Mubadalah.id – Salah satu ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menyampaikan sebuah hadis bahwa Rasulullah bersabda: “Jaga sehatmu sebelum sakitmu.”
Semua orang, kata Nyai Badriyah, ingin sehat dan bahagia. Beragam cara dilakukan, bahkan manusia rela mengorbankan semua hartanya dan meninggalkan semua yang disenanginya demi kesembuhannya ketika ia sudah sakit.
Padahal saat sebelum sakit ia betul-betul mengabaikan kesehatannya demi memburu harta dan mengikuti semua kesenangannya.
Agar merasa bahagia, Nyai Badriyah menyebutkan, manusia terus berlari mengejar impiannya. Begitu impian yang dikejar didapatkan, ia bahagia sebentar dan kemudia kembali tidak bahagia karena ada impian baru yang ingin dikejarnya saat impian lamanya tercapai.
Maka, Nyai Badriyah mengingatkan, begitulah fatamorgana kehidupan dunia. Ia bisa mempermainkan manusia sehingga sehat dan bahagia yang sesungguhnya bisa meraihnya dengan cara yang sederhana, menjadi demikian rumit dan berbelit.
“Dan kehidupan dunia tiada lain kecuali kesenangan yang palsu.” (QS al-Hadid ayat 20).
Beribadah Wujud Syukur
Nyai Badriyah menegaskan bahwa, Allah SWT yang menciptakan manusia tentu menghendaki makhluk-Nya sehat dan bahagia.
Rasulullah SAW juga telah mencontohkan bagaimana menjaga kesehatan melalui pola hidup, pola makan, pola tidur, pola pikir, dan pola perilaku yang baik.
Begitu pula olah raga dan olah jiwa beliau lakukan secara seimbang dan tepat. Hasilnya, Rasulullah senantiasa bugar meski memikul tugas kenabian yang maha berat.
Rasulullah betul-betul mengamalkan apa yang beliau sabdakan”Jaga sehat sebelum sakitmu”.
Banyak kitab yang mengulas hal ini dengan rinci, antara lain ath-Thibb an-Nabawi (Pengobatan ala Nabi), al-Wabil as-Shayyib min al-Kalim ath-Thayyib (Hujan Lebat yang Menyuburkan dari Kalimat-kalimat yang Baik), keduanya karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.
Shifat Tha’am wa Syarab an-Nabiyy (Pola Makan dan Minum Nabi) karya Mahmoud Nashshar.
at-Tadawi bi al-A’syab wa ath-Thibb an-Nabawiyy (Pengobatan Herbal dan Pengobatan ala Nabi), at-Taghdiyah an-Nabawiyah fi Tsamaniyati Asabi’ (Nutrisi ala Nabi dalam Delapan Minggu), keduanya karya Abdul Basith as-Sayyid, dan masih sangat banyak lagi buku dalam berbagai bahasa, termasuk hasil-hasil riset kontemporer.
Lebih lanjut, Nyai Badriyah mengungkapkan, salah satu pola hidup sehat dan bahagia yang Rasulullah praktikan perlu mengikuti bagi setiap hamba yang beriman adalah disiplin beribadah sebagai wujud rasa syukur kepada Allah.
Rasulullah Saw selalu beribadah di titik yang tertinggi meski sudah ada jaminan masuk surga dan terbebas dari dosa. Salat malam dan dhuha yang sunnah buat umatnya, bagi beliau adalah wajib.
Saat sahabat bertanya, mengapa kaki beliau sampai bengkak karena salat malam, beliau menjawabnya secara retoris, “Tidakkah aku ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur?” Ya.
Beribadah dengan penuh kerelaan sebagai wujud syukur adalah pintu menuju kebahagiaan sejati. Itulah yang sudah Nabi Saw buktikan. (Rul)