Mubadalah.id – Trust issue menjadi salah satu hal yang banyak dibicarakan belakangan ini. Banyak berita-berita yang muncul baik di media sosial maupun media konvensional mengenai hal-hal yang terjadi di sebagian masyarakat.
Maraknya kasus penyalahgunaan kepercayaan, membuat banyak ketakutan bagi anak muda serta tidak lagi memiliki kepercayaan penuh terhadap sesuatu. Seperti banyaknya kasus pengingkaran janji setia terhadap pasangan ataupun berupa perselingkuhan. Apalagi orang tersebut adalah public figure yang dapat mempengaruhi mentalitas banyak orang.
Dewasa ini, kita dikejutkan dengan beberapa berita tentang public figure yang tiba-tiba selingkuh, tiba-tiba mengajukan perceraian dan tiba-tiba melakukan segala bentuk pengkhianatan. Hal tersebut menjadi trust issue bagi sebagian orang yang sangat menjunjung tinggi kepercayaan.
Kepercayaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan, baik itu dalam pekerjaan, persahabatan bahkan yang paling utama dalam komitmen dan percintaan. Kepercayaan adalah suatu hal yang sangat melekat pada hati dan memiliki kedudukan tinggi dalam pikiran setiap orang.
Apa yang di maksud Trust Issue ?
Trust atau kepercayaan merupakan salah satu isu yang paling umum pada setiap hubungan. Untuk pengertian trust sendiri, merujuk pada apa yang dikatakan oleh Moorman, dkk dalam Zulganef dan Murni (2008: 176), bahwa trust adalah perilaku seseorang untuk bersandar (rely on) kepada reliabilitas dan integritas orang lain dalam memenuhi harapannya dimasa yang akan datang.
Sedangkan masalah kepercayaan atau trust issue sendiri merupakan situasi ketika seseorang mengalami rasa sulit mempercayai orang lain yang disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, seperti dikhianati, disakiti, dikecewakan, diabaikan, dan lain sebagainya.
Seorang psikolog klinis dan profesor di Universitas Yeshiva yaitu Sabrina Romanoff menjelaskan bahwa “Mempercayai berarti mengandalkan orang lain karena merasa aman dan memiliki keyakinan bahwa mereka tidak akan menyakiti satu sama lainnya. Kepercayaan adalah dasar dari sebuah hubungan karena kepercayaan memungkinkan seseorang untuk menjadi terbuka tanpa harus melindungi dirinya sendiri,”.
Trust Issue dan Quarter-life Crisis bagi Anak Muda
Banyaknya kasus perselingkuhan dan perceraian, membuat banyak anak muda jadi meragukan sebuah hubungan. Di mana keraguan tersebut bisa disebabkan pengalaman yang dialami sendiri atau terlalu banyak mendengar serta melihat pengalaman orang lain. Apalagi jika kita berada di lingkungan yang toxic bisa saja membuat anak muda susah untuk melangkah karena di bayang-bayangi overthinking pada hal yang belum saja terjadi.
Hal tersebut akan mempengaruhi anak muda dalam menimbang keputusan, hingga mereka takut untuk melangkah pada suatu hubungan. Karena mereka takut jika suatu saat nanti terus di bayang-bayangi kasus-kasus yang sering mereka dengar. Sehingga hal tersebut akan menimbulkan pudarnya kepercayaan terhadap banyak orang, bahkan orang baik sekalipun. Mereka akan menganggap semua orang sama dan tidak dapat di percaya.
Lantas apa yang akan terjadi pada Anak Muda ?
Pada akhirnya, kebanyakan dari mereka akan memutuskan untuk menunda pernikahan karena takut menjadi korban perselingkuhan dan tidak mau mengalami perceraian. Tidak menutup kemungkinan ada sebagian anak muda yang memiliki keinginan untuk tidak menikah. Karena bagi mereka sendiri lebih baik daripada berdua tetapi di khianati. Hal tersebut bisa membuat mereka berniat untuk tidak menikah karena takut dikhianati.
Terlebih anak muda yang berada dalam posisi quarter-life crisis yang memang sangat berpengaruh bagi keberlangsungan hidup mereka kedepannya. Karena anak muda yang sudah mencapai usia 18-30 tahun akan berada pada suatu periode ketidakpastian dan pencarian jati diri. Sehingga ketika ada suatu hal yang menurut mereka tidak bisa diterima dengan nalar mereka, maka mereka akan terganggu dan cepat terpengaruh dengan hal yang diluar nalar mereka.
Tanda-tanda Anak Muda yang mengalami Trust Issue
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan delapan tanda-tanda orang yang mengalami trust issue di dalam artikelnya yang berjudul “Trust Issue, Ketika Anda Begitu Sulit Mempercayai Orang Lain” bahwa tanda utama trust issue adalah sulit menemukan rasa percaya terhadap orang lain.
Selain itu, beberapa gejala yang mungkin dirasakan oleh orang dengan kondisi ini antara lain, pertama, enggan untuk berkomitmen dalam hubungan. Kedua, mengganggap tindakan baik dari orang lain itu palsu atau memiliki tujuan tertentu.
Ketiga, mengisolasi diri dari orang lain. Keempat, menjadi pribadi yang sangat tertutup. Kelima, overprotektif dalam hubungan. Keenam, sering cemburu terhadap pasangan. Ketujuh, kerap curiga dengan orang lain. Kedepalan, menuduh tanpa alasan yang jelas.
Selain terdapat tanda-tanda yang signifkan, trust issue juga memiliki dampak yang serius bagi anak muda yang harus selalu kita waspadai. Adapun dampak tersebut melansir dari goordtherapy.org (2019), seseorang dengan trust issue lebih rentan mengalami depresi, kecemasan, permasalahan terkait dengan kelekatan (attachment issue) hingga mengalami post traumatic stress (PTSD).
Dari beberapa hal di atas, bisa kita lihat bahwa adanya trust issue menjadi salah satu alasan banyak anak muda menunda pernikahan. Hal tersebut berdampak karena adanya bentuk pertahanan diri secara tidak sehat pada fisik serta mental anak muda. Selain itu cenderung membebani diri mereka sendiri.
Akankah Menyebabkan Krisis Generasi ?
Berkaca pada kasus yang sekarang ramai seperti di Jepang, di mana Jepang saat ini sedang terancam kepunahan karena generasinya yang berkurang dan terancam menjadi negara yang kosong.
Seperti yang saya dari Republika.com, mengenai hasil survei dari Jepang menyatakan 17,3 persen pria. Sedangkan 14,6 persen perempuan yang berusia antara 18 dan 34 tahun mengatakan tidak berniat untuk menikah. Bahkan memilih untuk tidak memiliki anak.
Hilangnya kepercayaan kaum muda pada pernikahan, akan berdampak buruk bagi keberlangsung kehidupan berbangsa. Karena jika seluruh anak muda menunda pernikahan, bahkan tidak ingin menikah, maka akan terancam punahnya keturunan suatu negara tersebut. Jika hal tersebut terus terjadi, suatu negara akan kehilangan generasinya.
Begitupun dengan Indonesia, jika semakin banyak anak muda yang terpengaruh dengan kasus trust issue. Maka sangat mengkhawatirkan akan semakin banyak anak muda menunda pernikahan. Yang mana hal tersebut akan berdampak pada berkurangnya generasi mungkin saja akan terjadi krisis generasi.
Solusi mengatasi Trust Issue
Beberapa hal bisa kita coba sebagai bentuk ikhtiar dalam mengatasi masalah kepercayaan atau trust issue. Adapun solusi yang bisa kita tawarkan di antaranya dengan memahami konsep kepercayaan, menjalin komunikasi dengan baik dan meningkatkan kepercayaan. []