Mubadalah.id – Pada pembukaan simposium Festival Beda Setara, atau Best Fest Gusdurian Kamis, 14 November 2024, seluruh orang yang hadir dalam ruangan convention hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza.
Menyanyikan secara bersama-sama lagu Indonesia Raya 3 stanza ini kali ke empat saya melakukannya. Pertama saat Kongres Koalisi Perempuan Indonesia di Surabaya 2020 silam. Lalu di kegiatan bersama Fahmina Institute di Cirebon, dan kegiatan Rahima di Bandung. Terakhir, dalam pembukaan simposium Best Fest Gusdurian yang baru saja berakhir pekan kemarin.
Seperti yang sudah-sudah, ada rasa yang tak mampu saya bahasakan ketika lirik lagu sudah sampai pada stanza 2 hingga ke lirik stanza 3. Ternyata tak hanya saya, tiba-tiba suara satu ruangan yang mulanya bergemuruh tetiba senyap.
Tenggorokan kami seakan tercekat, menyadari bahwa betapa tanah air Indonesia yang kaya raya, dan telah kita tinggali selama ini telah memberi banyak, lebih dan lebih, sehingga tanpa sadar kekayaan alam yang tersimpan di dalamnya perlahan mulai hilang. Dieksploitasi terus menerus atas nama kemajuan dan pembangunan.
Lirik Lagu Indonesia Raya 3 Stanza
Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Di sanalah aku berdiri,
Jadi pandu ibuku.
Indonesia kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku,
Hiduplah neg’riku,
Bangsaku, Rakyatku, semuanya,
Bangunlah jiwanya,
Bangunlah badannya,
Untuk Indonesia Raya.
II
Indonesia, tanah yang mulia,
Tanah kita yang kaya,
Di sanalah aku berdiri,
Untuk s’lama-lamanya.
Indonesia, tanah pusaka,
P’saka kita semuanya,
Marilah kita mendoa,
Indonesia bahagia.
Suburlah tanahnya,
Suburlah jiwanya,
Bangsanya,
Rakyatnya, semuanya,
Sadarlah hatinya,
Sadarlah budinya,
Untuk Indonesia Raya.
III
Indonesia, tanah yang suci,
Tanah kita yang sakti,
Di sanalah aku berdiri,
N’jaga ibu sejati.
Indonesia, tanah berseri,
Tanah yang aku sayangi,
Marilah kita berjanji,
Indonesia abadi.
S’lamatlah rakyatnya,
S’lamatlah putranya,
Pulaunya, lautnya, semuanya,
Majulah Neg’rinya,
Majulah pandunya,
Untuk Indonesia Raya.
Refrain
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Tanahku, neg’riku yang kucinta!
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raya.
Makna di Balik Lirik Lagu Indonesia Raya
Melansir dari laman Kemendikbud, stanza pertama “Indonesia Raya” menggarisbawahi lirik “Marilah kita berseru, Indonesia bersatu” yang ditulis sebagai makna penyemangat.
Selain itu, kalimat tersebut juga seruan bagi Indonesia yang saat itu belum merdeka untuk bersatu meraih kemerdekaan Indonesia. “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya” pada stanza pertama pada awalnya tidak ditulis demikian.
Sebelumnya, lirik tersebut tertulis “Bangunlah badannya, bangunlah jiwanya” yang kemudian diganti atas usul Ir. Soekarno mengacu pada pendapatnya “tak akan bangun raga seseorang, jika jiwanya tidak terlebih dahulu bangun. Hanya seorang budak yang badannya bangkit namun jiwanya tidak”.
Makna pada Stanza 2 dan 3
Pada stanza kedua, lirik yang ditekankan adalah “Marilah kita mendoa, Indonesia bahagia”. Kalimat tersebut memendam landasan spiritual dengan selalu mendoakan Indonesia agar senantiasa menjadi negara yang bahagia.
Lirik selanjutnya berbunyi “Sadarlah budinya, sadarlah hatinya”, bermakna masyarakat Indonesia yang senantiasa memiliki budi dan hati yang baik.
Stanza terakhir, tertulis sumpah dan amanat agraria yang diselipkan di dalam lirik “Indonesia Raya”.
Lirik tersebut adalah “Marilah kita berjanji, Indonesia Abadi”, sementara amanat agraria terdapat dalam lirik “Slamatlah Rakyatnya, Slamatlah Putranya, Pulaunya, Lautnya, Semuanya”.
Makna agraria yang dimaksud dalam lirik tersebut tidak terbatas dengan tanah Indonesia, melainkan seluruh yang terkandung dalam Indonesia meliputi tanah, laut, hingga luar angkasanya.
Lirik dan notasi lagu “Indonesia Raya” pertama kali dimuat di surat kabar Sin Po edisi 10 November 1928, selang 13 hari setelah perhelatan Kongres Pemuda II di mana lagu tersebut pertama kali dinyanyikan.
Pentingnya Mempopulerkan Lagu Indonesia Raya 3 Stanza
Kata-kata adalah kekuatan, di mana dalam setiap kata menyimpan makna dan bernyawa. Kata-kata dalam lagu Indonesia Raya 3 stanza ini telah berhasil mengantarkan bangsa Indonesia menjemput kemerdekaannya di tahun 1945.
Jelang 80 tahun kemerdekaan Indonesia, penting bagi kita untuk mempopulerkan kembali Lagu Indonesia Raya 3 Stanza. Sehingga setiap kegiatan resmi di lembaga manapun, baik pemerintah maupun non pemerintah, wajib menyanyikannya secara bersama. Lantang, dan menggema, menggetarkan setiap jiwa manusia Indonesia.
Di tengah krisis iklim, krisis lingkungan, anak-anak yang terlantar dan putus sekolah. Lalu bayang-bayang kekerasan yang menghantui perempuan dan kelompok rentan, lagu Indonesia Raya 3 Stanza menjadi pengingat bahwa kesadaran tentang ke Indonesia-an kita harus terus terbangun.
Setidaknya kita tidak mengabaikan kelompok yang berbeda, atau kawan-kawan dari kelompok minoritas dan rentan, setidaknya kita semakin menebalkan rasa kepedulian, empati dan simpati pada mereka yang miskin, papa, dan tak berdaya. Setidaknya kita tak lagi malu mendaku diri sebagai rakyat Indonesia. []