Mubadalah.id – Apa sih Lima Perkara Sebelum Lima Perkara dalam Rumah Tangga, terdengar aneh tapi ada. Jika kita mendengar kalimat tersebut, yang terbesit dalam pikiran kita adalah hadis Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tentang nasihat dalam hidup.
“dari Amru bin Maimun bin Mahran sesungguhnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam berkata kepada seorang pemuda dan menasehatinya. “jagalah lima hal sebelum lima hal, mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum datang masa sakitmu, waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, kayamu sebelum miskinmu, dan hidupmu sebelum matimu.”
Hadis ini merupakan nasehat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam agar dalam hidup untuk senantiasa mengingat dan berbuat baik. Masa mudamu menfaatkanlah dengan urusan produktif, jangan menyianyiakan waktu sebelum masa tuamu datang.
Jagalah kesehatmu sebelum sakitmu, karena nikmat sehat adalah nikmat yang paling terindah dalam hidup yang diberikan oleh Allah SWT. Waktu luangmu sebelum waktu sempit mu, adalah nasihat untuk memanfaatkan waktu semakisimal mungkin untuk senantiasa beribadah kepada Allah.
Waktu kayamu sebelum miskinmu, gunakanlah waktu tersebut untuk banyak beramal banyak bersedekah ke sesama. Jagalah hidupmu sebelum matimu, kematian merupakan hal yang pasti akan datang. Oleh karena itu, manfaatkanlah hidupmu untuk mencari bekal di akhirat nanti.
Lima Perkara Sebelum Lima Perkara dalam Rumah Tangga
Kesempatan ini saya akan menyampaikan sebuah nasehat dalam menjalani kehidupan rumah tangga yaitu Ingat Lima Perkara Sebelum Lima Perkara dalam Rumah Tangga.
Tentu, dalam menjalani rumah tangga bukan hal yang mudah, perlu persiapan yang matang baik dari persiapan materi bahkan ilmu pengetahuan. Rumah tangga dapat berjalan harmonis jika setiap pasangan memiliki kesadaran untuk saling menjaganya.
Karena rumah tangga bukan tanggung jawab dari salah satu pihak saja tetapi dari kedua belah pihak. Oleh karena itu merujuk pada hadis di atas, inilah lima nasihat yang dapat kita terapkan dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
Pertama, Masa Lajangmu sebelum Masa Menikahmu
Masa lajang adalah mana kita untuk mempersiapkan bekal guna memasuki kehidupan pernikahan, karena untuk melangkah ke jenjang pernikahan, kita membutuhkan bekal yang cukup. Bukan hanya bekal materi saja, tetapi bekal ilmu pengetahuan agama, perkawinan merupakan perjanjian yang kokoh (mitshaqan ghalizan).
Perjanjian yang kokoh maksudnya adalah perjanjian yang mengakibatkan adanya ikatan suami istri. Keduanya harus memiliki komitmen yang kuat terhadap perjanjian yang telah mereka ucapkan.
Meskipun secara lisan yang mengucapkan akad adalah laki-laki tetapi hakikatnya perjanjian tersebut adalah tanggung jawab keduanya. Sehingga memiliki tanggung jawab untuk memelihara perjanjian tersebut sebagai pasangan yang berkesalingan.
Kedua, Waktu Bersamamu Sebelum Waktu Sendirimu
Namanya rumah tangga tentu dijalani secara bersama, waktu untuk bersama ini merupakan waktu yang paling penting. kata “Bersama” adalah istilah lain dari “berpasangan”, saat tidak bersama apakah masih disebut pasangan?
Oleh karena itu, kebersamaan menjadi penting dalam rumah tangga, kebersamaan di sini bukan dalam konteks setiap hari harus bedua. Tetapi lebih kepada bersama-sama untuk saling menjaga, saling menghormati, saling bahagia dan membahagiakan, seperti dalam istilah lain mengatakan bahwa “seorang suami adalah baju bagi seorang istri dan istri adalah baju bagi suami.”
Istilah ini memiliki pesan bahwa antara suami dan istri harus memiliki prinsip kesalingan, saling melengkapi kekurangan dari pasangan bukan saling menyalahkan atas kekurangan pasangan.
Ketiga, Luangmu Sebelum Sibukmu
Waktu luang merupakan waktu yang paling efektif untuk membangun keharmonisan rumah tangga, meskipun di luar sana masih banyak sosok suami yang bekerja jauh dengan keluarga.
Selain itu, walaupun dalam kondisi sibuk, tetap harus memiliki prinsip untuk saling memperlakukan secara baik, suami ke istri atau istri ke suami.
Hubungan suami dan istri harus memiliki etika yang baik guna membangun keluarga yang bahagia. Karena, etika menjadi hal yang fundamental dari setiap individu, etika yang baik akan melahirkan kebaikan-kebaikan. Etika menjadi modal utama untuk membangun keluarga yang bahagia dan penuh kedamaian.
Keempat, Terbukamu Sebelum Tertutupmu
Keterbukaan menjadi hal yang wajib dalam kehidupan rumah tangga, keterbukaan terbagi menjadi dua, pertama, keterbukaan dalam masalah individu. Sejatinya seorang suami atau istri harus terbuka kepada pasangannya karena pasangan merupakan bagian dari kehidupan individu sehingga tidak perlu ada yang ditutupi.
Kedua, seringkali dalam rumah tangga, yang mengambil keputusan adalah suami tanpa mempertimbangkan keterbukaan dalam masalah keluarga, dan hal ini dapat mengganggu keharmonisan. Oleh karena itu, suami dan istri harus menerapkan prinsip musyawarah dalam rumah tangga untuk menciptakan kerelaan dan saling menghargai.
Kelima, Ikhlasmu Sebelum Pamrihmu
Ikhlas atau rela merupakan bagian terpenting dalam menjalani kehidupan rumah tangga, perasaan rela akan senantiasa menghantarkan sepasang suami istri mencapai kehidupan dan kebahagiaan bersama.
Rela menerima pasangan dengan segala kekurangannya dan rela menerima pasangan apa adanya, akan memberikan rasa kenyamanan. Saat suami istri sudah tidak memiliki rasa rela, maka berawal dari hal tersebut akan memunculkan keretakan rumah tangga. Oleh karenanya prinsip kerelaan atau ke-ridlaan menjadi hal penting untuk menjalani kehidupan.
Ingat lima perkara sebelum lima perkara dalam rumah tangga sebagai pedoman dan prinsip dalam menjalani kehidupan perkawinan Semoga dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, keluarga dapat berjalan dengan harmonis dan mendapatkan ridla dari Allah SWT. []