. []

Tags: ayahIbuKeluagaKeluarga BahagiaKesalinganKisah Nabiorang tuaRelasiSejarah Islam
Imam Nakhai

Imam Nakhai

Bekerja di Komnas Perempuan

Terkait Posts

Berbagi Suami

Ini Bukan tentang Drama Berbagi Suami, Tapi Nyata Ada

13 Agustus 2022
Akad Nikah

Mensyaratkan Pisuke sebelum Akad Nikah Bisa Hilangkan Hak Perwalian

10 Agustus 2022
Harga Mahar

Bagaimana Kita Bisa Menakar Harga Mahar?

8 Agustus 2022
Toleransi dalam Rumah Tangga

Perlukah Sikap Toleransi dalam Rumah Tangga? Bagaimana Caranya?

4 Agustus 2022
Hari ASI

Selamat Hari ASI Dunia, Menilik Peran Ayah dalam Pemberian ASI

2 Agustus 2022
Rencana Keuangan

Membahas Rencana Keuangan Sebelum Menikah, Begini Etikanya

1 Agustus 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berbagi Suami

    Ini Bukan tentang Drama Berbagi Suami, Tapi Nyata Ada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sebagai Manusia, Sudahkah Kita Beragama?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fiqh Itu Tidak Statis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Beri Sanksi Tegas Bagi Pelaku Nikah Sirri
  • Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental
  • Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan
  • Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (4)
  • Sebagai Manusia, Sudahkah Kita Beragama?

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist