• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Menyoal Penciptaan Perempuan dari Tulang Rusuk yang Bengkok

Kiai Faqih menyarankan agar sebaiknya ungkapan “kamu adalah tulang rusukku” diganti dengan ungkapan yang lebih mencerminkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, seperti sayap kehidupan, mitra kehidupan, teman perjuangan, partner rumah tangga atau pasangan hidup

Sulma Samkhaty Maghfiroh Sulma Samkhaty Maghfiroh
29/09/2021
in Pernak-pernik, Rekomendasi
0
tulang rusuk

tulang rusuk

840
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“…tercipta engkau dari rusuk lelaki, bukan dari kaki untuk dialasi. Bukan dari kepala untuk dijunjung, tapi dekat di bahu untuk dilindung…”

Mubadalah.id – Seketika potongan lirik lagu dengan judul Wanita terlintas di pikiranku. Perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, adalah sebuah pernyataan masyhur yang sudah lama kudengar, meski masih kupertanyakan kebenarannya. Karena kenyataan membuktikan bahwa baik bayi laki-laki maupun perempuan terlahir melalui proses reproduksi biologis pasangan suami istri. Lantas dari mana datangnya pernyataan tentang penciptaan perempuan dari tulang rusuk yang bengkok?

Pemaknaan Ulang Hadits Tulang Rusuk Perempuan

Kyai Faqihuddin Abdul Kodir dalam tadarus rutinnya merujuk pada beberapa ayat Al-Qur’an terkait penciptaan manusia baik itu laki-laki atau perempuan. Dan ternyata, beberapa ayat tentang penciptaan manusia, menerangkan bahwa manusia tercipta dari unsur tanah dan air, melalui proses reproduksi biologis. Tidak ada satupun ayat yang menyatakan bahwa ada unsur rusuk yang tidak lurus dalam penciptaan perempuan, maka jelaslah bahwa kemungkinan dalil yang digunakan dalam pernyataan penciptaan perempuan dari rusuk yang tidak lurus merupakan dalil metafora atau tasybih (perumpamaan), bukan makna yang sebenarnya.

Dan benar saja, hadits yang menjadi rujukan pernyataan tentang penciptaan perempuan dari rusuk yang tidak lurus memiliki beberapa versi meski perawinya sama dan Nabinya juga sama. Ada teks hadits yang menyatakan bahwa perempuan tercipta dari rusuk yang bengkok, tapi teks yang lainnya menyatakan bahwa perempuan bagaikan rusuk yang bengkok. Jelas dua hal ini berbeda, karena yang pertama adalah tentang penciptaan perempuan, sedangkan yang lainnya mengemukakan sebuah perumpamaan dari perempuan.

“Wa-s-taushuu bi-n-nisaa-i khairan fainnahunna khuliqna min dhil’in wa inna a’waja syai-in fi-dh-dhil’i a’laahu fa in dzahabat tuqiimuhu kasartahu wa in taraktahu lam yazal a’waja fa-s-taushuu bi-n-nisaa-i khairan”. Adalah hadits yang paling sering digunakan sebagai dalil penciptaan perempuan dari tulang sulbi yang bengkok. Adapun arti dari hadits tersebut adalah “Dan saling bernasihatlah dengan perempuan, maka sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang sulbi. Dan sesungguhnya bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah atasnya. Jika kamu luruskan, akan patah dan jika kamu biarkan maka ia akan tetap bengkok. Maka (sekali lagi) saling bernasihatlah di antara kalian”.

Oleh Kiai Faqih, hadits tersebut sudah dimaknai dengan metode kesalingan atau mubadalah. Mengingat bahwa perempuan dan laki-laki diciptakan oleh Allah secara berpasang-pasangan, tidak ada dominasi satu atas lainnya. Saling bernasihat dalam matan hadits mengisyaratkan bahwa dalam kehidupan berumah tangga, tidak sedikit yang akan mendapati pasangan yang memiliki sifat layaknya tulang sulbi, yang keras dan bengkok. Dengan kata lain sifat yang dimilikinya adalah tempramental, kasar, mudah emosi, bahkan mudah mengungkap kata cerai. Dan hal ini, mungkin akan dimiliki oleh laki-laki dengan status suami atau perempuan dengan status istri.

Dan jika mendapati pasangannya memiliki sifat layaknya tulang sulbi yang bengkok, maka pasangan lainnya yakni suami ataupun istri hendaknya mengambil sikap dewasa, waspada, dan senantiasa berlaku baik. Demi menghindari dampak terburuk yang akan terjadi jika pasangannya terlalu memaksa untuk “meluruskan tulang bengkok”.

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Adapun dampak terburuk dari terlalu memaksakan tulang sulbi untuk lurus adalah patahnya tulang sulbi yang juga dimaknai sebagai sebuah perceraian. Padahal ikatan sebuah pernikahan adalah ikatan yang kuat (mitsaqan ghalidhan) yang memerlukan relasi kesalingan dari suami dan istri, dengan saling membantu, saling memperlakukan dengan baik (mu’asyarah bi-l-ma’ruf), saling rela (taraadhin), saling bermusyawarah untuk saling memberikan ruang bagi pasangannya.

Sedang kata tulang sulbi seakan membuat celah diskriminatif yang merendahkan satu atas lainnya, jelas ini mencederai otoritas Al-Qur’an yang mengatakan bahwa unsur penciptaan manusia adalah tanah dan air juga proses reproduksi biologis manusia.

Di akhir tadarus, Kiai Faqih menyarankan agar sebaiknya ungkapan “kamu adalah tulang sulbiku” diganti dengan ungkapan yang lebih mencerminkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, seperti sayap kehidupan, mitra kehidupan, teman perjuangan, partner rumah tangga atau pasangan hidup. Sebagaimana disimpulkan oleh Mba Tiqo, yang memandu acara tadarus pagi ini, bahwa hadits tentang penciptaan perempuan dari tulang sulbi yang bengkok dapat dilihat dari dua sisi, yakni sisi penciptaan dan sisi metafora (perumpamaan), yang berujung pada interpretasi relasi suami istri, sehingga seyogyanya disikapi secara mubadalah (kesalingan). []

Tags: Buku Perempuan Bukan Sumber FitnahFaqihuddin Abdul KodirPenciptaan ManusiaperempuanTadarus Subuh
Sulma Samkhaty Maghfiroh

Sulma Samkhaty Maghfiroh

Penulis Merupakan Anggota Komunitas Puan Menulis, dan berasal dari Ungaran Jawa Tengah

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version