• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

3 Alasan Mengapa Perempuan Harus Mandiri

Selain kemandirian dalam finansial, perempuan juga harus berdaya dan berpendidikan.

Ainul Luthfia Al Firda Ainul Luthfia Al Firda
09/04/2021
in Personal
0
Perempuan

Perempuan

564
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sistem ataupun budaya patriarki merupakan salah satu konsep yang bertujuan melemahkan dan menundukkan salah satu jenis kelamin. Salah satunya perempuan, sadar atau tidak perempuan seringkali menjadi objek dari kejamnya sistem patriarki. Penjajahan itu telah merambah di beberapa lini, mulai dari lingkup keluarga, ekonomi, politik hingga agama.

Salah satu contoh konkritnya ialah  persoalan ekonomi yang tidak pernah lepas dari kapitalisme. Di dalam kapitalisme perempuan seringkali dijadikan sebagai objek yang bernilai uang, bahkan perempuan juga sering dimasukkan dalam hubungan seks yang dapat diuangkan. Sangat miris jika konsep-konsep kerdil ini dilanggengkan. Perempuan bukanlah barang yang dapat diperjual belikan. Hiks

Konon pekerjaan perempuan hanya mendapat upah di bawah laki-laki dimana upah untuk perempuan hanya dikhususkan untuk menopang kehidupannya sendiri sementara upah  laki-laki dapat ditujukan untuknya dan keluarga.  Bentuk insentif seperti ini akan merugikan pihak perempuan yang apabila dia menjadi orang tua single, lalu berperan sebagai kepala keluarga maka ia harus membiayai kebutuhan pendidikan serta kesehatan anak. Hal ironis lainnya ialah ketika perempuan diberi ruang untuk bekerja namun dengan insentif  yang rendah, lantas uang itu akan ditransfer ke pihak laki-laki baik itu suami, kerabat atau teman dekat.

Fenomena-fenomena seperti ini seakan menjadikan perempuan sebagai komoditas yang diperdagangkan di pasar bebas.  Kedudukannya hanya bernilai barang bukan sebagai manusia seperti laki-laki. Berdasarkan fenomena dan pengalaman kelam di masa lalu sudah seharusnya menjadi refleksi manusia saat ini untuk meninggalkan perilaku-perilaku seperti di atas. Selain itu perempuan juga harus mandiri sejak dini karena proses melawan sistem patriarki tidaklah mudah akan tetapi dapat kita rubah mulai dari diri sendiri.

Baca Juga:

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Salah seorang sosiolog Hungaria Zsuzsa Ferge dalam buku “Mengapa Perempuan Bercinta Lebih Baik di Bawah Sosialisme” menjelaskan bahwa situasi objektif perempuan di dunia kemungkinan akan berkembang dibanding situasi pra-perang. Akan tetapi meski kerja berbayar di luar rumah memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan keluarga, kemajuan pendidikan, memperkaya pengalaman hidup, mengurangi kemiskinan, namun secara praktik mereka tidak mendapatkan hak-haknya sebagai perempuan.

Jika merefleksikan maksud dari ungkapan Zsuzsa  di atas sudah selayaknya perempuan diberikan ruang-ruang aman untuk dapat berkarir dan beraktivitas bebas seperti laki-laki. Karena perempuan juga berhak mendapatkan pengalaman hidup, mensejahterakan keluarga dan mendapatkan pendidikan. Hal yang paling penting ialah perempuan dapat mandiri secara finansial.

Mengapa kemandirian finansial menjadi penting? Pertama, jika kita berkaca pada fenomena kelam masa lalu maka sudah seharusnya perempuan juga menyuarakan aspirasinya untuk kemajuan perekonomian negara. Kedua, konstribusi perempuan dengan fikiran dan imajinasi yang berani melawan patriarki secara tidak langsung ia juga telah berjuang melawan ketidakadilan di dunia. Ketiga, agar perempuan tidak direndahkan kedudukannya. Karena sejatinya manusia baik laki-laki maupun perempuan berkedudukan sama, setara.

Selain kemandirian dalam finansial, perempuan juga harus berdaya dan berpendidikan. Mengenyam bangku pendidikan tidak harus sekolah tinggi minimal ia memahami agama dan dapat memberikan ilmu-ilmu kehidupan. Dalam Islam dijelaskan bahwa al-ummu madrosatul uulaa yang artinya perempuan adalah sekolah pertama.

Wujud sekolah pertama tidak akan dapat terealisir jika perempuan tidak diberi ruang untuk pendidikan. Di dalam tulisan Anifatul Jannah yang diterbitkan oleh mubadalah.id menjelaskan bahwa pentingnya perempuan berpendidikan tinggi supaya dapat memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya.

Maksud dari pentingnya pendidikan tinggi bagi perempuan bukanlah maksud untuk mengungguli kedudukan laki-laki dan membuat krisis kepercayaan diri laki-laki untuk mendekatinya melainkan bekal pendidikan domestik dan publik memerlukan ilmu pengetahuan secara lebih luas dan komprehensif sesuai dengan kebutuhannya.

Dengan demikian alasan pentingnya perempuan untuk mandiri secara finansial maupun capaian jenjang pendidikan yang mumpuni, ialah agar perempuan lebih percaya diri, lebih berdaya sehingga bisa berbagi pengetahuan serta pengalamannya itu untuk generasi penerus masa depan, anak-anak yang akan terlahir kemudian. Terimakasih, semoga bermanfaat. Aamiin []

 

Tags: Hak-hak perempuankapitalismekeluargaorang tuaperempuanperempuan bekerjaSistem PatriarkiSosialisme
Ainul Luthfia Al Firda

Ainul Luthfia Al Firda

Ainul Luthfia Al Firda Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Focus pada kajian-kajian agama dan sosial

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rumah Tak

    Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID