• Login
  • Register
Minggu, 26 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

10 Nilai Spiritual Kehamilan dalam Serat Murtasiyah

Nasihat-nasihat untuk melakukan hal-hal positif yang secara batiniah dan ruhaniah dapat berdampak psikologis terhadap kepribadian bayi dalam kandungan sebagai salah satu cara mendapatkan anak yang saleh

Zahra Amin Zahra Amin
18/12/2021
in Keluarga
0
Kehamilan

Kehamilan

60
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Masa kehamilan merupakan proses yang paling ditunggu, terutama bagi pasangan muda yang baru saja melangsungkan pernikahan, atau pasangan suami istri yang sudah lama menanti kehadiran sang buah hati. Sebagaimana saya dulu ketika menjalani proses kehamilan, mendengarkan pitutur para orang tua sebagai bekal agar perjalanan kehamilan diberi kelancaran serta kemudahan hingga proses persalinan tiba. Meski kita juga tidak mengesampingkan upaya medis, dengan pemeriksaan rutin ke tenaga kesehatan, namun ikhtiar batin juga penting dalam rangka menjaga janin dalam kandungan, dan tak menemukan kendala berarti.

Ketika sedang mengerjakan tugas paper kuliah Studi Tahqiq/Filologi, tak sengaja saya membaca naskah Serat Murtasiyah. Meski kawan saya Kang Abdul Rosyidi pernah menuliskan di kanal ini, yang menolak tawaran Serat Murtasiyah tentang konsepsi ideal rumah tangga, namun saya sedang tak mengulas hal itu. Justru saya tertarik dengan nilai spiritual kehamilan, yang bahkan praktik tersebut masih dijumpai di masyarakat lokal Cirebon dan Indramayu.

Naskah Serat Murtasiyah yang teksnya menggunakan bahasa Jawa Cirebon ini secara umum berisikan nasihat bernuansa keislaman kepada suami-istri dalam merawat bayi dalam kandungan. Nasihat-nasihat untuk melakukan hal-hal positif yang secara batiniah dan ruhaniah dapat berdampak psikologis terhadap kepribadian bayi dalam kandungan sebagai salah satu cara mendapatkan anak yang saleh.

Berikut ini adalah 10 pesan moral serta nilai-nilai karakter dalam naskah tersebut, yang saya lansir dari laman Nu Online. Pertama, “Nengena wahu Syekh Arif, Linggih lawan ingkang garwa, Agunem wahu karsane, Wahu dateng Ki Pandita, Syekh Arif wahu ngandika, Bobotan sira iku, Den sering sira sidekah.”

Artinya, diceritakan Syekh Arif sedang duduk bersama istrinya, mereka berdua sedang bercerita. Syekh Arif berkata, “Selama kehamilanmu, sering-seringlah beramal sedekah.” Nilai spiritualitas bagian ini menurut peneliti adalah terdapat nasihat dan pesan moral untuk bersedekah selama kehamilan.

Syekh Arif ya mituturi, Kang ora kiyeng sidekah, Ngaturana donga bahe, Lawan shalat rong rakaat, Sukur sira linakonan, Ingkang estu lan kang bagus, Bari syuhud ing pandongan.  Artinya, Syekh Arif memberikan petuah, bagi yang malas sedekah hendaklah memanjatkan doa saja disertai dengan shalat dua rakaat. Syukur jika mau melakukan tindakan yang benar dan bagus dengan khusuk dalam berdoa.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • 5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili
  • Asy-Syifa Binti Abdullah: Ilmuwan Perempuan Pertama dan Kepala Pasar Madinah
  • Inti Ajaran Islam Adalah Penghargaan Kepada Seluruh Makhluk Hidup

Baca Juga:

3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

Asy-Syifa Binti Abdullah: Ilmuwan Perempuan Pertama dan Kepala Pasar Madinah

Inti Ajaran Islam Adalah Penghargaan Kepada Seluruh Makhluk Hidup

Dalam bagian ini memuat nilai spiritualitas bahwa ketidakmampuan bersedekah dapat diganti dengan memanjatkan doa dan shalat dua rakaat pada masa kehamilan. Kedua, Dewi nyidame sasasi, Sidekahe iku Bogana, Iwakipun endog, Lan donganipun Apinah Dewi Murtasiya telah ngidam sebulan, maka sedekah Nasi Bogana dengan lauk telur goreng serta dibacakan doa Apinah. Artinya, Dewi Murtasiya telah ngidam sebulan, maka sedekah nasi​​​​​ Bogana dengan lauk telur goreng serta dibacakan doa Apinah.

Nilai spiritualitas dan sosial kemasyarakatan bagian ini, usia kehamilan sebulan melakukan sedekah nasi Bogana dengan lauk telur goreng dan membaca doa Apinah (wirid dan doa-doa yang dibaca oleh Siti Aminah ibunda Nabi Muhammad ketika mengandung Nabi.  Ketiga, Lamon rong wulan, Sidekahe iku besuk, Ketan ponu lawan kembang. Artinya, jika kandungan telah berusia dua bulan, maka sedekahnya berupa nasi ketan ponu (ponar) dan kembang. Nilai spiritualitas dan sosial kemasyarakatan, pada kehamilan usia dua bulan melaksanakan sedekah berupa nasi ketan dan kembang.

