Mubadalah.id – Kekurangan gizi pada waktu hamil bukan saja menyebabkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), tetapi juga dapat mengakibatkan Kekurangan Energi dan Protein (KEP).
Jika kekurangan gizi tersebut berlangsung lama dan berkelanjutan, akan mengakibatkan malnutrisi akut, kerusakan struktur pertumbuhan otak (hyperplasia), yang terjadi selama dalam kandungan.
Hal tersebut, karena masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf yang dimulai sejak tahap 3 bulan terakhir kehamilan hingga tahun setelah lahir.
Kekurangan gizi pada masa dini juga dapat memengaruhi perkembangan otak, bahkan dapat menghentikan sintesis protein dan DNA. Hal ini akan berdampak pada fungsi otak dan intelektualitas anak di kehidupan mendatang.
Sementara itu, ada beberapa risiko lainnya akibat kekurangan gizi pada masa kehamilan. Berikut beberapa risiko tersebut:
Pertama, anemia gizi, yaitu kekurangan zat-zat asam folat, fed, dan vitamin B 12. Kekurangan zat ini akan berakibat kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruptio plasenta, dan kematian ibu.
Kedua, defisiensi yodium, yaitu kekurangan yodium mengakibatkan kretin endemik, abortus, lahir mati, bayi lahir lemah, dan masa hamil yang lama.
Ketiga, defisiensi seng (Zn), yaitu kekurangan seng yang dapat menghambat pertumbuhan janin, dapat mengakibatkan masa kehamilan lama. Dampaknya akan terlihat pada masa pertumbuhan anak.
Keempat, defisiensi vitamin A, yang bisa mengakibatkan meningkatnya prevalensi prematuritas (kelahiran prematur) dan retardasi janin.
Kelima, defisiensi thiamin yang dapat mengakibatkan beri-beri congenital. Keenam, defisiensi kalsium yang bisa mengakibatkan kelainan struktur tulang pada bayi.
Dengan risiko-risiko akibat kekurangan gizi tersebut, perhatian terhadap ibu hamil sebaiknya tidak hanya disadari oleh si ibu. Melainkan juga pasangannya (suami) serta keluarga besarnya untuk selalu mendukung asupan gizi selama masa kehamilan agar dapat melahirkan dalam kondisi ibu dan bayinya sehat. []