Mubadalah.id – Melakukan pelestarian alam sebagai sumber energi merupakan salah satu bentuk dari ajaran Islam. Salah satu bentuk dari ajaran Islam itu, sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Muhammad Saw diutus ke muka bumi tidak hanya untuk manusia semata, tetapi juga untuk alam semesta.
Karunia alam raya yang berlimpah ini tentu saja agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh manusia.
Selain digunakan untuk dimanfaatkan, umat manusia diminta untuk melestarikan alam sebagai sumber energi kehidupan yang menjadi syarat utama keberlangsungan hidup.
Terkait dengan hal di atas, ada dua istilah yang sering digunakan untuk menjabarkan kebesaran Allah Swt berupa karunia alam semesta yang merupakan sumber utama energi kehidupan makhluk.
Dua istilah ini menjadi prinsip bagi umat manusia untuk melakukan pelestarian alam sebagai sumber energi.
Berikut dua prinsip melakukan pelestarian alam sebagai sumber energi, seperti dikutip di dalam buku Fikih Energi Terbarukan yang ditulis oleh Marzuki Wahid dkk.
Pertama, kata rabbul alamin (Tuhan semesta alam).
Tuhan menyifati dirinya dalam Kitab Suci al-Qur’an sebagai Tuhan semesta alam. Jadi, Allah SWT pada hakekatnya bukan Tuhan untuk manusia, apalagi sekelompok manusia, saja, melainkan Tuhan bagi seluruh alam.
Semuanya sama dan setara di hadapan Tuhan. Semua makhluk dilayani oleh Allah SWT. Kasih dan sayang Allah SWT tercurah secara adil untuk seluruh umat manusia, tidak membeda-bedakan atas dasar agama, etnik, gender, ideologi, atau lainnya.
Bukan sekadar manusia, alam (flora, fauna, air, udara, tanah, dll) juga dalam kasih dan sayang serta keseimbangan Allah SWT yang Maha Rahman dan Rahim.
Kedua, kata rahmatan lil alamin (rahmat untuk semesta alam).
Dunia ini tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk, tetapi oleh jumlah makhluk yang tak terhingga. Tidak satu pun dari semua itu terlepas dari jangkauan rahmat Allah.
Manusia diberikan amanat untuk mewujudkan segala perilakunya dalam rangka kasih sayang terhadap seluruh alam. Manusia harus bertindak berdasarkan kasih sayang terhadap seluruh alam.
Apabila makna rabbul ‘alamin dan rahmatan lil’alamin dipahami dengan baik, tentu manusia tidak akan tega merusak alam semesta ini.
Hal ini dikarenakan sejatinya manusia dan alam adalah makhluk Tuhan yang saling membutuhkan, saling bergantung, dan harus hidup secara harmonis, selaras, dan seimbang. (Rul)