Keempat, Lamon oli tigang sasi, Yayi wewetenganira, Tumpeng Jeneng ya sidekahe, Donganipun Tulak Bala. Artinya, jika kandungan telah mencapai usia tiga bulan melakukan sedekah Nasi Tumpeng dengan membaca doa Tolak Bala. Nilai spiritualitas dan sosial kemasyarakatan bahwa pada kehamilan usia tiga bulan melaksanakan sedekah berupa nasi tumpeng dan doa tolak bala atau gangguan.

Kelima, Lamon oli patang wulan, Sidekahe Kupat iku, Iwakipun Pindang Ayam. Artinya, jika kandungan telah mencapai usia empat bulan, maka Dewi Murtasiyah harus lakukanlah sedekah Ketupat dengan lauk-pauk Pindang Ayam. Nilai spiritualitas dan sosial kemasyarakatan, pada kehamilan usia empat bulan melaksanakan sedekah ketupat dengan lauk pauk pindang ayam.

Keenam, Ajangkep limang sasi, Iku wewetenganira, Sekul Langgih sidekahe, Sawarnane gegodongan, Den wor dadi satunggal, Lawan dongane puniku, Kang aran Donga Arwah. Artinya, jika kandungan telah mencapai usia lima bulan, melakukan sedekah Sega Langgih, yaitu nasi yang yang dicampurkan dengan beraneka macam dedaunan yang dicampurkan menjadi satu pada nasi itu serta dibacakan Doa Arwah. Nilai spiritualitas dan sosial kemasyarakatan, pada kehamilan usia lima bulan melaksanakan sedekah Sega Langgih (nasi dicampur aneka daun dan dibacakan doa arwah).

Ketujuh, Yen dongkap olih nem sasi, Iku wewetenganira, Apem Domba sidekahe, Yayi poma lakonana. Jika kandungan telah mencapai usia enam bulan, melakukan sedekah Apem Domba. Nilai spiritualitas dan sosial kemasyarakatan, pada kehamilan usia enam bulan melaksanakan sedekah Apem Domba (berdasarkan beberapa informasi Apem Domba adalah kue apem atau ada juga yang mengatakan kue serabi ambon).

Kedelapan, Lamon olih pitung wulan, Sidekahe iku besuk, Sawernane rerujakan. Jika kandungan telah mencapai usia tujuh bulan, agar bersedekah dengan beraneka ragam rujakan. Nilai spiritualitas dan sosial kemasyarakatan, pada kehamilan usia tujuh bulan melaksanakan sedekah dengan aneka ragam rujak.

Kesembilan, Yayi wewetenganira, Bubur Lolos sidekahe, Warnane puti(h) lan abang, Winadahan piring anyar, Lan donganipun Qunut, Ngundanga ingkang utama. Jika kandungan telah mencapai usia delapan bulan, melaksanakan sedekah Bubur Lolos, ialah bubur berwarna merah dan putih. Bubur itu diwadahi dengan piring baru serta dibacakan doa qunut dan mengundang/memanggil orang-orang tertentu yang utama seperti tokoh masyarakat dan alim ulama.

Nilai spiritualitas dan sosial kemasyarakatan, pada kehamilan usia delapan bulan melaksanakan sedekah Bubur Lolos. Bubur berwarna merah dan putih yang disajikan menggunakan piring baru dengan membacakan doa qunut serta mengundang tokoh-tokoh dan masyarakat.

Kesepuluh, Lamon olih sangang sasi, Sidekahe iku Lenga, Lawan ngagawa Endog Lumong, Tinumpangaken ing toya, Godong Waru lemekira, Godong Walu(h) tumpangipun, Donganipun donga Tabarak. Jika kandungan telah mencapai usia sembilan bulan, melakukan sedekah minyak dengan membawa Endog Lumong ditumpangkan pada air dengan dialasi Daun Waru serta ditumpangi Daun Waluh kemudian dibacakan doa Tabarak.

Nilai spiritualitas dan sosial kemasyarakatan, pada kehamilan usia sembilan bulan melaksanakan sedekah minyak dan dibacakan doa tabarak. Demikian 10 nilai spiritual proses kehamilan bagi perempuan yang diambil dari Serat Murtasiyah. Semoga bermanfaat. []

Tags: DoaislamKehamilanSerat MurtasiyahTradisi
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Sahabat bagi Anak

Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!

25 Maret 2023
Marital Rape

Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?

21 Maret 2023
Dinafkahi Istri

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

20 Maret 2023
Generasi Strawberry

Self Diagnose, Parenting, dan Labelling: Penyebab Munculnya Generasi Strawberry

16 Maret 2023
Positive Vibes Keluarga

Pentingnya Kesalingan Membentuk Positive Vibes Keluarga

15 Maret 2023
Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

Tiket Masuk Majlis Rasulullah Saw adalah Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

14 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Puasa dan Intoleransi

    Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ramadan Tiba, Kesehatan Gigi dan Mulut Harus Tetap Terjaga
  • Kisah Abu Nawas dan Penutupan Patung Bunda Maria
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist