• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

7 Sahabat Perempuan yang Sering Dikunjungi Nabi Saw

Perilaku Nabi Saw. mengunjungi sahabat perempuan merupakan bentuk kehangatan dan kedekatan Nabi Saw dengan laki-laki maupun perempuan.Perilaku Nabi Saw. mengunjungi sahabat perempuan merupakan bentuk kehangatan dan kedekatan Nabi Saw dengan laki-laki maupun perempuan.

Redaksi Redaksi
29/05/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Suara Perempuan dalam Al-Qur’an yang Didengar Allah

Suara Perempuan dalam Al-Qur’an yang Didengar Allah

332
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk pada beberapa teks hadits tentang teladan Nabi Muhammad Saw, mungkin bisa disimpulkan bahwa Nabi Saw adalah sosok yang sangat terbuka kepada sahabat perempuan dan laki-laki.

Keterbukaan Nabi Saw kepada para perempuan merupakan kesempatan bagi sahabat laki-laki maupun perempuan untuk dapat dekat dan belajar langsung kepada Nabi Saw.

Selain itu, perilaku yang dipraktikkan Nabi Saw itu merupakan bentuk kehangatan dan kedekatan Nabi Saw dengan mereka, baik laki-laki maupun perempuan.

Nabi Saw biasa mengunjungi mereka, terutama sahabat laki-laki pada saat suka maupun duka.

Berikut tujuh sahabat perempuan yang kediaman mereka dikunjungi Rasululullah pada saat suka dan gembira, seperti yang dikutip di dalam tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam laman website Mubadalah.id.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Lelaki Patriarki : Bukan Tidak Bisa tapi Engga Mau!

Nabi Tak Pernah Membenarkan Pemukulan Terhadap Perempuan

Pertama, Ummu Waraqah al-Ansariyah ra adalah sahabat perempuan yang sangat terkenal dengan bacaan dan hafalan Qur’anya pada saat itu. Nabi Saw pernah mengajak para sahabat mengunjungi rumahnya. Sesaat bertemu Rasul Saw, Umm Waraqah meminta izin agar memiliki seorang mu’azzin (orang yang mengumandangkan azan sendiri dan shalat jama’ah sendiri. Nabi Saw bahkan mengizinkannya menjadi imam shalat di rumahnya, dimana ada satu orang laki-laki lanjut usia yang menjadi muazzin dan shalat sebagai makmum padanya (Lihat Sunan Abu Dawud, no. 591 dan 592). Kisah ini yang sering dijadikan alasan beberapa ulama bahwa perempuan boleh menjadi imam shalat jamaah.

Kedua, Umm Hiram bint Milhan ra istri dari Ubadah bin Shamit ra. Ketika ia mengundang makan Rasul Saw ke rumahnya, Rasulpun datang bertandang. Setelah selesai makan, ia mengipas-ngipasi kepala Rasul Saw sehingga tertidur. Saat bangun dari tidur lalu Rasul Saw menceritakan mimpi mengenai ramalan masa depan umat Islam, lalu terjadi percakapan dimana Umm Hiram meminta pada Rasul agar menjadi bagian penting dari tentara yang ikut menaklukan negara Syam (lihat di Sahih Bukhari, no. hadits: 2827).

Ketiga, Rumaisa bint Milhan ra, yang dikenal dengan nama Umm Sulalim al-Anshariyah ra. Ia adalah ibu dari sahabat kecil Anas bin Malik ra yang menjadi pelayan Rasulullah Saw. Ia adalah perempuan yang gagah berani. Ketika Rasul Saw bertandang ke kediamannya, ia menggelarkan tikar dan Rasulullah pun tertidur. Saat tidur dan Rasul berkeringat, ia mengerok keringat itu dan mengambilnya untuk dimasukkan ke dalam botol parfumnya (lihat kisahnya di Sahih Bukhari, no. 6355, Sahih Muslim, no.: 6203, dan Musnad Ahmad, no. 12182).

Keempat, Nabi Saw juga pernah bertandang ke rumah Sahabat perempuan bernama Mulaikah al-Anshariyah ra. Ia mengundang Nabi Saw untuk makan masakan yang dibuat di rumahnya. Nabipun Saw datang hadir bersama Sahabat kecil Anas bin Malik ra, sang cucu dari Mulaikah, satu orang yatim, dan satu orang yang sudah lanjut usia.

Kelima, sahabat perempuan Rubayyi’ bint Mu’awwidz ra, ketika menikah dan mengadakan walimah juga mengundang Rasululllah Saw. Seperti diceritakan sang suami, Iyas bin al-Bakir ra, Nabi Saw memenuhi undangan Rubayyi’, duduk dan makan, sambil mendengar beberapa perempuan memukul rebana menyanyikan lagu-lagu gembira pernikahan.

Keenam, kisah yang serupa dengan sahabat Rubayyi’ adalah sahabat perempuan bernama Salamah bint Wuhaib ra, yang dikenal dengan sebutan Umm Usaid. Ketika menikah, ia mengundang Nabi Saw dan para sahabat untuk hadir dan makan besar. Ia yang memasak dan melayani langsung makan dan minum Nabi Saw dan para sahabat (Lihat kisahnya di Sahih Bukhari, no. 5237).

Ketujuh, Amrah bint Hizam ra, istri dari Sa’d bin Rabi’ ra yang wafat menjadi syahid pada perang Uhud, juga bercerita, bahwa ia pernah membuat masakan dan menyembelih kambing. Ia mengundang Rasulullah Saw untuk hadir dan makan. Rasulpun datang bertandang dan makan. Kemudian Nabi Saw mengambil wudu dan shalat Zuhur. Setelah shalat, didatangkan lagi daging kambing itu ke hadapan Nabi Saw, dan Nabi Saw memakan lagi. Ketika waktu Ashar tiba, Nabi Saw shalat tanpa berwudu lagi, sudah cukup dengan wudu Zuhur itu. (Rul)

Tags: kunjunglaki-lakiNabi SawrasulullahSahabat Perempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID