• Login
  • Register
Selasa, 15 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Simposium Beda Setara Jaringan GUSDURian Resmi Dibuka

Simposium ini, kata Jay, menghadirkan tokoh agama, praktisi KBB, dan civitas akademika untuk merumuskan strategi baru serta rekomendasi bagi penguatan gerakan KBB di Indonesia

Redaksi Redaksi
14/11/2024
in Aktual
0
Simposium Beda Setara

Simposium Beda Setara

840
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Simposium Best atau Beda Setara Jaringan GUSDURian tahun 2024 secara resmi dibuka di Convention Hall Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Pembukaan simposium Beda Setara tersebut ditandai dengan alunan angklung yang dimainkan oleh Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Alissa Wahid, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Ahmad Zainul Hamdi, Rektor UIN Sunan Kalijaga Noorhaidi Hasan.

Kemudian, hadir juga Koordinator Seknas Jaringan GUSDURian Jay Akhmad, Kepala Bidang dan Ketua Tim HDI KUB Kanwil Kemenag DIY Nur Ahmad Ghozali, Ketua PWNU DIY KH Ahmad Zuhdi Muhdlor, serta sejumlah tokoh agama dan kepercayaan.

Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian, Jay Akhmad menyampaikan bahwa simposium ini bertujuan memperjuangkan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) sebagai hak konstitusi yang harus dijamin, tidak hanya dalam bentuk harmonisasi semata.

Simposium ini, kata Jay, menghadirkan tokoh agama, praktisi KBB, dan civitas akademika untuk merumuskan strategi baru serta rekomendasi bagi penguatan gerakan KBB di Indonesia.

Baca Juga:

Penting Mempopulerkan Kembali Lagu Indonesia Raya 3 Stanza

Festival Beda Setara Siapkan Bioskop Rakyat, Hadirkan Film-Film Keberagaman dan Toleransi

Para Ahli Berkumpul di Yogyakarta, Diskusikan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Simposium Best

4 Perempuan Hebat ini Akan Hadiri Simposium Best Jaringan GUSDURian

“Kami meyakini ini menjadi salah satu upaya bagaimana isu KBB harus terus dikampanyekan, dibicarakan banyak orang,” ujarnya.

Acara ini semoga dapat menjadi ruang untuk memperdalam, memperluas, dan memperkuat jaringan gerakan KBB. “Ada tiga hal yang kami lakukan: memperdalam di tingkatan basis, memperluas di tingkatan jejaring, dan memperkuat di level kebijakan,” paparnya.

Nilai yang Lekat dengan UIN Sunan Kalijaga

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Noorhaidi, menyatakan bahwa semangat “Beda Setara” yang Jaringan GUSDURian gagas telah menjadi nilai yang lekat dengan UIN Sunan Kalijaga.

“Ketika gagasan penyelenggaraan ini menyampaikan kepada saya, saya langsung menyambut baik dan mendukung 100 persen penyelenggaraan ini. Karena DNA UIN Sunan Kalijaga adalah Beda Setara,” jabar dia.

Sementara itu, Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid menyampaikan bahwa urgensi menggaungkan isu KBB di ranah publik. Ia menyebut, gagasan Bhineka Tunggal Ika belum sepenuhnya tercermin dalam perlindungan hak beragama bagi seluruh warga negara.

“Kita selalu membanggakan slogan Bhineka Tunggal Ika, namun realitanya pemenuhan hak beragama belum merata. Dengan simposium ini, kita berharap dapat mempertajam strategi untuk mencapai pemenuhan hak warga negara yang utuh,” tegasnya.

Acara pembukaan berlanjut dengan penandatanganan MoU Tri Dharma antara UIN Sunan Kalijaga dan Yayasan Bani KH Abdurrahman Wahid.

Simposium ini kemudian berlanjut dengan diskusi tematik sesi 1 tentang “Kebebasan Beragama Berkeyakinan: Janji Konstitusi dan Silang Sengkarut Kebijakan” yang membuka dialog mengenai berbagai tantangan KBB. Diskusi berlanjut ke sesi 2, “Suara Komunitas: Perjuangan Menuntut Hak”.

Kemudian diskusi ini akan berlanjut pada Jumat (15/11/2024) dengan sesi 3. Sesi berikutnya mengeksplorasi “Persilangan Ketidakadilan: Kebebasan dan Isu Sosial Kritis”. Lalu lanjut dengan diskusi paralel tiga komisi yang akan mengidentifikasi terobosan baru dalam isu KBB.

Rangkaian diskusi dalam simposium menghadirkan sejumlah narasumber seperti Inayah Wahid, Asfinawati, dan Dewi Candraningrum. Lalu ada juga Ihsan Ali Fauzi, Beka Ulung Hapsara, MY Esti Wijayati, Ahmad Zainul Hamdi, Pdt. Natael Hermawan, Imam Maliki, Firdaus Mubarik, Dian Jennie Cahyawati, Suaib Prawono, Andreas Harsono, Mayadina R. Musfiroh, dan Iklilah Muzayyanah.

Simposium ini nantinya akan menghasilkan rekomendasi untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan hak beragama dan berkeyakinan di Indonesia. []

Tags: Beda SetarabukaJaringan GusdurianSimposium Best
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Krisis Ekologi

    Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ronggeng Dukuh Paruk dan Potret Politik Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi
  • Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman
  • Jihad Perempuan Melawan Diskriminasi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID